Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Hari Nelayan di Palabuhanratu, Tahun Ini Masuk Agenda KEN Kemenparekraf

KOMPAS.com - Perayaan Hari Nelayan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tahun ini masuk ke dalam agenda nasional Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Adapun Hari Nelayan tahun ini adalah perayaan yang ke-63.

Sekretaris Deputi Bidang Produk WIsata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf RI, Edy Wardoyo mengatakan, Hari Nelayan di Palabuhanratu tidak hanya menampilkan kegiatan adat dan budaya lokal, tetapi juga menjadi ajang promosi pariwisata dan produk ekonomi kreatif dari Sukabumi.

  • 15 Tempat Wisata di Kota Sukabumi, Ada Waterpark dan Bukit
  • 8 Wisata Sukabumi Dekat Stasiun, Ada Wisata Religi dan Alam

Kehadiran perhelatan ini dapat menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya.

"Semoga acara seperti ini bisa terus dipertahankan dan tidak kalah dengan event lainnya serta bisa terus tampil di KEN. Kegiatan ini pun juga sebagai ajang silaturahmi dan menjadi daya tarik bagi wisatawan," ujarnya di Sukabumi, Minggu (21/5/2023), seperti dikutip dari Antara.

Kemenparekraf mengaku optimistis kegiatan budaya dan adat di berbagai daerah dapat membantu perekonomian dan pariwisata daerah untuk bangkit pascapandemi Covid-19.

Ia juga berharap semakin banyak kegiatan serupa muncul di Sukabumi untuk bisa menjadi daya tarik wisatawan dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Sempat terhenti akibat pandemi

Perhelatan tahunan ini sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi dan mulai kembali digelar pada 2022, seperti dikutip dari Tribun Jabar.

Saat itu, peringatan Hari Nelayan ke-62 digelar secara terbatas dan turut menampilkan Putri Nelayan yang terpilih pada 2020 lalu.

Meski terbatas, namun penyelenggaraan Hari Nelayan saat itu tetap meriah dan warga tetap antusias melihat arak-arakan yang digelar, seperti sebelum pandemi.

Tahun ini, Putri Nelayan 2023, Elsa Nuryani menaiki kapal utama bersama dayang-dayang atau gadis pelayan.

Di tengah laut, dilakukan prosesi labuh saji dengan menaburkan indukan lobster sebagai upaya pelestarian baby lobster atau benur.

Di tengah laut, warga juga memperebutkan sawean hasil bumi, seperti buah-buahan, sayuran, hingga uang ratusan ribu yang diberikan oleh Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Dede Ola.

Selain melestarikan, kata Dede, labuh saji ini juga mengingatkan kepada perusahaan ikan agar bertanggung jawab saat melakukan eksploitasi perikanan.

Sedangkan saweran yang direbutkan warga di tengah laut adalah hasil bumi, mulai dari buah-buahan, sayuran hingga uang ratusan ribu yang disawerkan ketua DPC HNSI.

  • Curug Sodong di Sukabumi: Jam Buka, Harga Tiket, dan Fasilitas
  • 7 Resort Dekat Pantai di Sukabumi, Bisa Lihat Laut dari Kamar

Terlihat, warga sampai rela menceburkan diri ke air laut untuk menangkap saweran yang dilemparkan dari kapal utama oleh Ketua DPC HNSI dan panitia.

"Itu simbol percontohan kepada perusahaan perikanan bahwa ketika mengeksploitasi perikanan kita juga wajib menajaga kelestarian, jadi populasi ini harus berjalan, bisa dimanfaatkan untuk mencari nafkah berkelanjutan juga dengan pengembangbiakannya," ujar Dede Ola, seperti dikutip dari Tribun Jabar.

https://travel.kompas.com/read/2023/05/22/100238327/mengenal-hari-nelayan-di-palabuhanratu-tahun-ini-masuk-agenda-ken

Terkini Lainnya

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke