Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Punya Awal Tahun Sama, Kalender Hijriah dan Jawa Ternyata Beda

KOMPAS.com - Hari ini, Sabtu (30/7/2022) merupakan tahun baru kalender Hijriah, yaitu 1 Muharram 1444 Hijriah. Tahun baru Hijriah tersebut bersamaan dengan tahun baru kalender Jawa, yakni 1 Suro 1956. 

Sebagian masyarakat kerap keliru memahami bahwa penanggalan Hijriah sama dengan penanggalan Jawa. Namun ternyata kedua kalender tersebut berbeda, meskipun memiliki awal tahun yang sama. 

Berikut perbedaan kalender Hijriah dan Jawa seperti dihimpun Kompas.com. 

Sejarah kalender Jawa 

Sebelum mengulas perbedaan kalender Hijriah dan Jawa, terlebih dulu kita perlu memahami asal usul penanggalan Jawa. 

Peneliti Sastra dan Budayawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Dr. Sunu Wasono mengatakan, penanggalan Jawa muncul pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram.

Penanggalan Jawa tersebut, lanjutnya, menggabungkan konsep penanggalan Hijriah dan Saka. Untuk diketahui, kalender Saka merupakan penanggalan yang digunakan oleh umat Hindu di India sejak 78 masehi, termasuk penganut Hindu di Indonesia. 

“(Kalender Jawa) Gabungan dari tahun Saka dan Islam, kalau dirunut bermula dari Sultan Agung (Sultan Agung Hanyokrokusumo), dan itu dianggap sebagai sebuah keberhasilan karena memadukan dua tradisi besar, yaitu Islam dan Saka menjadi tahun Jawa,” terangnya kepada Kompas.com, Jumat (30/7/2022).  

Dengan penyatuan tersebut, Sultan Agung ingin agar posisi Kerajaan Mataram semakin kuat di hadapan Belanda. Untuk merangkum semua kepentingan masyarakat, maka sistem penanggalan baru dibuat dengan menggabungkannya dengan kalender Hijriah dan kalender Saka, menjadi kalender Jawa.

Perbedaan kalender Hijriah dan Jawa

Dengan asal usul kalender Jawa tersebut, maka dapat dipastikan bahwa kalender Hijriah dan Jawa adalah dua hal yang berbeda. Meskipun, keduanya memiliki awal tahun yang sama. 

Lantas, timbul pertanyaan mengapa kalender Hijriah dan Jawa memiliki permulaan tahun yang sama, padahal berbeda? 

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (12/9/2018), nama bulan dan jumlah hari dalam kalender Jawa memang berdasarkan pada sistem kalender Hijriah. Tak heran, jika keduanya memiliki sejumlah kemiripan. 

Sunu menambahkan, penetapan tersebut tidak lepas pengaruh Kerajaan Mataram Islam kala itu yang merupakan salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa. 

“Penyebaran Islam di Jawa tidak terlepas dari peran istana, sehingga raja itu juga yang mengatur agama. Jadi, ketika Islam dianggap bagian dari budaya Jawa, akhirya ditetapkan seperti itu (kalender Jawa berdasarkan kalender Hijriah),” jelasnya.  

Namun demikian, bukan berarti pengaruh kalender Saka lantas hilang. Mengutip Kompas.com, (12/9/2018), kalender Jawa tetap mempertahankan angka tahun pada kalender Saka. 

Oleh sebab itu, kalender pertama Jawa bukan 1 Sura tahun 1 Jawa, melainkan 1 Sura tahun 1555 Jawa, yang mengacu pada tahun Saka. 

Sunu menambahkan, corak kalender Saka pada penanggalan Jawa adalah perhitungan hari meliputi pahing, pon, wage, kliwon, dan legi. Sebagian masyarakat Jawa, masih meyakini perhitungan hari tersebut memengaruhi sejumlah kegiatan atau hajat besar. 

“Misalnya, satu Suro orang tidak boleh membangun rumah, tidak boleh menikah, karena tidak cocok dalam perhitungan Jawa. Sampai sekarang, di sejumlah daerah masih berlaku perhitungan tersebut,” ujarnya. 

Kalender Hijriah dan Jawa memiliki sejumlah perbedaan. Jumlah hari pada sistem kalender Jawa telah ditentukan, yaitu 30 hari untuk bulan ganjil dan 29 hari untuk bulan genap. 

Ini berbeda dengan sistem kalender Hijriah, di mana awal dan akhir bulan ditentukan dengan fenomena hilal atau penampakan bulan baru. 

Selain itu, permulaan perhitungan kalender Hijriah dan Jawa pun berbeda. Kalender Hijriah dimulai dari 1 Muharram 1 Hijriah yang mengacu pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan umat Islam dari Mekkah ke Madinah. 

Sementara, kalender Jawa dimulai dari 1 Suro 1555 yang merupakan penggabungan dari kalender Saka. Oleh sebab itu, tahun pada kalender Hijriah dan kalender Jawa pun berbeda. 

https://travel.kompas.com/read/2022/07/30/184100727/punya-awal-tahun-sama-kalender-hijriah-dan-jawa-ternyata-beda

Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke