Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Wisata Sejarah dan Budaya di Payakumbuh, Ada Rumah Gadang yang Usianya Ratusan Tahun

KOMPAS.com - Kota Payakumbuh merupakan salah satu kota di Sumatera Barat yang memiliki sejumlah destinasi wisata budaya dan sejarah. Pengunjung bisa berekreasi sekaligus memahami budaya dan sejarah Sumatera Barat.

Salah satu wisata sejarah dan budaya di Kota Payakumbuh yang wajib dikunjungi adalah rumah gadang. Ada sejumlah destinasi di Kota Payakumbuh yang menyajikan rumah ada Minangkabau tersebut. 

  • 10 Wisata Alam di Payakumbuh, Banyak Bukit dengan Panorama Indah 
  • 7 Tempat Ikonik di Kota Payakumbuh, Ada Kampung Rendang

Kompas.com merangkum wisata sejarah dan budaya di Payakumbuh sebagai berikut:

Rumah Gadang Sungai Beringin merupakan rumah adat khas Sumatera Barat. Diresmikan pada 9 Januari 1994, rumah adat ini kemudian menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang wajib dikunjungi di Payakumbuh.

Melansir Kompas.com (9/7/2022), daya tarik Rumah Gadang Sungai Beringin adalah dinding yang terbuat dari kayu jati dan berhiaskan ukiran khas Minangkabau, seperti saik galamai, itiak pulang patang, dan kaluak paku.

Rumah yang memiliki halaman luas ini, bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Minangkabau kepada masyarakat luas. Selain destinasi wisata budaya, rumah adat ini kerap digunakan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai acara kesenian hingga pernikahan.

2. Jembatan Ratapan Ibu

Jembatan Ratapan Ibu merupakan sebuah bangunan bersejarah di Kota  Payakumbuh. Melansir dari laman Diskominfo Sumatera Barat, jembatan ini dibangun pada masa pemerintahan Belanda pada 1818 silam.

Sayangnya, Jembatan Ratapan Ibu memiliki cerita kelam. Sebab, jembatan yang melintasi Sungai Batang Agam ini menjadi lokasi penjajah Belanda mengeksekusi pemuda Indonesia.

Kemudianm jasad mereka langsung dibuang ke Sungai Batang Agam yang mengalir di bawahnya. Namun, dibalik sejarahnya yang cukup kelam bagi bangsa Indonesia tersebut, Jembatan Ratapan Ibu ini cukup populer sebagai destinasi wisata sejarah di Kota Payakumbuh

Rumah Tan Malaka merupakan kediaman pahlawan nasional tersebut menghabiskan masa kecilnya sebelum hijrah ke Bukittinggi, seperti dilansir dari Antara.

Bangunan rumah bergaya arsitektur tradisional Minangkabau. Rumah Tan Malaka terdiri dari tiga ruangan, yakni ruang depan, ruang tengah, dan kamar tidur.

Dalam rumah tersebut, terdapat barang-barang memorabilia Tan Malaka. Selain itu, ada koleksi buku yang ditulis Tan Malaka, buku tentang Tan Malaka, serta benda-benda yang pernah digunakan Tan Malaka.

Kota Payakumbuh merupakan rumah bagi pertunjukkan Randai yang merupakan kesenian khas Minangkabau. Kesenian Randai menggabungkan menggabungkan kesenian musik, tari, drama dan silat khas Minangkabau, seperti dilansir dari Jadesta Kemenparekraf.

Kesenian tradisional ini dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran. Kemudian, para pemain melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian dengan bergantian.

Randai dipimpin oleh satu orang yang biasa disebut panggoreh. Pertunjukkan Randai dapat menghabiskan waktu selama satu hingga lima jam, dengan mengambil cerita dari kisah kehidupan nyata di tengah masyarakat. 

Rendang merupakan salah satu kuliner khas Sumatera Barat yang sudah mendunia. Bahkan, rendang dinobatkan sebagai salah satu makanan terlezat di dunia versi CNN.

Di Kota Payakumbuh, terdapat suatu kawasan bernama Kampung Rendang. Mengutip Kompas.com (6/1/2022), pengunjung bisa menjumpai aneka rendang di kawasan ini.

Mulai dari rendang daging sapi, rendang telur, rendang paru, rendang daging ayam, rendang tuna, dan rendang jamur. Kuliner khas Sumatera Barat itu dikembangkan oleh UMKM Kampung Rendang.

Lokasi Kampung Rendang berada di Sungai Durian, Kecamatan Lamposi Tigo Nagori, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

  • 4 Tips ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Sumatera Barat
  • Ada Tempat Wisata Wakanda di Sumatera Barat, Seperti Apa?

6. Rumah Gadang Balai Nan Duo

Rumah Gadang Balai Nan Duo merupakan rumah ruah gadang terbesar di Kota Payakumbuh, seperti dikutip dari Antara. Bangunan rumah gadang yang diperkirakan didirikan pada 1840, masih tampak megah hingga kini.

Meskipun telah melalui beberapa kali proses pemugaran, namun bentuk asli bangunan rumah gadang itu masih tetap dipertahankan. Bahan yang digunakan untuk menggunakan membangun rumah gadang tersebut berupa kayu yang digabungkan menggunakan pasak, kecuali tangga yang terbuat dari batu dilapis semen.

Lokasinya berada di Kelurahan Balai Nan Duo Koto Nan IV, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Dari pusat Kota Payakumbuh berjarak sekitar 20 km.

Jika ingin mempelajari budaya dan sejarah Minangkabau, wisatawan bisa berkunjung ke Kampung Adat Balai Kaliki. Kampung adat ini, merupakan salah satu destinasi wisata budaya dan edukasi di Sumatera Barat yang diresmikan akhir 2019 lalu.

Kampung ini merupakan satu-satunya kampung adat di Kota Payakumbuh yang masih melestarikan adat istiadat Minangkabau. Jika berkunjung ke Kampung Adat Balai Kaliki, wisatawan akan menjumpai beragam rumah gadang.

Rumah tradisional Minangkabau tersebut, telah berusia lebih dari 100 tahun. Meskipun telah mengalami modifikasi, namun rumah gadang tersebut masih mempertahankan bentuk aslinya.

Selain itu, wisatawan bisa menjumpai kesenian tradisional, seperti Tari Podang. Jika ingin menginap, tersedia homestay di Kampung Adat Balai Kaliki. 

https://travel.kompas.com/read/2023/09/25/134000827/7-wisata-sejarah-dan-budaya-di-payakumbuh-ada-rumah-gadang-yang-usianya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke