Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Pacuan Kuda Gayo Aceh untuk Merayakan Kemerdekaan RI

Tradisi pacuan kuda tradisional itu diselenggarakan oleh masyarakat Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Tradisi turun temurun ini masih dilestarikan hingga sekarang oleh masyarakat Gayo.

  • 7 Fakta Tradisi Meugang di Aceh Jelang Idul Adha 
  • 4 Tips Lihat Lumba-lumba di Sabang Aceh, Datang Pagi Hari

Gayo merupakan sebuah kawasan dataran tinggi di Kabupaten Aceh Tengah yang beribu kota di Takengon. Kawasan ini dikenal dengan berbagai sebutan seperti Negeri di Atas Awan, Dataran Tinggi Tanoh Gayo, dan Negeri Antara, seperti dikutip dari website Pemerintah Provinsi Aceh.

Penasaran dengan tradisi pacuan kuda Gayo, Aceh? Simak ulasannya berikut ini seperti dihimpun Kompas.com.

Pacuan kuda tradisional Gayo merupakan perpaduan antara ajang olah raga sekaligus budaya yang sudah digelar puluhan tahun di tanah Gayo, guna merayakan HUT kemerdekaan RI.

Pacuan kuda tradisional Gayo merupakan warisan budaya turun temurun. Sejarah pacuan kuda tradisional Gayo bermula sebelum penjajahan Belanda, seperti dikutip dari Kompas.com (8/3/2022).

Pacuan kuda tersebut merupakan pesta rakyat Gayo yang mayoritas bekerja sebagai petani. Secara tradisi, pacuan kuda itu digelar sesudah musim panen padi di area persawahan Gayo.

  • 4 Tips Snorkeling di Pulau Rubiah Aceh, Jangan Lewati Pembatas
  • Berkunjung ke Desa Wisata Lubuk Sukon Aceh, Bisa Lihat Rumah Panggung

Jadi, pacuan kuda tersebut sekaligus menjadi hiburan dan pelepas penat para petani setelah masa panen. Biasanya, pacuan kuda digelar pada Agustus setiap tahunnya, bertepatan dengan masa panen usai.

Melansir dari Tribun Gayo, pacuan kuda tradisional Gayo pertama kali diadakan pada 1850 di sisi timur Danau Laut Tawar, Kecamatan Bintang. Pacuan kuda itu digelar di atas lintasan sepanjang 1,5 kilometer.

Memasuki 1912, pemerintah kolonial Belanda mulai mengatur tradisi pacuan kuda ini dengan dipusatkan di Takengon. Kemudian, pacuan kuda tradisional Gayo menjadi ajang tahunan mulai 1930-an.

Kapan pacuan kuda Gayo diselenggarakan? 

Pacuan kuda tradisional Gayo diselenggarakan pada Agustus setiap tahunnya untuk memeriahkan perayaan HUT kemerdekaan RI. Pesta rakyat tersebut digelar selama sepekan penuh.

Tahun lalu misalnya, tradisi turun temurun itu Gayo digelar selama sepekan penuh untuk merayakan HUT ke-77 kemerdekaan RI, seperti dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

Setelah sebelumnya absen selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, pacuan kuda tradisional Gayo kembali digelar.

Selain peringatan HUT kemerdekaan RI, pacuan kuda tradisional Gayo biasanya juga diselenggarakan untuk merayakan HUT Takengon, Kabupaten Aceh Tengah yang jatuh pada Februari.

Kini, pacuan kuda tradisional Gayo digelar di Gelenggang Musara Alun, yang berlokasi di pusat Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, dikutip dari website Pemerintah Provinsi Aceh.

Lintasan pacuan kuda cukup sederhana berbentuk melingkar dan dibatasi dengan pagar rotan. Uniknya kuda-kuda yang dipacu merupakan kuda yang juga digunakan untuk membajak sawah.

Mengutip Tribun Gayo, para joki dalam pacuan kuda tradisional Gayo ini berusia antara 10-16 tahun. Para joki tersebut, menunggang kuda tanpa pelana.

Pacuan kuda tresebut tidak hanya diikuti oleh warga Gayo, namun juga kabupaten lain di sekitarnya seperti Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Saat pesta rakayat itu berlangsung, semua masyarakat Gayo membanjiri Kota Takengon.

Warisan budaya ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Gayo, Aceh yang menyita perhatian wisatawan dari luar daerah. Banyak wisatawan luar kota yang berkunjung untuk menyaksikan pacuan kuda tradisional Gayo, Aceh tersebut.

https://travel.kompas.com/read/2023/07/24/114000227/mengenal-pacuan-kuda-gayo-aceh-untuk-merayakan-kemerdekaan-ri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke