Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Usai Ditutup 3 Tahun, Observatorium Bosscha Bandung Dibuka Lagi

KOMPAS.com - Setelah tiga tahun vakum menerima kunjungan akibat pandemi Covid-19, pada Juni 2023, masyarakat akan bisa kembali datang ke Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, melalui program kunjungan siang berpemandu.

"Masyarakat diajak untuk menjelajahi pekarangan dan gedung di Observatorium Bosscha untuk menemukan kekayaan sejarah observatorium sebagai tempat penting pusat kegiatan ilmiah astronomi modern di Indonesia," demikian bunyi pernyataan dari situs resminya, Kamis (15/6/2023).

Program kunjungan publik tahap awal ini dibuka pada hari Sabtu dengan tanggal yang telah ditentukan. Setiap hari kunjungan tersedia dua sesi, dengan jumlah pengunjung setiap sesi maksimal 50 orang.

"Bagi yang berminat untuk berkunjung bisa melakukan pemesanan di awal secara daring melalui sistem yang telah kami siapkan dan melakukan pembayaran melalui cara transfer," bunyi tulisan tersebut. 

Setiap sesi kunjungan akan berlangsung selama 1-1,5 jam, yang akan dipandu oleh astronom dan edukator Observatorium Bosscha.

Aktivitas dan jadwal kunjungan Observatorium Bosscha

Selama kunjungan, ada beberapa ruangan dan aktivitas yang bisa dilakukan oleh pengunjung.

Pertama, ada Gedung Teleskop Refraktor Ganda Zeiss. Pengunjung bisa mempelajari sejarah bangunan ikonis astronomi indonesia yang merupakan warisan budaya nasional ini, serta melihat astronom mengamati obyek langit menggunakan teleskop Zeiss. 

Lalu, aktivitas Pengamatan Matahari. Aktivitas luar ruangan ini mencakup melihat matahari menggunakan teleskop (bila cuaca memungkinkan). Aktivitas pengamatan juga ditambah dengan diskusi tentang matahari sebagai bintang terbesar di tata surya, fitur, aktivitas yang terlihat, dan gambaran masa depan matahari. 

  • 100 Tahun Bosscha, Observatorium Modern Pertama di Asia Tenggara
  • 20 Wisata Alam Lembang, Cocok buat Healing

Kemudian, ada Ruang Pameran Astronomi yang dibagi menjadi dua tema. 

Tema pertama adalah Pameran Sejarah Observatorium Bosscha. Pengunjung bisa mengetahui obyek-obyek dari koleksi Observatorium Bosscha dan mempelajari peran situs observatorium serta objek tersebut dalam studi penentuan waktu, survei, dan astronomi yang telah dijalankan observatorium selama 100 tahun berdiri. 

Tema kedua, Pameran Astrofotografi. Pengunjung dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana astronomi memanfaatkan fotografi dalam menangkap gambaran semesta, serta metode astrofotografi yang digunakan.

Ruang pameran hanya akan dibuka satu saja pada hari kunjungan. Ruangan pameran yang dibuka terjadwal sebagai berikut:

Pendaftaran dan ketentuan Observatorium Bosscha

Cara daftar kunjungan ke Observatorium Bosscha

1. Halaman pendaftaran kunjungan memperlihatkan tiga jadwal kunjungan terdekat.

2. Setiap hari kunjungan terdapat dua sesi dengan kuota pengunjung masing-masing sesi sejumlah 50 orang.

  • Sesi 1: 08.30 WIB-10.00 WIB
  • Sesi 2: 10.30 WIB-12.00 WIB

3. Informasi keterisian kuota akan terus diperbarui dan pengunjung hanya dapat mendaftar pada jadwal dengan kuota yang masih tersedia.

  • Setiap pendaftar hanya dapat mendaftarkan peserta kunjungan maksimal lima orang.
  • Biaya kunjungan Rp 50.000 per orang (balita tidak dikenai biaya)

4. Pilih jadwal yang diinginkan dan isi formulir pendaftaran.

5. Setelah mengisi formulir pendaftaran, pengunjung akan mendapatkan konfirmasi pendaftaran melalui e-mail yang berisi informasi pemesanan dan cara pembayaran.

6. Lakukan pembayaran dan kirim bukti transfer untuk mendapatkan e-ticket kunjungan.

7. Datang pada hari dan jam kunjungan dengan menunjukkan e-ticket.

Syarat berkunjung ke Observatorium Bosscha

1. Tur akan dimulai tepat waktu, pastikan tiba minimal 30 menit sebelum sesi dimulai. Keterlambatan berkonsekuensi pengunjung hanya dapat mengikuti sebagian isi tur atau pembatalan oleh pihak observatorium.

2. Perhatikan waktu perjalanan untuk menuju observatorium. Pada hari kerja, perjalanan dari pusat kota Bandung dapat ditempuh sekitar 45-60 menit. Saat akhir pekan atau masa libur besar (libur Idul Fitri, libur Natal dan Tahun Baru), perjalanan dapat ditempuh hingga tiga jam.

3. Calon pengunjung yang datang ke lokasi tanpa pendaftaran di awal dapat diterima selama kuota program kunjungan masih tersedia. Pihak manajemen observatorium berhak menolak pengunjung yang datang ke lokasi tanpa pendaftaran bila kuota kunjungan sudah terpenuhi.

4. Calon pengunjung yang sudah mendaftar dapat melakukan pembatalan atau penjadwalan ulang dengan mengirim e-mail ke obsbosscha@gmail.com paling lambat 72 jam (tiga hari) sebelum waktu berkunjung. Penjadwalan ulang hanya boleh dilakukan satu kali.

5. Ketidakhadiran pada jadwal kunjungan atau pembatalan tanpa penjadwalan ulang akan berakibat tiket hangus dan tidak bisa dilakukan pengembalian dana (refund).

6. Jika cuaca mendung atau turunhujan, tidak bisa melakukan pengamatan matahari melalui teleskop.

7. Anak-anak berusia hingga 12 tahun wajib didampingi oleh orangtua. Orangtua bertanggungjawab atas pengawasan anak-anak.

8. Observatorium Bosscha dapat menyesuaikan kunjungan dengan kebutuhan khusus para pengunjung. Sebagian besar fasilitas di Observatorium Bosscha belum dapat diakses kursi roda. Dengan demikian, silakan berdiskusi dengan pihak pengelola saat melakukan pendaftaran sehingga kunjungan dapat diatur sesuai kebutuhan. 

https://travel.kompas.com/read/2023/06/15/144448427/usai-ditutup-3-tahun-observatorium-bosscha-bandung-dibuka-lagi

Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke