Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keliling Museum Song Terus Pacitan, Bisa Lihat Peninggalan Pra-Sejarah

PACITAN, KOMPAS.com - Mengunjungi Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, tak lengkap rasanya jika belum mampir ke tempat wisata baru bernama Museum Song Terus.  

Museum Song Terus berada di kawasan situs Goa Song Terus, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.

Museum ini terletak kurang lebih 100 meter dari situs Goa Tabuhan dan tepat berada di depan Situs Goa Song Terus.

Meski sudah dibangun sejak tahun 2016, Museum Song Terus baru dibuka pada Oktober 2022 lalu.

Dari depan, tampak bangunan berbentuk balok berwarna kecoklatan. Di depannya berdiri sebuah patung dengan tulisan Museum Song Terus di bagian bawahnya. 

  • 5 Aktivitas di Museum Song Terus Pacitan, Tambah Ilmu dan Buat Konten
  • Situs Song Terus, Abadikan Sejarah Manusia Purba 

Di balik tembok pintu masuk, terdapat bebatuan dan atap kaca yang membuat cahaya matahari bisa menerangi bagian depan museum.

Tidak hanya estetis, bangunan museum didesain sedemikian rupa sehingga nampak terpadu. 

Rupanya, Museum Song Terus dirancang oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga merupakan seorang arsitek. 

Wajar saja jika museum ini memiliki desain futuristik dan modern yang memanjakan mata siapa pun yang datang. 

Tak perlu waktu lama, Tim Merapah Kompas.com memasuki bagian depan museum, lalu langsung menuju meja registrasi. 

Sebagai informasi, hingga saat ini, tiket masuk Museum Song Terus masih gratis. Pengunjung hanya perlu mengisi data diri sebelum berkeliling museum. 

Setelah diberikan kode QR dan melewati mesin penghitung, akan terlihat akses menuju ruang pameran di lantai dua. Akses ini berupa jalanan miring yang di tengah atasnya memiliki bentuk kerucut berwarna merah. 

Sambil berjalan, Kompas.com ditemani oleh Asisten Kurator Museum Song Terus, Rizqy Amallia Ramadhani sebagai pemandu siang hari itu. 

Ia mengatakan bahwa museum ini menampilkan perjalanan manusia, kebudayaan, dan lingkungan alam di Gunung Sewu.

"Museum Song Terus menyimpan kebudayaan dan koleksi kehidupan di Gunung Sewu sejak pra-sejarah hingga kini," ujar Sekar. 

Lebih lanjut, kata dia, terdapat sekitar 3.000 koleksi yang disimpan di ruangan khusus dan di enam ruangan yang terbagi sesuai kronologi. 

Ruangan pertama adalah Introduction atau pendahuluan untuk pengenalan lokasi Gunung Sewu. 

Lokasi Gunung Sewu, kata Sekar, memanjang melewati tiga wilayah. Mulai dari Kabupaten Gunungkidul di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri di Provinsi Jawa Tengah, dan Kabupaten Pacitan di Provinsi Jawa Timur.

Adapun nama museum Song Terus diambil dari penamaan situs Song Terus yang ada di dekat museum. 

"Jadi bukan hanya penemuan yang ada dari situs Song Terus. Tapi secara umum temuan dari wilayah Gunung Sewu itu tadi," imbuhnya. 

Selama di ruang pameran, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai koleksi pra-sejarah seperti kerangka manusia purba, hewan, dana benda yang digunakan ratusan tahun yang lalu. 

Tidak hanya itu, banyak juga informasi mengenai situs pegunungan karst Gunung Sewu. Mulai dari pembentukan gua, tanah, hingga bebatuan lainnya.

"Semua koleksi di sini asli ya, kecuali ada beberapa kerangka manusia tiruan. Koleksi yang asli disimpan di tempat lain," terangnya.

Melihat peninggalan manusia purba

Kompas.com juga melihat beberapa informasi berupa sketsa dan ilustrasi tentang kehidupan manusia purba, antara lain Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus erectus, dan Homo soloensis yang pernah ditemukan di Indonesia. 

Beberapa peralatan yang digunakan untuk menunjang kehidupan zaman pra-sejarah juga dipamerkan di ruangan museum.

Sekar menyampaikan, beberapa alat diverifikasi jenis dan penggunaannya dengan cara mengetahui adanya peralatan serupa yang digunakan saat ini.

"Karena ada beberapa temuan yang sifatnya berlanjut sampai sekarang, seperti beliung atau alat potong yang sudah ada semenjak Zaman Batu, masih digunakan hingga saat ini," kata dia. 

Saat ada pameran, ia bercerita, beliung dipajang sebagai koleksi lalu pengunjung dari Papua mengatakan bahwa alat tersebut masih digunakan di daerah mereka. 

Tampak juga beberapa perhiasan zaman dahulu yang terbuat dari batu ataupun kerang yang ternyata tidak kalah cantik dengan perhiasan yang ada saat ini. 

Selama berkeliling, koleksi museum menjadi semakin mencolok dan menarik untuk dilihat karena disimpan di ruang pameran yang cukup gelap. 

Pengunjung juga bisa menemukan beberapa spot foto yang estetis dan unik karena sudut-sudut museum Instagramable. 

Tak terasa, Kompas.com sudah mengelilingi ruang pameran selama sekitar 30 menit dan sampai di akhir perjalanan atau ruang masa kini. 

Di ruangan tersebut, pengunjung akan bisa menemukan benda-benda dan informasi mengenai sejumlah peralatan dan kebudayaan terkini. 

"Ini galeri terakhir. Jadi setelah ini, pengunjung diharapkan dapat menerima dua poin setelah berkeliling museum," tutur Sekar. 

Dua poin tersebut yaitu belajar dari masa lampau, kemudian belajar dari keragaman.

Sebab, kata dia, banyak peninggalan ataupun kebudayaan yang bisa ditemukan di beberapa daerah karena perjalanan nenek moyang, tidak hanya Indonesia. 

Usai sudah perjalanan mengeksplorasi Museum Song Terus. Meski masih ada beberapa fasilitas penunjang yang belum beroperasi sepenuhnya, museum ini tetap cocok dikunjungi bila ingin menambah ilmu dan wawasan seputar kehidupan pra-sejarah. 

https://travel.kompas.com/read/2023/05/06/133641027/keliling-museum-song-terus-pacitan-bisa-lihat-peninggalan-pra-sejarah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke