Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Kesenian Bantengan Jawa Timur yang Nyaris Punah

MALANG, KOMPAS.com - Pelaku kesenian bantengan di Malang Raya mengeluhkan kurangnya akses untuk ruang berekspresi.

Padahal, kehadiran mereka menjadi bagian dari ekosistem yang mendukung sektor pariwisata.

Ketua Bantengan Nuswantara, Agus Riyanto mengatakan, sejauh ini dukungan pemerintah daerah belum menyentuh seluruh pelaku seni dan budaya.

  • 20 Wisata Sejarah di Malang, Museum hingga Candi 
  • 10 Museum di Kota Malang, Ada Koleksi Peninggalan Kerajaan Majapahit

Mereka juga mengeluhkan soal perizinan tampil yang masih sering sulit didapatkan.

"Yang dibutuhkan oleh para pelaku seni dan budaya ya tempat untuk berekspresi, harapan saya permudah perizinan untuk seni dan budaya," kata Agus, Sabtu (11/3/2023).

Dia khawatir, bila perizinan masih kerap susah didapatkan, kesenian bantengan berpotensi tidak akan eksis lagi dan pada akhirnya punah.

Agus juga berharap gelaran event dengan melibatkan para pelaku kesenian bantengan dapat diperbanyak.

Menurutnya, event merupakan bagian dari ruang berekspresi yang merupakan 'nafas' dari para pelaku seni dan budaya.

"Buatkan event, event itu penting bagi pelaku kesenian bantengan karena itu semangat mereka untuk terus melestarikan seni dan budaya dahulu," katanya.

Namun, dia tidak menyarankan dalam bentuk uang karena menurutnya dapat merusak marwah seni dan budaya yang mengutamakan sifat kemandirian.

"Dukungan uang tidak selalu baik, menurut saya bisa meracuni para pelaku seni dan budaya," ucapnya.

Sekilas tentang kesenian bantengan

Agus menyampaikan, saat ini perkembangan kesenian bantengan sangat pesat.

Hampir setiap tahun dari kurun waktu lebih dari 10 tahun belakangan bermunculan kelompok Bantengan baru di Malang Raya. Saat ini jumlahnya diperkirakan terdapat 300 kelompok.

"Regenerasinya berjalan, terutama yang anak-anak. Karena kesenian bantengan dahulu dan sekarang berbeda, kalau dulu dilakukan oleh orang dewasa, kalau sekarang mulai anak kecil, perempuan, semua terlibat," katanya.

  • 50 Wisata Pantai di Jawa Timur, dari Pacitan sampai Banyuwangi
  • 13 Wisata Pantai di Malang, Ada yang Mirip Bali dan Raja Ampat

Sebagai informasi, kesenian bantengan menampilkan beberapa orang yang berperan menjadi hewan banteng sedang mengamuk.

Mereka mengenakan atribut kain dan membawa kepala banteng yang saat ini rata-rata terbuat dari kayu.

Pemain lainnya memainkan pecut untuk mengendalikan banteng yang biasanya dipercaya kerasukan roh halus. Mereka beraksi dengan diiringi musik khas Jawa.

"Budaya kalap (kesurupan) sudah sejak dulu, itu sebagai simbol kedekatan manusia dengan energi lain yang sangat kuat sekali, bagian dari spiritual di kesenian bantengan, sebenarnya enggak harus kalap, jadi hanya menari," katanya.

Selain di Malang Raya, kesenian bantengan juga populer di daerah Jawa Timur lainnya seperti Mojokerto.

  • Gratis Keliling Kota Malang Naik Bus Macito, Catat Caranya
  • Pantai Balekambang Malang: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Aktivitas

Secara konsep penampilan, bantengan di beberapa daerah memiliki kesamaan, tetapi terdapat perbedaan dalam peralatan yang digunakan dan ketukan musik.

"Yang membedakan hanya properti dan ketukan musik. Ketukan Malang, Tumpang, Dau sampai Batu beda, Mojokerto juga beda."

"Properti Tumpang itu sampai badan bronjong-nya, di Dau bronjong hanya sampai leher, Batu tidak ada," katanya.

Agus juga menyampaikan, rencananya akan ada event kesenian bantengan di Kota Malang pada Agustus mendatang. Pertemuan dengan kelompok bantengan se-Malang Raya juga sudah dilakukan pada Februari lalu.

Dia berharap, rencana kegiatan itu dapat didukung oleh pemerintah setempat.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, Pemkot Malang menegaskan dukungan pemerintah setempat untuk menjaga kelestarian kesenian bantengan di Kota Malang, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Disporapar Kota Malang.

Termasuk bila terdapat kegiatan yang memerlukan penampil akan mengajak pelaku kesenian bantengan.

  • 10 Wisata di Kota Batu dan Malang, Pas Dikunjungi Saat Libur Nataru
  • Gratis Keliling Kota Malang Naik Bus Macito, Catat Caranya

Dia juga akan mendorong berbagai pihak berkolaborasi untuk saling mendukung.

"Kalau ada event dan diperlukan bisa menjadi penampil, kemudian berkolaborasi dan sebagainya maka butuh kerjasama semua pihak. Saya sering sebut sebagai ekosistem, ya pengusaha, pemerintah dan pelaku seni," katanya.

Namun, dia berharap semangat kemandirian para pelaku kesenian bantengan dapat tumbuh dari keinginan dan kesadaran yang kuat.

Sehingga, para pelaku kesenian bantengan dapat terus berjuang untuk eksis di masyarakat.

https://travel.kompas.com/read/2023/03/12/090700527/mengenal-kesenian-bantengan-jawa-timur-yang-nyaris-punah

Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke