Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengalaman Puasa Perdana di Australia, Adaptasi Waktu dan Lingkungan yang Mendukung

KOMPAS.com - Menjalani ibadah puasa Ramadhan pertama kali di negara asing umumnya membutuhkan adaptasi. Namun, sebagai salah satu negara dengan tingkat keragaman tinggi, berpuasa di Australia juga memiliki kemudahan tersendiri.

Nadhira Aisyah Arrin, akrab disapa Arrin, membagikan cerita pengalaman puasa perdananya di Australia, tepatnya di Melbourne, ibu kota negara bagian Victoria.

Perempuan asal Jakarta berusia 22 tahun ini baru mulai menempuh pendidikan S2-nya di jurusan Media Communication, The University of Melbourne.

Terhitung baru tiga bulan menginjakkan kaki di Negeri Kangguru, ia mengakui kesulitan kecil saat puasa di Melbourne adalah karena waktunya yang sering berubah.

  • 5 Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan Ketika Mengunjungi Melbourne
  • 5 Restoran yang Tak Boleh Terlewat di Melbourne

"Di sini ada namanya Daylight Saving Time (DST). Jadi waktunya bertambah karena winter (musim dingin), siangnya lebih pendek. Misalnya pas bulan Maret, waktu Isya bisa jam 10 malam, padahal kalau tidak DST, waktu Isya jam 8," kata Arrin kepada Kompas.com.

Akibat pergeseran waktu saat Daylight Saving Time yang tidak menentu tersebut, dirinya pernah mengalami kejadian melewatkan waktu sahur.

Arrin menjelaskan, tanggal 2 April 2022 saat ia mulai berpuasa, DST masih berlaku, sehingga azan subuh adalah pukul 6 pagi dan maghrib pukul 7 malam.

Namun, DST berakhir pada tanggal 3 April 2022 yang artinya waktu sahur dan berbuka hampir sama dengan di Indonesia, yaitu subuh pukul 5 pagi dan maghrib pukul 6 petang.

"Di tanggal 3 itu, aku sempat salah waktu. Jadi harusnya selesai sahur jam 5 pagi, aku kira masih sampai jam 6. Jadi aku udah selesai makan jam setengah 6, eh baru sadar," ujarnya sembari tertawa kecil.

Oleh karena itu, ia banyak menggunakan bantuan aplikasi, seperti Muslim Pro, untuk mengetahui jadwal masing-masing waktu sahur, berbuka, dan waktu shalat lainnya.

"Biasanya dari Muslim Centre mereka nyebarin selebaran jadwal Imsak. Jadi selain aplikasi, aku pakai itu juga. Jadi mencocokkan yang waktunya lebih dekat sama kertas tadi," jelas Arrin.

Mudahnya berpuasa di Australia

Namun, di luar dari persoalan waktu, Arrin merasa menemukan cukup banyak kemudahan dan kebersamaan selama Ramadhan di sana.

Dari segi menyiapkan makanan sahur dan berbuka puasa, misalnya, ia mengatakan bahwa di Melbourne cukup banyak tempat yang menyediakan makanan halal, meski tidak semurah Indonesia.


"Kalau dibandingin sama Indonesia, memang enggak segampang dan semurah itu. Tapi cukup muslim friendly, dari segi makanan lebih gampang ditemuin. Lebih aman, yang halal banyak, hewan-hewan enggak dimasukin sembarangan," kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sebelum Ramadhan tiba, dirinya telah mengantisipasi dengan membeli bahan-bahan makanan.

Namun menurut dia, bahan tersebut belum habis digunakan karena cukup banyak masjid atau lembaga muslim yang menyediakan hidangan buka bersama.

"Jadi habis iftar, sering bungkusin makanan atau dari masjid udah disiapin paketnya. Satu kotak bisa buat beberapa kali makan. Kalau bukber paling weekend," tuturnya.

Perempuan yang tinggal di apartemen bersama beberapa temannya ini juga terkadang melakukan buka puasa bersama. Meski tidak semuanya berpuasa, mereka bersedia untuk menemani Arrin berbuka puasa.

Jika masak bersama, biaya yang dikeluarkan akan lebih murah, misalnya mulai dari 10 dollar Australia (sekitar Rp 107.000) untuk beberapa kali makan.

Sementara itu, biaya untuk delivery atau makan di tempat mulai dari 15-30 dollar Australia (Rp 160.000-Rp 321.000). 

  • Cerita Pengunjung Soal Suasana Indonesia di Tiger Trek Taronga Zoo Australia
  • Beberapa Wilayah Australia Mulai Longgarkan Protokol Kesehatan dan Masker

Tak hanya itu, kemudahan juga ia rasakan dari kampusnya. Arrin menjelaskan bahwa dengan mendaftarkan diri, mahasiswa yang berpuasa bisa mendapatkan makanan berbuka gratis pada hari tertentu dengan kuota khusus.

Lalu, untuk ibadah shalat Tarawih selama bulan Ramadhan, ia biasanya pergi menuju mushala kampus yang jaraknya tidak jauh dari apartemen. 

Ia mengatakan jika sedang memiliki banyak waktu luang, ia akan pergi ke masjid yang lebih besar di tengah kampus atau surau berisi komunitas orang-orang Indonesia. 

"Ada juga surau yang suasananya memang seperti di Indonesia. Sekitar 7 kilometer dari apartemenku, 30 menitan. Di sana ceramahnya pakai bahasa Indonesia, lalu ditranslate pakai bahasa Inggris," kata Arrin. 

Merasakan lingkungan dan teman-teman yang mendukung

Arrin yang sebelumnya menjalani kuliah S1 di Jepang mengatakan bahwa kebersamaan berpuasa di tengah lingkungan Australia lebih terasa. 

Salah satu alasannya, menurut dia, yakni karena komunitas Muslim di Melbourne lebih banyak dan beragam, tidak hanya mayoritas berasal dari Indonesia. 

"Sekarang merasa lebih bareng-bareng karena orang yang berpuasa lebih banyak. Sering ditanyain sama orang-orang yang baru kenal 'How's your Ramadhan?', jadi berasa lebih diperhatikan".

Ia melanjutkan, masyarakat setempat juga lebih beragam dan toleransinya tinggi. Jika di Jepang kebanyakan yang berpuasa adalah orang Indonesia, maka di melbourne banyak orang Arab yang juga berpuasa.

Bahkan, dukungan selama puasa tersebut ia rasakan salah satunya dari pihak kampus. Ia mengatakan, salah seorang dosennya yang beragama Islam sering menanyakan kabar saat Ramadhan. 

"Dosenku juga menginformasikan kalau ada kemudahan mengerjakan tugas selama Ramadhan. Jadi ada ketentuan khusus yang diakomodasi kampus, bukan hanya saat puasa dan bagi Muslim, tapi kondisi tertentu misalnya terkait budaya atau olahraga, ada keringanan," ia menerangkan.

Selain itu, menurutnya Pemerintah Australia cukup banyak menyediakan restoran halal dan ramah Muslim. 

"Kalau restoran (halal) di negara lain identiknya sama Turki atau India. Sedangkan di sini lebih banyak variasi restoran halal dari Korea, Thailand, dan lainnya," pungkas Arrin. 

https://travel.kompas.com/read/2022/04/14/160400427/pengalaman-puasa-perdana-di-australia-adaptasi-waktu-dan-lingkungan-yang

Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke