KOMPAS.com - Desa Wisata Taraju di Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya mempunyai alam yang indah. Keindahan alam tersebut didukung dengan kreativitas masyarakat setempat untuk memasarkan potensi wisatanya.
Oleh sebab itu, Desa Wisata Taraju dinobatkan sebagai juara satu Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 kategori Digital dan Kreatif. Pemenang kategori ini dinilai mampu menunjukkan akselerasi percepatan transformasi digital serta menciptakan konten kreatif sebagai sarana promosi desa wisata melalui digital.
Lantas, apa saja pesona Desa Wisata Taraju di Tasikmalaya? Simak ulasannya berikut ini seperti dihimpun Kompas.com dari website Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf.
Desa Wisata Taraju mempunyai hamparan kebun teh yang menjadi salah satu wisata andalan. Menariknya, wisatawan bisa ikut serta wisata petik teh di Desa Taraju.
Berdasarkan informasi dari website Jadesta Kemenparekraf, petik teh di Desa Taraju buka sekedar kegiatan biasa, tetapi juga menjadi budaya warga setempat. Sebab, kebun teh di desa ini merupakan warisan sejak zaman Belanda.
Jika ikut serta wisata petik teh, pengunjung bisa menyaksikan proses pengolahan teh dari awal hingga siap seduh. Tarit wisata petik teh mulai dari Rp 15.000 per orang.
Selain kebun teh, Desa Taraju juga memiliki kebun kopi. Serupa, wisatawan bisa mengikut wisata petik dan pengolahan kopi dengan tarif mulai dari Rp 15.000 per orang.
Budidaya kopi di Desa Taraju mulai menggeliat sekitar 2006 lalu. Jenis kopi yang tumbuh di wilayah ini adalah jenis kopi robusta dan arabika.
Ada lebih dari 100 petani yang berbudidaya kopi di Desa Taraju. Sementara, lahan perkebunan kopi di Desa Taraju mencapai 30 hektare, mencakup lahan pribadi, Perhutani, dan perusahaan swasta.
Desa Taraju dilintasi oleh sungai yang memiliki aliran segar dan jernih. Wisatawan yang berkunjung ke desa wisata tersebut, bisa melakukan kegiatan river tubing.
Selama river tubing, wisatawan akan didampingi pemandu yang merupakan warga sekitar. Selain itu, wisatawan akan diberikan perlengkapan keamanan seperti ban karet dan pelampung.
Wisatawan bisa berkemah alias camping di tengah hamparan kebun teh Desa Taraju. Pada malam hari, wisatawan bisa menyalakan api unggun di sekitar lokasi camping sembari menikmati kuliner khas nasi liwet dan teh hangat atau kopi khas Desa Taraju.
5. Kreasi dari limbah
Tak hanya mengandalkan perekonomian dari wisata alam, warga Desa Taraju juga melakukan program berkelanjutan, yakni kreasi dari limbah.
Berdasarkan informasi dari website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, masyarakat Desa Taraju mengolah limbah sampah untuk didaur ulang menjadi produk industri kreatif seperti tas dan tikar.
Selain wisata alam, pengunjung bisa menjumpai beragam wisata seni dan budaya di Desa taraju. Meliputi, seni budaya kuda lumping, kacapi suling, degung, dulag, qosidah, dan sebagainya.
Atraksi kuda lumping di Desa Taraju mulai didirikan 1995. Keunikan kuda lumping di Desa Taraju adalah pemainnya harus memenuhi syarat, antara lain, menjalani ritual khusus, memiliki muka garang, rambut gondrong dan berperawakan sedang.
Dalam atraksi kuda lumping, pemain akan melakukan hal-hal aneh seperti, memakan kepala kambing atau domba mentah, memakan gabah padi, rumput, dan daun lantaran dirasuki oleh roh leluhur.
https://travel.kompas.com/read/2023/08/29/223500527/6-pesona-desa-wisata-taraju-di-tasikmalaya-punya-kebun-teh-dan-kopi