Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Itinerary Seharian di Palembang, Eksplorasi Kawasan Jembatan Ampera

KOMPAS.com - Liburan ke Palembang bisa menjadi pilihan bagi kamu yang gemar mengeksplorasi daerah-daerah di tanah air.

Jika mampir ke kawasan Jembatan Ampera saja, misalnya, ada banyak destinasi yang bisa disinggahi untuk berwisata, belajar budaya, dan kulineran.

Bingung mau ke mana saja saat berada di Bumi Sriwijaya? Intip itinerary seharian di Palembang berikut yang bisa menjadi pilihan.

Sekadar catatan, itinerary berikut lebih nyaman dicoba jika kamu membawa kendaraan. Meski begitu, tempat-tempat yang dicantumkan juga mudah dicapai dengan cepat jika menggunakan transportasi online.

Itinerary seharian di Palembang

Sarapan mi celor

Mengawali hari, kamu bisa mencoba sarapan mi celor, salah satu kuliner khas Palembang.

Mi celor adalah mi berukuran besar yang dimasak dengan cara dimasukkan ke dalam saringan, lalu dicelup-celupkan -atau dalam Bahasa Palembang "celor", ke dalam panci besar berisi kaldu.

Setelah matang, mi akan dituangkan ke dalam mangkuk lalu diguyur kuah santan pekat dan diberi taburan ebi, taoge, seledri, bawang goreng, serta potongan telur rebus.

Mi Celor HM Syafei bisa jadi pilihan kedai mi celor untuk disinggahi saat berada di Palembang. Kedai ini sudah berdiri sejak tahun 1950-an dan kini sudah memiliki sekitar 10 cabang. Cabang utamanya ada di Jalan Merdeka No. 54. Kamu bisa memilih cabang sesuai lokasi terdekat.

Tim Merapah Trans-Sumatra 2022 sempat mencicipi semangkuk mi celor biasa di cabang Jenderal Sudirman yang dekat dengan tempat kami menginap. Seporsi mi celor biasa dibanderol Rp 24.000, sementara porsi jumbo Rp 36.000.

Jika ingin lebih banyak taburan udang bisa memilih mi celor udang yang dihargai Rp 59.000 dan mi celor spesial Rp 62.000.

Kota Palembang identik dengan kuliner khas lainnya, yakni pempek. Tidak sekadar mencicipinya, saat berkunjung ke Palembang ada baiknya kita ikut mengintip proses pembuatan makanan yang dinikmati dengan kuah cuko itu.

Salah satunya adalah pengunjungi Kampung Tanggo Rajo alias kampung pempek di Kelurahan 7 Ulu, Palembang.

Jika berangkat dari pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), kita perlu menyeberangi Sungai Musi sekitar 5 menit menggunakan perahu ketek atau speed boat.

Cek Merry, salah satu warga Kampung Tanggo Rajo yang menjual pempek buatannya di pelataran BKB mengatakan, dirinya membuat pempek setiap hari dari pagi hingga sekitar pukul 11.00 WIB.

Pembuatan pepek dimulai dari kapal selam yang berukuran besar sebab membutuhkan waktu lebih lama untuk matang. Kemudian, ia akan menggoreng jenis pempek lain seperti kapal selam, kecil, keriting, batangan (lenjer), dan lainnya.

Pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, Cek Merry akan menyeberang ke pelataran BKB untuk berjualan pempek menggunakan perahunya atau yang kita kenal dengan warung apung.

Usai menyaksikan proses pembuatan pempek di Kampung Tanggo Rajo, kamu bisa mampir ke Kampung Arab Al Munawar yang merupakan salah satu kampung tertua di Palembang.

Nama tersebut diambil dari nama pendiri kampung yang bernama Al Habib Abdurrahman Al Munawar.

Letak kampung Arab ini ada di Kelurahan 13 Ulu atau hanya sekitar 1,7 kilometer dari Kampung Tanggo Rajo.

Dikutip dari situs Dinas Kebudayaan Kota Palembang, di sana terdapat delapan rumah yang terdaftar sebagai cagar budaya. Termasuk di antaranya Rumah Kaca, Rumah Batu, dan Rumah Kembar Darat.

Menurut Tribun Sumsel, rumah-rumah di perkampungan tersebut masih terjaga meski usianya sudah mencapai sekitar 300 tahun.

Arsitekturnya masih kental dengan tradisi Yaman, namun para penduduknya tetap menyerap beragam budaya lokal. Tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan domestik, Kampung Al-Munawar rupanya memiliki daya tarik yang mengundang wisatawan mancanegara.

Menyeberang ke Pulau Kemaro

Jika punya waktu lebih sebelum makan siang, kamu bisa mampir ke Pulau Kemaro, salah satu destinasi wisata paling populer di Palembang.

Dikutip dari Kompas.com, wisatawan yang mampir ke tempat ini akan merasakan suasana unik karena bisa mengunjungi situs-situs bersejarah, seperti pagoda sembilan lantai, Klenteng Hok Tjing Rio, pohon cinta, dan makam.

Pengunjung biasanya datang untuk sembahyang dan mengunjungi makam dari tokoh kisah cinta Tan Bun An dan Siti Fatimah, serta para prajuritnya. Adapun Tan Bun An merupakan saudagar Tionghoa, sementara Siti Fatimah adalah seorang putri Palembang.

Di sana, wisatawan bisa berfoto-foto dengan latar bangunan bersejarah yang mengusung arsitektur khas Tionghoa tersebut.


Makan siang di sekitar BKB

Setelah puas berkeliling di Pulau Kemaro, saatnya kembali ke dermaga BKB untuk mengisi perut.

Jika tidak ingin berpindah terlalu jauh dari lokasi tersebut, ada beberapa restoran yang bisa disinggahi untuk makan siang.

Salah satunya adalah Riverside Restaurant yang bersebelahan dengan dermaga BKB. Di sana, kita bisa menyantap berbagai olahan seafood, serta makanan lain seperti ayam, bebek, dan daging sapi.

Sembari menyatantap makan siang, pengunjung bisa menikmati semilir angin Palembang pada siang hari dan menikmati pemandangan Jembatan Ampera dari kejauhan.

Pilihan tempat makan siang lainnya yang ada di kawasan BKB adalah Dermaga Point. Tersedia beragam restoran cepat saji, barat, dan nusantara di sana, termasuk kedai kopi untuk menjaga pikiran tetap segar.

Jika ingin menikmati kuliner khas Palembang untuk santap siang, kamu juga bisa pergi ke Pindang Pegagan Mbok Yah yang berlokasi di Jalan Sekanak, 22 Ilir, Palembang atau sekitar 300 meter dari BKB.

Tidak jauh dari BKB juga terdapat beberapa restoran pempek ternama atau Pempek Lala di Jalan Mujahidin No.23, 26 Ilir yang berlokasi sekitar 600 meter dari BKB.

Beli oleh-oleh khas Palembang

Setelah mengisi perut, saatnya berkeliling sejenak untuk berburu oleh-oleh.

Jika ingin membeli buah tangan pempek, ada sejumlah tempat makan pempek ternama yang bisa dituju dan lokasinya tidak jauh dari BKB, seperti Pempek Candy, Pempek Beringin, dan Pempek Vico.

Ada juga sejumlah tempat membeli oleh-oleh kerupuk, seperti Lenggok Pasar Oleh-oleh Palembang yang terletak 1,6 km dari BKB dan Suwandi Jaya yang berjarak 2,5 km.

Keduanya menyediakan beragam jenis kerupuk palembang dan kudapan khas lokal. Di Lenggok Pasar Oleh-oleh Palembang bahkan juga tersedia pernak-pernik untuk dibawa pulang.

Toko oleh-oleh lainnya yang bisa disinggahi adalah Kaos Nyenyes, yang cabang terdekatnya hanya sekitar 2 km dari BKB.

Jika ingin membawa pulang oleh-oleh kain atau produk berbahan songket, ada beberapa tempat yang bisa dituju. Kompas.com sempat mampir ke Rumah Songket Adis yang berlokasi hanya 2,5 km dari BKB.

Di sana, pengunjung bisa menemukan beragam produk songket dan jumputan. Beberapa yang bisa dijadikan buah tangan seperti hijab seharga Rp 275.000 dan kaos printing jumputan seharga Rp 180.000.

Seusai berkeliling berburu oleh-oleh, saatnya menikmati senja di pelataran BKB. Pada sore hari, terutama akhir pekan, destinasi tersebut akan dipadati oleh pengunjung dan sejumlah pedagang kaki lima.

Datanglah sekitar pukul 17.00 WIB untuk bersantai sekaligus menantikan momen matahari terbenam alias sunset. 

Jika membawa anak-anak, terdapat sejumlah permainan, seperti mobil-mobilan penuh lampu, pedagang balon dan mainan, serta hiburan lainnya.

Setelah mampir ke Kampung Tanggo Rajo pada pagi hari tadi, belum lengkap rasanya jika tidak mampir ke warung apung.

Ada sejumlah warung apung yang bersandar di BKB, termasuk milik Cek Merry, yang pagi tadi kami hampiri sejenak saat membuat pempek.

Menu utama yang disajikan adalah makanan khas Palembang, yakni pempek. Namun, jangan ragu untuk menanyakan kepada pelayan di warung apung jika ingin mencoba menu lain.

Di warung apung Cek Merry, misalnya, juga tersedia mi tek-tek dan nasi goreng. 

Sembari menyantap pempek, sesekali perahu bergoyang karena terdorong gelombang Sungai Musi. Membuat kita merasakan sensasi seolah benar-benar makan di atas perahu yang sedang berlayar.

Pempek yang tersaji di meja dibanderol Rp 2.000 saja. Jika ingin pempek ukuran besar, misalnya kapal selam, dapat memesan secara terpisah pada pelayan. Pempek kapal selam ukuran besar dihargai Rp 12.000.

Salah satunya adalah di Amaris Hotel Palembang yang berada di Jalan Demang Lebar Daun No. 1836, 20 Ilir, Palembang.

Hotel ini juga berjarak hanya 300 meter dari Stasiun LRT Demang, sehingga bisa dicapai dengan berjalan kaki.

Dengan begitu, keesokan harinya kita bisa bersiap melanjutkan perjalanan.

https://travel.kompas.com/read/2022/12/11/211937427/itinerary-seharian-di-palembang-eksplorasi-kawasan-jembatan-ampera

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke