KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan bahwa dampak polusi udara terhadap ekonomi secara luas mencapai kerugian di angka Rp 21,5 triliun.
"Ini yang sempat saya bilang beberapa waktu lalu, kajian dan assessment dari tim independen (mengenai) kemungkinan dampak polusi terhadap ekonomi secara luas, bukan hanya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandiaga.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (21/8/2023).
Menambahkan dari laman Kemenparekraf, kerugian Rp 21,5 triliun akibat polusi udara ini juga disampaikan Sandiaga saat upacara peringatan HUT ke-78 RI di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Kamis (17/8/2023).
Data yang menjadi acuan dalan perkiraan kerugian akibat polusi udara ini yakni data dari IQAir bekerja sama dengan Greenpeace.
Sementara Greenpeace ialah lembaga swadya masyarakat serta organisasi lingkungan internasional yang berpusat di Amsterdam, Belanda.
Angka kerugian tersebut diperoleh IQAir dan Greeenpeace setelah melakukan survei di 28 kota secara real time di seluruh dunia pada 2020.
Berdasarkan data IQAir per Selasa (22/8/2023, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan kualitas udara paling buruk di dunia.
Adapun indeks kualitas udara Indonesia terpantau pada pukul 09.08 WIB yakni 172 dan masuk ke dalama kategori tidak sehat.
Guna mengurangi polusi udara, pemerintah menganjurkan masyarakat naik transportasi umum jika bepergian.
Aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta juga work from home (wfh) atau bekerja dari rumah guna mengurangi polusi dari kendaraan pribadi.
https://travel.kompas.com/read/2023/08/22/120100027/kerugian-akibat-polusi-udara-jakarta-capai-rp-215-triliun-tak-hanya-di-sektor