Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berkunjung ke Masjid Agung Sunda Kelapa yang Bersejarah di Menteng

KOMPAS.com - Menteng dikenal sebagai kota taman dengan rumah-rumah yang megah ala vila dan komplek perumahan yang sudah ada sejak zaman pemerintahan Belanda.

Dalam buku "Menyalakan Pelita Membagi Cahaya: Perjalanan 50 Tahun Masjid Agung Sunda Kelapa (2022) ditulis bahwa pada zaman penjajahan Belanda, kawasan ini dihuni oleh kaum elit Belanda.

Ketika Belanda pulang ke negaranya dan digantikan oleh Jepang, kawasan Menteng dihuni oleh kaum elit Jepang.

  • Sejarah Masjid Sunda Kelapa, Masjid Tanpa Kubah di Menteng
  • 3 Aktivitas di Masjid Agung Sunda Kelapa, Ada Wisata Kuliner

Begitu juga saat Jepang sudah kembali ke negaranya dan Indonesia merdeka, kawasan Menteng dihuni oleh kaum elit nasional hingga saat ini.

Di tengah megahnya perumahan di kawasan Menteng saat ini, terdapat sebuah masjid tanpa kubah yang berdiri kokoh. Namanya Masjid Agung Sunda Kelapa.

Menurut sejarah, Masjid Agung Sunda Kelapa merupakan masjid pertama yang dibangun di kawasan Menteng setelah Indonesia merdeka.

Proses pembangunannya pun penuh perjuangan karena mengalami banyak kendala. Mulai dari kendala perizinan, terjadinya G30 SPKI, hingga kurangnya pendanaan.

Dari hasil perjuangan para pendahulu, kini Masjid Agung Sunda Kelapa masih kokoh dan tetap digunakan hingga saat ini untuk keperluan ibadah hingga wisata religi.

"Pembangunan masjid ini baru bisa terealisasi sekitar 1968 saat peletakkan batu pertama dan diresmikan pada 1971 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Pak Ali Sadikin," kata Sekretariat Masjid Agung Sunda Kelapa M Reno Fathur Rahman kepada Kompas.com, Rabu (29/3/2023).

Berkunjung ke Masjid Agung Sunda Kelapa

Saya sampai di depan Masjid Agung Sunda Kelapa, tepat saat azan Ashar mulai berkumandang.

Para jamaah satu persatu mulai memasuki Masjid, usai mengambil wudhu di ruangan masjid bagian bawah.

Tidak sulit menemukan lokasi Masjid Agung Sunda Kelapa karena sesuai dengan arahan masyarakat setempat, masjid ini berada di belakang gedung Bappenas.

Selain itu, atapnya juga unik dan mudah dikenali.

Bagian atapnya datar, bahkan tidak membentuk segitiga layaknya atap rumah pada umumnya.

  • Masjid Agung Sunda Kelapa di Jakarta: Jam Buka dan Aturan Berkunjung
  • Panduan Lengkap ke Masjid Agung Sunda Kelapa: Aturan hingga Transportasi

Dikarenakan waktu shalat Ashar sudah datang dan tim Kompas.com perlu menunggu pengurus Masjid selesai shalat, maka dari itu saya memutuskan untuk ikut shalat bersama jamaah yang lain.

Tidak ada yang unik dari tatanan tempat wudhu, toilet, maupun selasar menuju ruang ibadah. Dari penglihatan saya, bagian-bagian masjid ini masih sama dengan masjid pada umumnya. 

Akan tetapi saat memasuki ruangan ibadah utama, saya menemukan satu perbedaan dari masjid ini. Yaitu tiadanya pilar-pilar yang berada di dalam ruangan. 

Ruangan ibadah terasa lapang dan tidak ada tiang yang menghalangi pandangan saat menghadap kiblat.

Masjid ini terdiri dari dua bagian, yaitu ruangan ibadah utama dan ruangan ibadah di luar ruangan utama.

Khusus ruangan ibadah di luar ruangan utama terdapat sebuah layar yang menampilkan keadaan di dalam ruangan utama.

Jadi, jamaah tetap bisa menyaksikan imam ataupun penceramah yang ada di bagian depan ruang utama tanpa perlu mendekat.

Dari informasi yang disampaikan, diketahui bahwa masjid ini memang sengaja dibangun tanpa kubah guna menghindari adanya tiang yang menghalangi di dalam masjid.

Tim Kompas Traveel juga diajak melihat fasilitas ramah disabilitas yang disediakan oleh Masjid Agung Sunda Kelapa.

Salah satunya adalah lift prioritas yang menghubungkan antara lantai dasar dan ruangan utama masjid.

Belum sempat sepenuhnya berkeliling, kegiatan kami sore itu harus terhenti karena rintik hujan mulai turun dan jamaah masjid akan bersiap-siap untuk berbuka puasa.

Sembari menunggu hujan reda dan waktu buka puasa, wajah para jemaah sore itu nampak sumringah usai mendapat takjil dan makanan gratis.

"Di sini kalau bulan puasa suka ada donatur yang membagikan makanan gratis, jadi tiap hari akan selalu ada makanan," kata Reno.

Mendekati waktu berbuka puasa, hujan mulai turun dan masjid mulai ramai oleh para jemaah yang hendak beribadah.

  • Panduan Lengkap ke Masjid Agung Sunda Kelapa: Aturan hingga Transportasi
  • Tips Berkunjung ke Masjid Agung Sunda Kelapa, Pilih Waktu yang Tepat

Lokasi Masjid Agung Sunda Kelapa ini cukup strategis, karena dekat dengan spot wisata di sekitar kawasan Menteng, yakni beberapa museum, Tugu Proklamasi, kawasan Cikini, dan beberapa taman.

Masjid ini juga dekat dengan jalan raya yang dilalui Transjakarta, sehingga aksesnya terbilang cukup mudah.

Jika ingin berkunjung ke Masjid Agung Sunda Kelapa, sebaiknya datanglah mulai sore mendekati malam. 

Selain karena cuaca sudah tidak lagi panas, di depan kawasan masjid biasanya akan ramai dengan aneka kuliner malam.

Apabila berkesempatan untuk mampir dan cuaca sedang cerah, tidak ada salahnya kamu mampir ke Masjid Agung Sunda Kelapa. 

Lokasinya ada di Jalan Taman Sunda Kelapa Nomor 16, Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.

Sumber :

Buku "Menyalakan Pelita Membagi Cahaya: Perjalanan 50 Tahun Masjid Agung Sunda Kelapa" (2022) karya Tim Redaksi Masjid Agung Sunda Kelapa, Penerbit Masjid Agung Sunda Kelapa: Jakarta.

https://travel.kompas.com/read/2023/04/12/103021527/berkunjung-ke-masjid-agung-sunda-kelapa-yang-bersejarah-di-menteng

Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke