Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menyusuri Jejak Perjalanan Komoditas Nusantara Lewat Pameran Jalur Rempah

JAKARTA, KOMPAS.com - Suatu pameran temporer baru digelar di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, sampai 31 Desember 2023.

Pameran bertajuk “Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia” ini digelar oleh Museum dan Cagar Budaya (MCB) atau yang juga dikenal dengan Indonesian Heritage Agency (IHA).

"Tujuan utama dari pameran ini untuk mempromosikan Jalur Rempah kepada masyarakat. Karena tahun depan, Jalur Rempah akan diajukan sebagai warisan dunia ke UNESCO,” kata Edukator Pameran Rempah, Junia, saat ditemui di lokasi, Minggu (10/12/2023).

Untuk mengunjungi pameran ini, masyarakat dapat membeli tiket ke Museum Kebangkitan Nasional, karena lokasinya ada di dalam area museum.

Tiket masuk pengunjung anak mulai Rp 500 per orang jika datang bersama rombongan, dan mulai Rp 1.000 per orang jika datang perorangan.

Berkunjung ke Pameran Jalur Rempah

Pada Minggu (10/12/2023) sore, Kompas.com berkesempatan datang langsung ke pameran Jalur Rempah.

Setelah membeli tiket langsung di tempat, dari pintu masuk langsung terlihat ruang pameran berbentuk persegi panjang, dengan tulisan "Jalur Rempah" di bagian depan.

Sore itu, pengunjung yang datang tidak ramai meski juga tidak sepi. Pengunjung masih bisa leluasa melihat dan bertanya kepada petugas.

Meski tidak terlalu luas, pameran ini menghadirkan enam instalasi utama, yaitu Area Koleksi Jalur Rempah, Replika Bas Relief Borobudur, Herbarium Tanaman Rempah, Instalasi Peta Interaktif Jalur Rempah, Panel Aplikasi Rempah Internasional, dan Instalasi Interaktif Replika Kapal Borobudur.

Obyek yang ditampilkan dalam pameran berjumlah 35 buah. Di antaranya prasasti, rempah-rempah, dan mata uang kuno.


Belajar sejarah rempah Nusantara

Junia, membawa pengunjung berkeliling singkat sambil mengisahkan perjalanan terbentuknya jalur rempah.

"Pameran ini mengisahkan sejarah perjalanan dan perdagangan rempah nusantara, yang proses penyebarannya sudah terjadi jauh sebelum bangsa Eropa melakukan pencarian dan ekspedisi rempah ke wilayah Nusantara," tutur dia.

Bahkan, melalui salah satu koleksi diketahui bahwa rempah telah ditemukan di dalam tubuh dan makam raja-raja Mesir Kuno dari abad ke-13 SM.

Selain koleksi mumi, salah satu koleksi yang menarik perhatian adalah pajangan topeng menyerupai paruh burung.

Rupanya saat ada wabah pes di Eropa abad ke-13 dan ke-17, para dokter melindungi diri mereka dengan kostum, termasuk topeng menyerupai paruh burung yang diisi dengan campuran rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, vanila, dan madu.

"Campuran ini diyakini bersifat antiseptik dan aromatik yang dapat melindungi mereka dari wabah," terang Junia.

Selain itu, ada juga koleksi berupa artefak atau prasasti yang menunjukkan adanya jalur perdagangan di Nusantara dan India, hingga bukti kekayaan para sultan dan raja di masa lampau salah satunya karena komoditas rempah. 

Ada karya interaktif

Meski sebagian besar koleksi tidak boleh disentuh, pengunjung terutama anak-anak tetap akan betah saat berkeliling karena adanya koleksi interaktif. Di antaranya instalasi Peta Interaktif Jalur Rempah dan Instalasi Interaktif Replika Kapal Borobudur.

Untuk peta, pengunjung bisa mengangkat botol berisi aneka rempah seperti jahe, kapulaga, hingga kayu manis, sehingga video peta jalur rempah sesuai komoditas tersebut akan diputar secara otomatif. 

Pengunjung juga bisa memegang rempah-tempah yang ada di botol tersebut. Menghirup satu demi satu aromanya, memunculkan perasaan bangga bahwa Indonesia negara yang kaya akan rempah. 

Jangan lupa untuk mencoba naiki kapal Borobudur yang berlayar mencari rempah. Kapal yang ada di sisi kiri ruang pameran ini bisa bergerak dan menampilkan video mengasyikkan dari layar. 

Saat menaiki dek, Kompas.com merasakan keseruan cerita pelayaran para kru kapal yang melewati hujan hingga badai, sampai bertemu suatu kota. Di bagian dalam kapal tersebut juga ada beberapa rempah yang dikumpulkan oleh para kru. 

Usai puas berkeliling, Kompas.com menyudahi kunjungan dan berjalan menuju pintu keluar. Di akhir perjalanan, terdapat satu dinding penuh yang menjelaskan proses perjalanan Jalur Rempah diusulkan menjadi warisan dunia ke UNESCO, yang harapannya pada 2024 bisa diajukan dan segera dicanangkan. 

https://travel.kompas.com/read/2023/12/12/090900927/menyusuri-jejak-perjalanan-komoditas-nusantara-lewat-pameran-jalur-rempah

Terkini Lainnya

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke