Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sampah Makanan Industri Pariwisata Capai 2 Kali Berat Badan Manusia

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyoroti beberapa isu yang diangkat dalam Presidensi G20, salah satunya pengelolaan food waste di industri pariwisata. 

Menurut Sandiaga, jumlah makanan mubazir (food waste) dari industri pariwisata Indonesia cukup besar, dan jika ditotal bisa mencapai dua kali berat badan manusia. 

"Makanan makanan yang mubazir di industri pariwisata terutama dipicu oleh buffet, prasmanan, dan lain sebagainya. Kalau disatukan, kira-kira dua kali lebih berat daripada berat badan kita," kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing secara hybrid, Senin (18/7/2022).

Menparekraf memberi contoh, jika seseorang memiliki berat 75 kilogram, maka dalam setahun ia berpotensi menghasilkan makanan mubazir atau sampah makanan sebanyak 150 kilogram.

"Nah, ini tentunya jadi PR kita, karena dengan kita membuang makanan ini, banyak saudara-saudara kita yang masih menghadapi kelaparan, kemiskinan, tetapi ini juga menyumbangkan emisi karbon," tutur Sandiaga. 

Oleh karena itu, pihaknya menginisiasi 45 strategi yang dikelompokkan ke dalam lima kebijakan strategi yang akan diterapkan di seluruh industri pariwisata Indonesia, terkait persoalan food waste. 

Strategi tersebut mencakup perubahan perilaku, pembenahan penunjang sistem pangan, pemanfaatan dari makanan yang tidak termakan, mengatur tata kelola sampah, dan juga menurunkan jejak karbon. 


Upaya kurangi jejak karbon sektor pariwisata

Berkaitan dengan isu tadi, Sandiaga mengatakan pihaknya telah menyiapkan carbon offset calculator yang bertujuan meminimalkan emisi karbon dan rekam jejak karbon manusia. 

Bahkan, ia berencana membuat para delegasi peserta G20 yang terbang jauh-jauh dari misalnya Amerika atau Eropa, bisa ikut mengganti jejak karbon yang mereka hasilkan setibanya di Indonesia. 

"Misalnya penerbangan dari New York menuju Bali, itu mengunakan kelas ekonomi, harus menanam 35 pohon. Nah, nanti ini kita terjemahkan berapa jumlah dollar AS atau rupiah yang harus dikontribusikan untuk menanam bakau, pohon, ataupun merestorasi terumbu karang," terangnya.

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan, wisatawan ataupun masyarakat umum juga bisa menghitung sendiri jejak karbon masing-masing. 

  • 4 Cara Mengurangi Jejak Karbon Saat Berwisata
  • 10 Negara Penyumbang Emisi Karbon Terbesar, Indonesia Kelima

Salah satunya, dengan cara memanfaatkan layanan carbon offset calculator yang telah disediakan oleh Indonesia Travel bekerja sama dengan Jejak.in

Menparekraf menuturkan, siapapun dapat mengecek jumlah carbon footprint yang mereka hasilkan, misalnya dengan cara mengisi data informasi pesawat yang digunakan dan kota yang dituju. 

Kemudian, setelah hasilnya dihitung dan dikonversikan, akan tertera jumlah pohon yang harus ditanam atau biaya yang dikeluarkan, sesuai jumlah carbon footprint sebelumnya. 

Jika bersedia untuk menanam sendiri, orang tersebut bisa mencari pohon dan lokasi penanamannya secara mandiri.

Adapun jika ingin menanam pohon pada layanan yang ada, kata Sandiaga, sudah tertera detail informasi hutan-hutan di daerah yang akan ditanami, salah satunya di Desa Pemutaran, Buleleng, Bali,

"Uangnya tidak ke pemerintah, tapi akan dikelola oleh lembaga yang akan menangani langsung di destinasi. Baik itu bakau, pohon lain, atau menanam terumbu karang," pungkasnya. 

https://travel.kompas.com/read/2022/07/19/103100027/sampah-makanan-industri-pariwisata-capai-2-kali-berat-badan-manusia-

Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke