Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Bunker Kaliadem dan Cerita Pilu tentang Erupsi Merapi 2006

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Bunker Kaliadem di Kepuharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman menjadi salah satu spot destinasi wisata di kawasan lereng Gunung Merapi.

Wisatawan yang berkunjung dapat melihat langsung bangunan bunker, bahkan masuk ke bagian dalamnya.

Di area bunker Kaliadem ini wisatawan disuguhi  panorama keindahan alam lereng Gunung Merapi. Ketika cuaca cerah, wisatawan dapat melihat visual Gunung Merapi dengan jelas.

Momen tersebut biasanya sering digunakan wisatawan untuk berfoto di depan bunker Kaliadem dengan Gunung Merapi sebagai latarnya.

Bunker Kaliadem dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sleman sekitar tahun 2000-an dan mulanya difungsikan sebagai tempat berlindung dari awan panas Gunung Merapi.

"Itu dibangun P3BA dulu, Dinas Pengairan Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam (P3BA). Saya dulu di P3BA," ujar Analis Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Lelono saat ditemui Kompas.com, Selasa (17/10/2023).

Seingat Joko, proses pembangunan bunker Kaliadem berlangsung selama sekitar dua tahun.

Pada 2006, Gunung Merapi mengalami erupsi. Material vulkanik Gunung Merapi saat itu menutup seluruh bangunan bunker Kaliadem.

"Itu tadinya (bunker Kaliadem) mau dijadikan sebagai monumen dan dibuat seperti museum alam. Tidak dibangun gedung, tapi dibiarkan seperti itu, dijaga," urainya.

Saat itu, pihak desa yang berkeinginan untuk mengelola bunker Kaliadem kemudian mengirimkan surat.

Itulah mengapa, sampai saat ini bunker Kaliadem dikelola oleh pihak desa untuk menjadi obyek wisata.

Kisah pilu kala erupsi Merapi 2006

Bunker Kaliadem merupakan saksi bisu peristiwa kelam pada 2006. Saat itu, Merapi mengalami erupsi.

Dua orang relawan yang bermaksud menyelamatkan diri dari awan panas atau "wedhus gembel" dengan berlidung di dalam bunker Kaliadem ditemukan meninggal dunia.

Saat itu, bunker Kaliadem tertimbun material panas erupsi Gunung Merapi hingga membuat kedua korban terjebak di dalam.

Anggota TRC BPBD DI Yogyakarta (DIY) Aris Widodo atau yang akrab dipanggil Romo Itonk menceritakan kembali detik-detik peristiwa tersebut terjadi.

Romo Itonk menceritakan saat itu status Gunung Merapi diturunkan dari Awas menjadi Siaga.

Ia mendapatkan tugas untuk mendampingi juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan. Pada 14 Juni 2006 awalnya romo Itonk bersama anggota SAR berada di rumah Juru Kunci Merapi Mbah Maridjan.

Kemudian karena saat itu Mbah Maridjan tidak ada aktivitas, romo Itonk bergeser ke warung sebelah timur Bunker Kaliadem. 

Saat sedang berada di warung tersebut, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas atau yang sering dikenal dengan istilah "wedhus gembel".

Melihat awan panas tersebut berhenti di Bukit Kendil, ia dan yang lainya memutuskan untuk tetap mengamati kondisi pascaluncuran awan panas Gunung Merapi. 

"Kami terus diskusi itu (awan panas) kalau sampai melompati bukit itu (Bukit Kendil), berarti sampai di sini. Ternyata kan (awan panas pertama) berhenti dibukit di itu," urainya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/10/2023). 

Tak berselang lama, terjadi luncuran awan panas susulan Gunung Merapi. Romo Itonk melihat kepulan awan panas susulan yang cukup tunggi. 

"Kami segera bergerak, balik lagi ke arah simbah (rumah Mbah Maridjan)," tuturnya. 

Saat itu, romo Itonk sempat berkomunikasi dengan Kenteng mengajak untuk ikut bergeser ke barat. Namun, Mbah Maridjan menolak dan merasa aman.

Saat sampai di barat bunker Kaliadem, romo Itonk dan yang lainya berhenti. Mereka melihat luncuran awan panas berhenti. 

Setelah landai, mereka kembali ke warung.

Namun, sesampainya di warung, di sela berbincang mereka melihat Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. 

Mereka memperkirakan luncuranya akan lebih jauh, sehingga langsung bergegas lari ke arah barat.

"Kita lari ke arahnya simbah (rumah Mbah Maridjan) lagi, Kenteng (Sudarwanto) di situ. Kami ajak ayo ke barat, tapi tidak mau. Terus kami balik ke rumahnya simbah," ucapnya. 

Saat sampai di masjid kediaman Mbah Maridjan, romo Itonk kembali melakukan pengamatan. Ternyata, awan panas tersebut sampai ke bunker Kaliadem. 

Setelah kejadian, romo Itonk bersama yang lainya sempat mencoba untuk datang ke bunker Kaliadem. Hanya saja, saat perjalanan melihat bekas tangki air dalam kondisi meleleh. 

"Tangki air dari fiber meleleh, kan panas banget berarti. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak jadi ke sana, kami balik," urainya. 

Menurutnya, proses evakuasi kedua korban dari bunker cukup sulit. Sebab bunker Kaliadem tertutup material erupsi Gunung Merapi dan material tersebut sangat panas, yakni sekitar 300 derajat celcius.

Untuk itu, mereka harus menggali material sedikit demi sedikit untuk terlebih dahulu menemukan tangga masuk ke bunker. 

Proses evakuasi awalnya dilakukan secara manual. Namun alat-alat yang digunakan seperti sekop melengkung karena panasnya suhu material, sehingga selanjutnya dilakukan dengan alat berat.

Alat berat yang digunakan termasuk alat pemadam kebakaran dari luar negeri yang mampu menahan suhu hingga ratusan derajat celcius.

Meskipun, alat itu ternyata menimbulkan dehidrasi pada orang-orang sekitar, sehingga tidak lagi digunakan.

Setelah ditemukan, pintu bunker tidak bisa langsung dibuka karena ada material panas yang masuk ke bunker dan menahan pintu. 

"Untuk membuka pintu juga sulit, karena kondisinya di satu sisi pintu tertahan material. Ketika kami masuk itu kan, harus menyingkirkan material dulu," bebernya. 

Usai memakan waktu yang cukup panjang akhirnya kedua relawan yang berada di dalam bunker berhasil dievakuasi, meskipun dalam kondisi meningal dunia. 

Dalam proses evakuasi, tim gabungan juga masih terus berjuang karena suhu di dalam bunker masih panas sekalipun sudah disemprotkan air.

Tim gabungan juga harus berjuang untuk mengevakuasi kedua jenazah dari dalam bunker Kaliadem. Sebab suhu di dalam bunker masih panas. 

"Kami ukur masih sekitar 115-120 derajat panasnya. Kami enggak bisa berlama-lama (di dalam bunker), sehingga harus estafet yang masuk, kan harus secapatnya mengevakuasi," tandasnya. 

Di sisi lain, aktivitas erupsi Gunung Merapi masih berlangsung selama proses evakuasi, sehingga berpotensi membahayakan personel.

"Sehingga tim yang di dalam secapatnya keluar, begitu landai masuk lagi, kami enggak mau (ambil) risiko. Pada saat itu erupsi kan masih berjalan terus," ungkapnya.

https://travel.kompas.com/read/2023/10/19/193930727/sejarah-bunker-kaliadem-dan-cerita-pilu-tentang-erupsi-merapi-2006

Terkini Lainnya

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke