KOMPAS.com - Sebuah rumah kuno yang terletak di jantung Kota Bengkulu, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Di rumah tersebut Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno (Bung Karno) diasingkan sejak 1938 hingga 1942.
Rumah bekas kediaman Bung Karno ini merupakan bangunan cagar budaya yang dikelilingi oleh pagar dengan halaman luas.
Mengutip laman Asosiasi Museum Indonesia, rumah yang dibangun pada awal abad ke-20 itu memiliki luas bangunan 162 meter persegi. Dindingnya polos dan pintu masuk utama berdaun ganda, begitu pula dengan jendela.
Rumah tersebut memiliki atap berbentuk limas. Bangunan utama terletak di tengah halaman, sedangkan paviliunnya ada di belakang bangunan induk.
Adapun struktur bangunan, terdiri dari teras, ruang tamu, beberapa kamar, dan teras belakang. Terdapat pula sejumlah jendela kaca besar yang menghias seluruh sisi rumah.
Di sisi kanan rumah terdapat tiga ruangan dan di sisi kiri terdapat dua kamar tidur. Pada bagian belakang rumah ada sebuah beranda, yang di sebelah kanannya terdapat bangunan lima petak, termasuk kamar mandi, sedangkan yang lainnya berfungsi sebagai gudang dan dapur.
Di dalam rumah pengasingan tersimpan beberapa benda peninggalan Bung Karno, dari benda asli hingga benda tiruan yang menjadi saksi bisu sang Proklamator dalam menyusun strategi-strategi perjuangan selama ia diasingkan.
Saat mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno pada Rabu (03/08/2022), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan, ada banyak cerita dan ilmu yang bisa diambil dari rumah tersebut.
Sebab, selama masa pengasingan di sana, Bung Karno meninggalkan banyak jejak sejarah perjuangan Indonesia.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengemasan narasi sejarah yang kuat agar menjadi daya tarik bagi wisatawan saat mengunjungi Bengkulu, khususnya Rumah Bekas Kediaman Bung Karno.
Di sana, ada pula mitos unik yang bisa dikemas, seperti cerita sumur tua di Rumah Bekas Bung Karno yang konon dipercaya bisa membuat awet muda. Menparekraf pun turut menjajalnya.
"Wisata sejarah jangan pernah kita lupakan. Seperti halnya rumah pengasingan Bung Karno yang memiliki banyak nilai perjuangan bangsa kita, itulah saya sempatkan mampir dan cuci muka di rumah pengasingan Bung Karno," kata Sandiaga, mengutip laman resmi Kemenparekraf, Rabu (03/08/2022).
Untuk diketahui, air dari Rumah Pengasingan Bung Karno ini adalah yang dibawa oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu ke Ibu Kota Negara (IKN) beberapa waktu lalu saat acara penyatuan tanah dan air.
Air dari rumah tersebut dinilai sebagai simbol daerah sekaligus tempat bersejarah, seperti dikutip dari Kompas.com (12/03/2022).
“Kami akan berkoordinasi dalam melaksanakan pola perjalanan di mana untuk Bengkulu dan Sumatra Selatan ini sebagai suatu kesatuan yang telah terintegrasi dengan infrastruktur agar menarik wisatawan lebih banyak lagi belajar tentang sejarah,” katanya.
https://travel.kompas.com/read/2022/08/04/121610527/rumah-pengasingan-bung-karno-di-bengkulu-saksi-bisu-perjuangan