Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Kunjungi 10 Wisata Sejarah di Dekatnya

KOMPAS.com - Titik nol kilometer Yogyakarta merupakan salah satu tempat wisata populer di Kota Gudeg yang tidak pernah sepi dari wisatawan. Kawasan ini dikelilingi dengan tempat bersejarah, bahkan beberapa diantaranya jarang diketahui wisatawan umum.

  • Kenapa Disebut Titik Nol Kilometer Yogyakarta? Simak Sejarahnya 
  • 7 Aktivitas Wisata di Titik Nol Kilometer Yogyakarta

Titik nol kilometer Yogyakarta berada di persimpangan yang mempertemukan empat ruas jalan, yaitu Jalan KH. Ahmad Dahlan dari sisi barat, Jalan Margo Mulyo dari sisi utara, Jalan Panembahan Senopati dari sisi timur, dan Jalan Pangurakan dari sisi selatan.

Secara administratif, titik nol kilometer Yogyakarta masuk dalam wilayah Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta.

Wisata sejarah di titik nol kilometer Yogyakarta 

Berikut sejumlah tempat wisata sejarah di titik nol kilometer Yogyakarta, seperti dihimpun Kompas.com, seperti dikutip dari Jogja Belajar Budaya.

Benteng Vredeburg merupakan museum yang menyimpan koleksi benda-benda bersejarah. Dulunya, bangunan ini berfungsi sebagai markas tentara pada zaman kolonial Belanda.

Benteng ini dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada1760 atas permintaan orang-orang Belanda. Saat gempa besar Jogja pada 1867, bangunan Benteng Vredeburg rusak, kemudian direnovasi.

Tempat wisata sejarah ini memiliki koleksi berupa minirama Kongres Boedi Oetomo, diorama pelantikan Soedirman sebagai Panglima Besar TNI, mesin ketik Surjopranoto, kendil yang digunakan oleh Soedirman, dokumen Soetomo, dan sebagainya.

Terdapat beberapa bangunan di dalam benteng, seperti rumah perwira, rumah residen, asrama prajurit, gudang senjata, gudang logistik, hingga rumah sakit, seperti dikutip dari laman  Dinas Kebudayaan Yogyakarta.

Tepat di seberang Benteng Vredeburg, terdapat Istana Kepresidenan Gedung Agung, yang merupakan bangunan sarat nilai sejarah, karena menjadi saksi berbagai peristiwa penting di Yogyakarta.

Gedung Agung selesai dibangun pada 1832. Gedung tersebut dipakai sebagai tempat tinggal para residen dan Gubernur Belanda di Yogyakarta. Bangunan ini sempat rusak berat pada saat terjadi gempa bumi besar pada 1867.

Dari 1946 hingga 1949, gedung ini menjadi tempat kediaman resmi Presiden Soekarno, saat Kota Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia. Kini, Gedung Agung merupakan salah satu Istana Kepresidenan Indonesia yang ada di luar DKI Jakarta.

Wisatawan bisa masuk ke area Istana Kepresidenan Gedung Agung namun secara terbatas, serta melalui sejumlah prosedur.

Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 didirikan untuk  memperingati perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama rakyat pada tanggal bersejarah tersebut.

Seperti dikutip dari laman Museum Benteng Vredeburg, Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan sebuah respons atas Agresi Militer Belanda II yang menjadikan Yogyakarta sebagai sasaran utamanya.

Saat itu, Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia karena situasi di Jakarta tidak aman setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kini, di area Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 kerap digelar sejumlah pertunjukkan oleh para seniman lokal.  

  • Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta: Jam Buka dan Tiket Masuk
  • Harga Tiket Masuk Keraton Yogyakarta Terbaru, Bisa buat Libur Sekolah

4. Kantor Pos Besar 

Mengutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Pos Besar sudah berfungsi sebagai kantor pos sejak zaman kolonial Belanda. Dulu, namanya adalah Post, Telegraaf en Telefoon Kantoor.

Bangunan tersebut mulai dibangun pada 1912 dengan gaya arsitektur khas Belanda. Wisatawan bisa berfoto dengan teman Eropa kuno di depan bangunan gedung.

Setelah puas berfoto, wisatawan bisa duduk santai di 0 Kilometer Coffee & Tea yang berjarak hanya 23 meter dari gedung. Kafe tersebut mengusung tema bangunan kuno gaya Eropa dengan sedikit sentuhan modern.

Awalnya, bangunan Gedung BNI 46 digunakan sebagai  kantor Nederlandsch Indische Levensverzekeringen en Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ), yakni perusahaan asuransi jiwa.

Melansir dari laman Kemendikbud, gedung ini mulai dibangun pada 1921 dan selesai pada 1922. Gedung ini bergaya arsitektur art deco dan khas Eropa dengan ciri keberadaan pintu dan jendela lebar serta tinggi.

Bangunan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui SK Menteri PM.07/PW.007/MKP/2010. Area Gedung BNI 46 menjadi salah satu spot foto favorit wisatawan yang nongkrong di titik nol kilometer Yogyakarta.

Pada zaman Belanda, Gedung Bank Indonesia Yogyakarta bernama De Javasche Bank yang dibuka pada 1 April 1879. Dengan berlakunya UU Nomor 11 tahun 1953, maka De Javasche Bank dinasionalisasi dan berubah menjadi Bank Indonesia, termasuk kantor cabang Yogyakarta.

Bangunan Bank Indonesia Yogyakarta menghadap ke utara, terdiri dari dua tingkat dan satu basement. Arsitektur bangunan ini menunjukkan ciri arsitektur kolonial.

Pada bagian depan terdapat dua menara dengan kubah tembaga di bagian atasnya. Seluruh banguna Bank Indonesia Yogyakarta berwarna putih serta letaknya berdekatan dengan Kantor Pos Indonesia

Meskipun bukan bangunan sejarah, namun Taman Pintar cukup populer sebagai wisata edukasi di Yogyakarta. Mengutip situs Taman Pintar Yogyakarta, disebut Taman Pintar karena  para siswa bisa leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran di sekolah sekaligus berekreasi.

Terdapat sekitar 13 wahana edukasi dan rekreasi di Taman Pintar. pengunjung tidak dipungut biaya untuk memasuki area Taman Pintar alias gratis. Namun, wisatawan perlu membeli tiket untuk setiap wahana maupun program kreativitas.

Jika ingin berkunjung, obyek wisata ini buka setiap hari mulai dari pukul 08.30 sampai dengan 16.00 WIB.

8. Tugu Ngejaman 

Jika berjalan di kawasan Jalan Malioboro, kamu akan menemukan jam kota (stadsklok) atau dikenal sebagai Tugu Ngejaman. Dulunya, area di sekitarnya sering disebut Ngejaman.

Jam tersebut dibuat pada 1916, sebagai persembahan masyarakat Belanda pada pemerintahnya untuk memperingati satu abad kembalinya pemerintahan kolonial Belanda dari Inggris yang berkuasa di Jawa pada awal abad ke-19.

Kini, prasasti kecil yang menunjukkan tulisan itu telah dihilangkan. Tugu ini berada di depan Gereja Protestan sebelah utara Istana Kepresidenan Gedung Agung.

  • 10 Wisata Baru di Yogyakarta, Cocok Buat Liburan Sekolah 
  • 7 Museum di Yogyakarta, Edukatif dan Cocok untuk Libur Sekolah

9.Gedung Senisono

Gedung Senisono kini menjadi bagian dari Istana Kepresidenan Gedung Agung. Dulunya, tempat ini bernama Societet de Vereeniging atau balai pertemuan yang dikenal masyarakat Yogyakarta dengan nama Balai Mataram.

Gedung ini merupakan tempat rekreasi orang-orang Belanda. Pada 1950-an, gedung ini digunakan sebagai bioskop rakyat dengan nama Senisono.

Kemudian, bioskop dipindah ke salah satu sudut Alun-alun Utara.  Hingga akhir 1980-an, Gedung Senisono menjadi pusat kegiatan seni budaya di Kota Yogyakarta.

Jika berjalan ke arah barat dari titik nol kilometer Yogyakarta, wisatawan akan sampai di bagian utara Kampung Kauman.

Kawasan ini adalah perkampungan yang memiliki peran besar dalam sejarah Islam di Indonesia, karena merupakan tempat lahir organisasi Muhammadiyah.

https://travel.kompas.com/read/2023/06/28/184800027/titik-nol-kilometer-yogyakarta-kunjungi-10-wisata-sejarah-di-dekatnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke