Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Suku Abui di Alor NTT, Hidup Tanpa Listrik

KOMPAS.com - Di lereng sebuah bukit kawasan Alor Utara ada sebuah kampung adat yang dihuni oleh 14 kepala keluarga dari Suku Abui, bernama Desa Takpala.

Desa Adat Takpala merupakan kampung tradisional di kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Desa ini jauh dari kehidupan modern, bahkan masih mempertahankan prinsip turun-temurun dari nenek moyangnya untuk tidak menggunakan listrik.

Berikut sejumlah fakta menarik seputar masyarakat Suku Abui di Desa Takpala yang Kompas.com rangkum saat mengunjungi kampung adat ini dalam "Reward Trip Epson X Yayasan WWF Indonesia", Sabtu (27/08/2022).

Fakta Suku Abui di Alor, NTT

1. Hidup tanpa listrik

Suku Abui di Desa Adat Takpala hingga saat ini memutuskan hidup tanpa listrik. Dulunya untuk penerangan, orang tua menggunakan bambu kering yang diisi dengan buah jarak, lalu dibakar. Cara itu berlangsung cukup lama hingga minyak tanah dikenal oleh masyarakat setempat.

"Buah jarak dipakai sampai ada minyak tanah, hingga sekarang masih pakai minyak tanah, masyarakat Desa Adat Takpala memang tidak mau menggunakan listrik," kata Kepala Sanggar Desa Adat Takpala, Sipri kepada Kompas.com, Sabtu.

Sipri menambahkan, sebagian warga Desa Adat Takpala memang ada yang mempunyai ponsel. Namun, mereka harus pergi ke desa bawah yang ada di sekitar pantai untuk mengisi daya ponselnya.

Di kampung ini, terdapat 14 rumah adat tradisional atau rumah lopo Suku Abui yang dihuni satu keluarga di setiap rumah.

Secara keseluruhan, rumah Desa Adat Takpala terdiri atas empat macam rumah atau ruangan, yakni ruangan menerima tamu, rumah tempat memasak dan tidur, gudang penyimpanan jagung dan ubi, serta rumah sakral.

Rumah sakral ini berada persis di tengah kampung. Dua rumah tersebut tidak bisa dibuka sembarang orang,dan hanya boleh dimasuki oleh sub-suku Marang saja saat pembukaan lahan satu tahun sekali.

"Dua rumah di tengah adalah rumah sakral, tidak bisa dihuni, hanya dibuka satu tahun sekali saat ritual buka lahan," ujar Sipri.

Rumah satu dinamakan Kolwat (hitam) dan satunya Kanuruwat (putih). Sapri bercerita, menurut nenek moyang suku Abui, rumah Kolwat adalah rumah yang identik dengan hal-hal gelap dan jahat. Sementara rumah Kanuruwat dianggap sebagai rumah yang suci.

Adapun secara umum, ada tiga sub-suku Abui, yakni Kapitang, Marang, dan Awenni.

Selain Marang, dua sub-suku lainnya baru boleh memasuki rumah itu jika mereka adalah anak sulung dari masing-masing sub-suku.

Lalu, ada apa di dalam rumah sakral itu?

Di dalam kedua rumah ada peninggalan leluhur suku Abui, seperti moko (alat musik besi), periuk nenek moyang di zaman dahulu, dan tombak perang.

"Bahkan, jika atap rusak, kami tetap mempertahankan tradisi sejak dulu, kami akan cari alang-alang untuk memperbaiki, bukan menggantinya dengan seng," ujar Sipri.

4. Mata pencaharian dengan berkebun

Jika sebagian besar warga Alor menggantungkan hidupnya dari hasil laut, Suku Abui justru mencari nafkah dari hasil berkebun, seperti jagung dan ubi.

Di belakang perkampungan tampak lahan yang sudah ditanami. Meski begitu, setelah masa panen selesai, warganya akan berpindah mencari lahan baru untuk ditanami lagi.

Sedangkan para orang tua yang sudah tidak bisa berkebun akan membuat kerajinan sebagai suvenir untuk dijual kepada wisatawan di lokasi tersebut.

5. Dulu dijuluki "pemburu kepala manusia"

Konon, zaman dulu Suku Abui sangat mahir dalam berperang, sehingga mendapat julukan "pemburu kepala manusia".

Hal ini bisa dilihat dari perlengkapan baju perang yang digunakan saat menyambut tamu dengan tarian khas nya. Ada parang dan anak panah, yang digunakan penari laki-laki.

Namun, tidak perlu takut karena saat ini masyarakat Suku Abui justru hidup dengan berkebun dan sangat terbuka bagi siapa pun yang ingin berkunjung.

"Kampung ini terbuka untuk umum, siapa saja boleh masuk, untuk kontribusi saat mengisi buku tamu sukarela, tidak ada harga yang ditentukan," tutupnya.

https://travel.kompas.com/read/2022/08/28/103413827/5-fakta-suku-abui-di-alor-ntt-hidup-tanpa-listrik

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke