Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mencermati Kinerja Pariwisata 2023

Di sisi lain, mempercepat pemulihan pariwisata nasional menghadapi banyak tantangan. Jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia belum mencapai tingkat sebelum pandemi.

Meskipun beberapa indikator daya saing pariwisata nasional telah meningkat, seperti yang ditunjukkan peningkatan peringkat Travel and Tourism Development Index (TTDI) terbaru, yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu yang tertinggi di ASEAN (kemenparekraf, 2023).

Adanya pertumbuhan sektor pariwisata juga telah menimbulkan multiplier effect terhadap pertumbuhan sektor ekonomi lainnya seperti sektor akomodasi, agrikultur, dan berbagai industri lainnya.

Hingga Agustus 2023, tercatat 7,44 juta kunjungan wisatawan mancanegara, sekitar 70 persen lebih banyak dari periode yang sama tahun 2019.

Jumlah ini melampaui target pemerintah sebesar 6 juta–8,5 juta kunjungan asing pada 2023.

Meskipun demikian, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan Indonesia masih lambat dibandingkan dengan negara lain di ASEAN.

Kinerja sektor pariwisata nasional didorong peningkatan mobilitas wisawatan dalam negeri setelah kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut pada akhir 2022.

Jumlah wisawatan dalam negeri tercatat 433,57 juta pergerakan sepanjang semester pertama 2023, melampaui periode sama sebelum pandemi pada 2019.

Sebaliknya, capaian kinerja wisawatan dalam negeri diperkirakan masih di bawah target nasional sebesar 1,2 miliar-1,4 miliar pergerakan.

Selain itu, gerakan wisawatan dalam negeri masih terkonsentrasi di Jawa, khususnya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Selain karena banyaknya penduduk yang tinggal di Jawa, mobilitas wisatawan dalam negeri yang terkonsentrasi di wilayah ini membantu meningkatkan konektivitas dan akses, terutama berkat ketersediaan dan kesiapan berbagai moda transportasi umum serta keberadaan jalan Tol Trans-Jawa.

Berdasarkan Laporan Nusantara yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, Oktober 2023, ada setidaknya tiga hambatan dalam upaya mempercepat peningkatan wisman hingga mencapai tingkat sebelum pandemi.

Pertama dan terpenting, kapasitas angkutan udara belum sepenuhnya pulih, yang mengakibatkan biaya perjalanan internasional masih cukup tinggi di tengah kapasitas penerbangan global yang belum kembali normal.

Kondisi ini menyebabkan peningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia, termasuk dari negara-negara asal utama, masih lebih terbatas.

Kedua, perubahan kebijakan visa yang dilakukan sebelum pandemi memungkinkan hampir 170 negara menerima Bebas Visa Kunjungan sebelum penerapan Visa on Arrival sejak Maret 2022.

Ini diperkirakan akan berdampak pada pola kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Ketiga, karena persaingan negara lain untuk menarik wisatawan asing yang semakin meningkat, promosi pariwisata Indonesia di pasar-pasar utama asal wisatawan semakin terbatas.

Kondisi ini juga tidak terlepas dari kemampuan anggaran untuk mendorong pariwisata, yang selama ini lebih bergantung pada peran pemerintah, dan yang sejak pandemi jumlahnya telah menurun.

Selain itu, ada tiga tantangan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan pergerakan wisatawan dalam negeri untuk mencapai target.

Tantangan pertama adalah biaya yang tinggi untuk perjalanan domestik, baik melalui udara maupun darat.

Kapasitas angkutan udara belum sepenuhnya pulih, yang merupakan faktor utama dalam kondisi ini, serta kenaikan biaya energi.

Tantangan kedua adalah konektivitas antara destinasi belum ideal, yang menyebabkan pergerakan wisatawan dalam negeri tetap terkonsentrasi di Jawa.

Tantangan ketiga adalah jumlah insentif yang diberikan untuk mendorong pergerakan wisatawan dalam negeri relatif kecil dibandingkan dengan negara pesaing yang banyak memberikan subsidi dalam bentuk voucher, diskon, dan kampanye yang konsisten.

Tren pariwisata akan berkembang dengan mengedepankan faktor pendorong utama pengambilan keputusan oleh wisatawan antara lain faktor kualitas, baik terkait mindfulness, sensation-seeking, culture immersion, atau pengaturan akomodasi/perjalanan (Expedia, 2022).

Lebih dari itu perjalanan wisata akan ditujukan untuk membawa kesehatan 'pikiran, tubuh, dan jiwa' sehingga banyak wisatawan mencari kedamaian dan kesenangan termasuk meIalui cara-cara yang kurang umum bagi sebagian besar orang.

Artinya muncul motif wisata sebagai wellness retreats dan motif off-grid travel, di mana banyak wisatawan ingin terhubung kembali dengan alam.

Diestimasikan sebanyak 60 persen wisatawan berkeinginan untuk berwisata secara unplugged (tidak terkoneksi dengan gadget) sehingga glamour camping atau glamping dan ekowisata akan tetap populer.

Motif cultural experiences juga diminati di mana banyak wisatawan yang ingin merasakan budaya baru dalam perjalanan mereka. Mereka ingin merasakan budaya, makanan, dan bahasa baru, dan bepergian ke tempat yang underrated.

Untuk mencapai target kinerja pariwisata masa depan, tren global dan transisi demografi harus dipertimbangkan.

Setelah pandemi Covid-19, tren pariwisata telah berkembang dengan fokus pada keberlanjutan dan inklusi. Hal ini ditunjukkan oleh berbagai temuan survei yang dilakukan berbagai lembaga internasional tentang preferensi pariwisata global saat ini.

Pentingnya pariwisata yang lebih berwawasan lingkungan terkait erat dengan aspek berkelanjutan. Sementara aspek inklusif menekankan ketertarikan yang lebih besar pada aktivitas pariwisata yang dapat membantu masyarakat lokal lebih banyak.

Transisi demografi juga menyebabkan perubahan preferensi wisatawan. Dengan peningkatan minat generasi milenial dan generasi Z dalam melakukan perjalanan wisata dengan fitur favorit mereka, pengembangan destinasi wisata harus menjadi perhatian utama.

Tiga faktor menentukan preferensi wisata generasi muda ini: mereka termotivasi secara digital karena generasi muda terdidik dan terpapar secara digital; mengutamakan pengalaman perjalanan yang terinspirasi dari berbagai media digital; dan memilih aktivitas wisata alam-budaya dan lokal.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, untuk mengatasi berbagai tantangan yang menghalangi peningkatan kinerja pariwisata nasional, Bank Indonesia dalam Laporan Nusantaranya (Oktober 2023) memberikan masukan dalam peningkatan strategi pariwisata ke depan yang harus difokuskan pada setidaknya enam hal berikut:

  1. Memberikan prioritas pada percepatan pemulihan rute dan frekuensi penerbangan serta pengembangan skema visa
  2. Meningkatkan strategi promosi pariwisata, terutama untuk wisman yang banyak menghabiskan uang
  3. Memfokuskan kampanye Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI)
  4. Mengoptimalkan penyelenggaraan Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions (MICE) dan event
  5. Mempercepat pengembangan destinasi pariwisata yang berorientasi pada pariwisata berkualitas
  6. Meningkatkan inklusi pariwisata melalui pengembangan entrepreneurship kreatif di destinasi, terutama di desa wisata.

Untuk mempercepat pemulihan kinerja pariwisata, kolaborasi harus diperkuat. Terutama selama periode transisi endemi, pariwisata merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.

Kinerja pariwisata yang semakin tumbuh dan berkembang memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif selain memperkuat ketahanan ekonomi negara melalui peningkatan pendapatan devisa.

Dalam hal ini, masyarakat harus dapat memperoleh keuntungan ekonomi lebih besar dari adanya peningkatan pariwisata.

Pemulihan pariwisata harus ditingkatkan dengan mengatasi masalah yang timbul melalui program yang terfokus.

Sangat penting melakukan sesuatu dalam jangka pendek untuk memperkuat pendekatan yang berfokus pada enam prioritas yang telah dikemukakan oleh Bank Indonesia.

Selain itu, program prioritas harus mempertimbangkan dinamika yang berkembang dalam jangka menengah-panjang, seperti perubahan transisi demografi dan peran yang meningkat dari generasi muda.

Ke depan, upaya bersama untuk mempercepat pemulihan pariwisata akan dapat membantu pertumbuhan pariwisata nasional lebih cepat dan mendukung pencapaian Indonesia Maju.

https://travel.kompas.com/read/2023/12/04/095819327/mencermati-kinerja-pariwisata-2023

Terkini Lainnya

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke