Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Jakarta Setelah Tak Jadi Ibu Kota? Bisa Lihat di Pameran Ini

KOMPAS.com - Ibu Kota negara dalam waktu dekat akan dipindahkan ke Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimatan. Maka, bagaimana keadaan Jakarta jika sudah tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara?

Gambaran Jakarta di masa depan ketika tidak lagi menjadi Ibu Kota tengah dipamerkan di pameran seni bernama Jakarta Architecture Festival.

Pameran seni ini berlokasi di lantai 77 Autograph Tower, Thamrin Nine Tower, Jakarta Pusat dan digelar hingga 30 September 2023. Pengunjung bisa datang tanpa biaya masuk alias gratis.

"Pada saat Jakarta tidak lagi menjadi Ibu Kota, Jakarta terbebas dari kepentingan politik. Jadi asetnya Jakarta adalah orang-orangnya itu sendiri," kata kurator Jakarta Architecture Festival, Cosmas d. Gozali kepada Kompas.com, Minggu (24/9/2023).

Pamerkan desain ruang terbuka publik

Cosmas memaparkan, desain arsitektur yang dipamerkan pada pameran ini mengutamakan ruang terbuka publik.

Hal ini dilakukan karena penduduk Jakarta, khususnya masyarakat kalangan menengah ke bawah membutuhkan ruang terbuka publik untuk berekspresi dan meningkatkan kreativitas.

Pada proses pengerjaan pameran ini, dilakukan penyusuran sungai dari Cikini menuju Muara Karang. Hasilnya didapati bahwa Kota Jakarta dibangun membelakangi sungai.

"Padahal, Jakarta itu dialiri oleh 13 sungai, terdapat spot-spot menarik, dan itu adalah potensi," kata Cosmas.

Tim kemudian melanjutkan survei terhadap anak-anak usia enam sampai 17 tahun dari kalangan menengah ke bawah. Mereka ditanyai mengenai makna rumah, Jakarta, dan apa yang mereka perlukan.

  • Panduan Lengkap ke Imagispace di Jakarta, dari Tiket Masuk sampai Tips
  • Juli 2023, Orang Indonesia Paling Banyak Menginap di Hotel Bintang di Jakarta

Menurut Cosmas, pendapat anak-anak yang tinggal di bantaran sungai penting untuk didengar karena mereka adalah masa depan bangsa.

"Kita sebagai penentu kebijakan seringkali lupa bahwa kebijakan yang kita buat itu untuk masa depan, bukan untuk saat ini," katanya.

Dari survei tersebut diperoleh bahwa pada dasarnya masyarakat yang tinggal di bantaran sungai butuh ruang terbuka untuk publik.

"Sekitar 40 persen masyarakat Jakarta hidup dalam kondisi kumuh. Di sini ada beberapa projek yang saya buat, di mana saya sangat mengutamakan ruang publik terbuka," katanya.

Selain karya Cosmas, di sini juga banyak karya seni dari para seniman yang sudah dikurasi sejalan dengan tema yang diusung.

Adapun tema yang diusung pada pameran ini adalah "Jakarta in Transition", yaitu penggambaran Jakarta pada masa transisi yang lebih mengedepankan ruang terbuka hijau dan ruang publik di masa depan.

"Desain di sini ada yang dibangun, ada yang tidak dibangun, dan ada yang akan dibangun. Siapa tau gubernur Jakarta yang baru akan membangunnya," kata Cosmas.

  • Cara Menuju Taman Spathodea di Jakarta Selatan, Naik Angkutan Umum
  • Panduan Lengkap Berkunjung ke Taman Bambu di Jakarta Timur

Cosmas menuturkan pameran ini terbuka gratis untuk umum. Tujuannya supaya masyarakat yang datang bisa terinspirasi, serta bisa lebih memahami potensi Jakarta dan pentingnya ruang terbuka publik untuk masyarakat.

Jika tertarik untuk melihat hasil karya, masyarakat bisa datang ke lokasi hanya pada saat pameran saja. Pameran ini berlangsung hingga 30 September 2023.

"Di luar acara pameran, karya seni tidak bisa dilihat, kecuali jika ada undangan pameran kembali," tutup Cosmas

https://travel.kompas.com/read/2023/09/24/143500527/bagaimana-jakarta-setelah-tak-jadi-ibu-kota-bisa-lihat-di-pameran-ini

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke