KOMPAS.com - Museum Taman Prasasti, Jakarta Pusat, dulunya adalah sebuah kompleks pemakaman Kebun Jahe Kober yang dikenal juga sebagai Kerkhof Laan.
Dilaporkan oleh Kompas.com, Senin (22/6/2020), pemakaman ini didirikan sejak tahun 1975, dan kemudian pada tahun 1977 berfungsi sebagai museum.
Koleksi yang ada di museum seluas satu hektar ini, antara lain batu nisan, peti jenazah, kereta jenazah, mausoleum (makam besar), dan beragam patung.
Berikut informasi seputar jam buka, rute, tiket masuk, dan aktivitas di Museum Taman Prasasti:
Jam buka dan tiket masuk Museum Taman Prasasti
Museum yang sebagian besar terdiri dari area outdoor (luar ruangan) ini buka pukul 09.00-15.00 WIB setiap hari, kecuali hari Senin.
Umumnya wisatawan memerlukan waktu lebih dari satu jam jika ingin menjelajahi seluruh area museum, serta mengamati koleksi batu nisan yang ada.
Harga tiket masuk ke Museum Taman Prasasti mulai dari Rp 5.000.
Meski lokasinya berjarak satu kilometer dari Istana Merdeka, namun Museum Taman Prasasti bisa dibilang jauh dari hiruk pikuk Ibu Kota.
Museum ini "diapit" oleh gedung Kantor Wali Kota Jakarta Pusat dan gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Alamat Museum Taman Prasasti adalah Jalan Tanah Abang I Nomor 1, Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat.
Bila wisatawan dari Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat, misalnya, maka bisa mengarahkan kendaraannya ke Jalan Medan Merdeka Barat dan belok kiri sedikit ke Jalan Majapahit.
Bila melihat gedung PT Perusahaan Perdagangan Indonesia di depan, belok kiri ke Jalan Abdul Muis. Terus berkendara sejauh kira-kira 270 meter.
Jika sudah menjumpai Indomaret di sisi kanan, belok kanan ke Jalan Tanah Abang I. Bangunan Museum Taman Prasasti akan ada di ujung jalan.
Setiap koleksi di Museum Taman Prasasti memiliki kisah masing-masing.
Di museum ini, pengunjung bisa melihat batu nisan HF Roll, pendiri STOVIA atau sekolah kedokteran zaman Belanda.
Ada juga batu nisan Olivia Marianne Raffles, istri dari Thomas Stamford Raffles yang menjabat sebagai Gubernur Hindia Belanda periode 1811-1816.
Berjalan lebih jauh, pengunjung akan melihat batu nisan Soe Hok Gie. Dilansir dari laman Indonesia.go.id, Soe Hok Gie adalah aktivis pergerakan mahasiswa tahun 1960-an.
Tidak jauh dari gerbang masuk, terdapat peti jenazah Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno; dan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, Moh. Hatta.
Terdapat pula Monumen Pecah Kulit dengan tengkorak yang tertancap di atasnya. Dilansir dari Kompas.com, Senin (10/3/2014), monumen tersebut mengisahkan nasib sosok keturunan Indo, Pieter Erberveld, yang dihukum keji oleh pihak VOC.
https://travel.kompas.com/read/2022/11/02/174248827/museum-taman-prasasti-jakarta-jam-buka-tiket-masuk-dan-aktivitas