Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ratusan Turis Asing Terjebak di Machu Picchu, Dampak Kerusuhan Peru

KOMPAS.com - Sekitar 300 turis asing terjebak di Machu Picchu, Peru, Amerika Selatan, hingga saat ini, Minggu (17/12/2022). Hal ini terjadi karena penutupan akses transportasi dari dan keluar Peru.

Dilansir dari laman CNN, Wali Kota Machu, Picchu Darwin Baca menjelaskan masalah ini bermula dari keadaan Peru yang mulai memburuk, disusul lengsernya mantan Presiden Peru Pedro Castillo pada awal Desember 2022.

Hal ini kemudian memicu kerusuhan masyarakat Peru dan berimbas pada akses turis yang sedang berada di Peru.

  • Kunjungan Wisata Belum Pulih, Bantul Tak Gelar Acara Tahun Baru
  • Apakah Wisata Dieng Buka sampai Malam Saat Tahun Baru 2023?

Darwin Baca mengatakan bahwa selain masyarakat Peru, beberapa turis asing yang terjebak di Peru saat ini berasal dari Amerika Selatan, AS, dan Eropa

Akses transportasi ke Machu Picchu ditutup

Satu-satunya akses transporasi keluar dari Machu Picchu ialah kereta api,dan layanan tersebut untuk sementara ditangguhkan sejak Selasa (13/12/2022) hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Operator kereta api di wilayah selatan dan tenggara Peru, PeruRail, mengatakan saat ini pihaknya masih mengkaji situasi yang sedang terjadi.

"Kami telah meminta pemerintah untuk membantu kami dan membangun penerbangan helikopter untuk mengevakuasi para wisatawan," kata Baca seperti dilansir dari CNN.

Tidak hanya itu, pihak maskapai LATAM Airlines Peru juga mengatakan akses transportasi udara dari Machu Picchu pun juga dihentikan untuk sementara waktu. 

  • Macchu Picchu, Magnet Utama Wisata Peru bagi Turis Indonesia
  • Cerita Satu-satunya Turis Asing yang Boleh Masuk Machu Picchu Peru

Dua bandara yang terlibat di sini yakni Bandara Internasional Alfredo Rodríguez Ballón di Arequipa dan Bandara Internasional Alejandro Velasco Astete di Cuzco.

Pihak maskapai LATAM Airlines Peru mengatakan, saat ini mereka masih memantau situasi politik di Peru yang berdampak pada operasi bandara, serta masih menunggu tanggapan otoritas terkait demi keselamatan penerbangan.


Peringatan pihak luar negeri

Menyikapi hal tersebut, Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan peringatan perjalanan untuk wisatawan yang akan bepergian ke Peru.

Ia mengatakan, demonstrasi yang terjadi di Peru dapat menyebabkan penutupan akses transportasi lokal tanpa pemberitahuan sebelumnya, seperti kereta dan jalan raya utama. 

"Penutupan jalan secara signifikan akan mengurangi akses bandara dan transportasi umum di dalam maupun luar kota," paparnya. 

Peringatan serupa juga dilakukan oleh pihak Inggris, yakni Foreign, Commonwealth & Development Office (FCDO). 

FCDO pada Jumat (16/12/2022) memperingati warga negara Inggris yang ada di Peru untuk berhati-hati dan menghindari kerusahan.

Lebih lanjut diberitahukan kepada para turis Inggris yang tiba di ibu kota Lima, bahwa akses perjalanan ke banyak wilayah regional saat ini dibatasi, termasuk wilayah Cusco dan Arequipa.

Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Mereka juga diminta untuk menghormati jam malam Peru yang diberlakukan, serta tetap memantau informasi terkini. 

Sejalan dengan pemerintah Inggris, Kanada juga telah memperingati warganya yang ada di Peru untuk lebih berhati-hati dan menghindari perjalanan yang dirasa tidak penting di Peru.

Turis kekurangan makanan dan obat

Imbas kerusuhan di Peru berdampak pada sektor pariwisata, yang merupakan sektor penopang ekonomi lokal. Menurunnya ekonomi lokal kemudian berdampak pada kurangnya ketersediaan makanan dan obat di Machu Picchu. 

Seorang turis asal Amerika yang terjebak di Machu Picchu menuturkan dirinya kehabisan obat dan tidak yakin dapat keluar dari lokasi tersebut. Hal serupa juga dialami oleh penduduk asal Florida bernama Kathryn Martucci (71 tahun). 

Ia mengatakan dirinya bersama 13 orang asal AS lainnya datang ke Peru untuk perjalannan kelompok ketika Peru memasuki keadaan darurat. Ia dan rombongan lalu terjebak di Machu Picchu.

Putra Martucci bernama Michael Martucci yang tinggal di AS mengatakan, dirinya berusaha membantu sang ibu untuk keluar dari Michu Picchu.

"Mereka sudah ada di sana (Machu Picchu) sejak Senin, dan sekarang dia (Martucci) dan orang lain yang bersamanya kehabisan obat yang dibutuhkan," kata Michael.

Martucci mengatakan, dirinya hanya membawa persiapan makanan ringan dan obat untuk dua hari sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Pada Jumat (16/12/2022) pagi, ia mengatakan pemandu wisata membawa dirinya dan rombongan ke balai kota untuk dievaluasi secara medis.

Ada sekitar 100 turis yang mengantri untuk evaluasi medis bersama dokter, dan butuh waktu sekitar dua jam baginya untuk menunggu giliran.

Martucci juga mengatakan bahwa akan ada helikopter yang membawa dirinya keluar dari Machu Picchu dalam dua hari ke depan.

Akan tetapi Martucci masih tidak yakin apakah hal tersebut akan terjadi atau tidak dalam dua hari ke depan. 

https://travel.kompas.com/read/2022/12/17/153100827/ratusan-turis-asing-terjebak-di-machu-picchu-dampak-kerusuhan-peru

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke