Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menjelajahi Museum di Tengah Kebun, Lihat Koleksi Kuno Ratusan Tahun

KOMPAS.com - Letaknya yang seolah tersembunyi, membuat Museum di Tengah Kebun belum banyak diketahui masyarakat luas. 

Museum yang menyimpan koleksi milik pribadi ini berada di Jalan Kemang Timur Nomor 66, Jakarta Selatan.

Tidak seperti museum kebanyakan, Museum di Tengah Kebun tidak memasang papan besar sebagai penanda yang mencolok mata. Alih-alih, berdiri gerbang kayu besar yang seperti menutupi bagian dalam museum, dan hanya ada tulisan sebagai penanda di tembok sebelah kanan dan kiri.

Untuk masuk ke museum, pengunjung harus melakukan reservasi minimal dua hari sebelum hari kunjungan. Caranya dengan mendaftarkan diri melalui formulir di media sosial, lalu memilih antara dua sesi pada hari Sabtu atau Minggu.

Sebagai informasi, pengunjung tidak dikenakan biaya apapun untuk berkeliling museum.

Saat berkeliling, pengunjung akan digabung dalam satu rombongan berisi lima hingga 12 orang per sesi, yang dipandu oleh seorang tour guide.

Lantas, seperti apa isi Museum di Tengah Kebun?

Masuk ke Museum di Tengah Kebun

Kompas.com berkesempatan mengunjungi Museum di Tengah Kebun bersama 10 pengunjung lainnya, pada Minggu (22/2/2022).

Ternyata, dari balik gerbang kayu besar, terdapat jalanan kebun sepanjang kira-kira 60 meter yang harus dilewati, sebelum mencapai bangunan utama.

Kemudian, sebelum masuk ke dalam banguna, pengunjung diminta menyimpan tas maupun benda bawaan lainnya di loker. Serta, mengganti alas kaki dengan sendal khusus yang telah disediakan.

Untuk diketahui, awalnya bangunan Museum di Tengah Kebun merupakan rumah sang pemilik yang bernama Sjahrial Djalil, seorang pengusaha dan tokoh periklanan Indonesia.

Namun, pada tahun 2009, ia mengesahkan tempat ini sebagai museum, melalui notaris.

Dari pintu bangunan utama, sudah terlihat berbagai barang-barang antik yang dikoleksi.

Seorang pemandu museum, Jodi, menjelaskan asal mula dan sejarah benda-benda tersebut.

“Tata letak benda-benda di sini diatur sesuai keinginan Pak Djalil ya. Jadi memang sesuka beliau saja menatanya,” terang Jodi.

Menurutnya, terdapat sekitar 4.000 buah benda koleksi yang dimiliki oleh Pak Djalil. Meski tidak semuanya dipajang, karena sebagiannya lagi hanya disimpan di dalam gudang.

Pengunjung dapat melihat berbagai barang antik berusia ratusan tahun di tiap sudut rumah.

Di antaranya lukisan, arca, patung, wayang, topeng, meja, kursi, lemari, tombak, perhiasan, alat makan, lampu, vas bunga, hiasan meja, dan hiasan dinding.

Semua koleksi ditata dengan apik, dilengkapi label informasi berupa nama dan tahun pembuatan barang.

“Barang-barang ini banyak didapatkan Pak Djalil setelah bepergian dari luar negeri, maupun lelang. Bapak mulai mengumpulkan barang sudah sekitar 40 tahunan, dari usia 30-an tahun,” terang Jodi.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (13/10/2022), 90 persen barang-barang sejarah didapatkan di Balai Lelang di berbagai kota di Eropa, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Australia.

Sehingga, semua koleksi yang dimilikinya berasal dari 63 negara dan 21 provinsi di Indonesia.

Usia benda-benda tersebut juga sangat beragam. Mulai dari peninggalan abad ke-7 Masehi, hingga koleksi tertua yakni kerang dari masa Jurassic, atau 230 juta tahun Sebelum Masehi.

Tak hanya koleksi benda antik, beberapa material bangunan rumah Djalil juga berasal dari masa lampau.

Di antaranya, batu bata dari pembongkaran gedung-gedung tua di Pasar Ikan, ternyata merupakan bangunan VOC berusia 400 tahun.

Lalu ada juga engsel pintu yang berasal dari bekas penjara wanita di Bukit Duri pada abad ke-18.

Kecintaan terhadap sejarah yang tak terhingga nilainya

Menurut Jodi, Djalil sangat menyukai sejarah dan tertarik pada benda-benda kuno sejak masih muda dulu.

Djalil juga ingin pengunjung mempelajari peradaban manusia pada masa lalu, sehingga ia sengaja menjadikan rumah dan koleksinya dibuka untuk umum.

“Arca ini milik seorang bule, ditukarkan oleh Pak Djalil dengan apartemen pemandangan laut miliknya di Australia. Demi dapat arca ini,” ujar Jodi menunjuk salah satu arca berukuran cukup besar di halaman rumah.

Tak hanya itu, masing-masing benda memiliki cerita perjuangannya sendiri.

Mengakhiri tur keliling Museum di Tengah Kebun

Setelah sekitar 1,5 jam berkeliling museum dan mengagumi keindahan berbagai koleksi, pengunjung diperkenankan beristirahat di gazebo di tengah kebun.

Area luar ruangan hijau seluas 3.500 meter persegi ini juga menjadi tempat bagi pengunjung yang ingin berfoto-foto.

Kompas.com pun bersantai sambil mengisi dahaga dengan air putih dingin yang disediakan pihak museum.

Selain kebun dengan aneka tamanan dan pepohonan, pengunjung bisa melihat kolam renang di area ini.

Pengunjung juga dapat berziarah di makam Sjahrial Djalil yang berada di pinggir kebun.

“Beliau wafat tahun 2019, memang berpesan ingin dimakamkan di sini, meski sebenarnya sudah disediakan tempat di Tanah Kusir,” kata Jodi.

https://travel.kompas.com/read/2022/05/23/091836527/menjelajahi-museum-di-tengah-kebun-lihat-koleksi-kuno-ratusan-tahun

Terkini Lainnya

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke