Wahana Horor Diharapkan Jadi Daya Tarik Wisata Indonesia

KOMPAS.com - Wisata hantu atau mistis bukanlah hal baru di industri pariwisata luar negeri, misalnya di Inggris dan Perancis. Wisata jenis ini kerap jadi bagian dari dark tourism yang berkaitan dengan periode gelap sebuah negara, misalnya akibat perang.

Dilansir dari Antara, Sabtu (13/3/2021), wisata jenis ini juga berpeluang tumbuh di Indonesia lantaran masyarakat dinilai menyukai hal-hal berbau mistis yang mengundang rasa penasaran.

"Apalagi budaya nenek moyang kita animisme dan dinamisme juga sangat mistis," tutur Dosen Program Studi Pariwisata Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI), Dr. Diaz Pranita. 

Wahana horor bisa jadi salah satu cara untuk menikmati wisata mistis, khususnya dari segi industri kreatif dan pariwisata.

Billy selaku Kreator Pandora Box, salah satu promotor wahana horor di Indonesia, berharap agar semua pelaku di industri ini dapat bergabung membuat wahana rumah hantu. 

"Tidak menutup kemungkinan, visi misi saya ke depan, semua pelaku wahana bisa bersama kami. Bareng-bareng dalam satu wadah yang besar memperkenalkan industri horor, tidak hanya di lokal, tidak hanya di Indonesia," kata Billy, saat ditemui di Jakarta, Jumat (6/10/2023). 

Sebagai informasi, sejak Jumat (6/10/2023) sampai Minggu (19/11/2023) mendatang, Pandora Box bekerja sama dengan Dendam Hotel Palmeran menggelar Halloween Festival 2023.

Melalui acara kolaborasi ini, pengunjung bisa merasakan tiga wahana rumah hantu yang mengusung konsep berbeda, dengan ciri khas hantu dan zombi. Ketiganya adalah Zombie Apocalypse: Hotel Of The Dead, Dendam Mata Terpejam, dan Singid Hotel Kamar 404.

Ke depannya, Billy berharap semakin banyak promotor atau industri horor bekerja sama, mengingat tingginya antusiasme masyarakat, termasuk dari dunia, terhadap wahana horor. 

"Kami ingin memperkuat Indonesia ini ada Halloween dan horor yang berkualitas. Kami juga  berharap horor bisa jadi daya tarik wisata dari Indonesia," ujar Billy.

"Karena Pandora Box (dulu) di LRT dan di mal, banyak banget turis yang datang. Karena kami sempat viral juga di luar negeri, ada wartawan-wartawan media luar yang konfirmasi (dan bertanya) ke kami. Salah satunya dari Jepang," imbuhnya. 

Oleh karena itu, ia berharap tidak hanya Dendam Hotel Palmerah, nantinya industri film dan permainan juga dapat bersatu menciptakan wahana horor yang menarik.

"Kami berharap semoga pelaku-pelaku industri kita bersama-sama, saya juga tidak bisa sendiri, saya butuh bersama-sama majukan industri wahana horor untuk Indonesia," tutur dia. 

Ia juga menyebut dukungan pemerintah, misalnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dapat membantu memperluas jangkauan wahana horor sebagai daya tarik kepada masyarakat. 

Dengan bergabungnya sejumlah industri, kata Billy, agenda memperingati Halloween setiap 31 Oktober bisa dilakukan secara rutin, dan di kota yang lebih luas lagi. 

"Saya ingin seluruh pelaku industri horor, entah itu gaming (gim), film, props maker (pembuat properti), atau apa pun, akan (buat) seperti ini festivalnya. Banyak permainan, foodocurt, banyak wahana," ujar dia. 

Dilaporkan oleh Kompas.com, Sabtu (31/10/2021), Halloween merupakan adaptasi dari tradisi Samhain yang dilakukan oleh Bangsa Celtic kuno untuk menyambut datangnya musim dingin sekaligus menutup musim panen bagi para petani.

Umumnya orang-orang akan memakai kostum menyeramkan saat Halloween, lalu berkeliling meminta permen dan cokelat.

Nantinya, Billy menjelaskan, para pelaku industri horor juga bisa membuka wahana, tidak hanya stan, tergantung dari kesepakatan. 

Sebab, menurutnya industri horor terutama terkait dengan perfilman di Indonesia sangat berkembang dan banyak peminatnya, namun ia melihat wahana horor khususnya masih perlu banyak peningkatan.

"Saya ingin orang-orang di industri horor tahu kalau Pandora Box itu open, welcome (terbuka) untuk mereka yang mau kerja sama dengan kami. Nanti akan ada wahana banyak, dan nanti bisa buka tiket terusan. Itu konsep besar kami," pungkasnya.