Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Paspornya Terkuat di Dunia, Banyak Warga Jepang Tetap Ogah ke Luar Negeri

KOMPAS.com - Selama setidaknya lima tahun berturut-turut, Jepang selalu menempati urutan pertama negara dengan paspor terkuat di dunia.

Meskipun peringkatnya turun menjadi peringkat tiga pada 2023, tetapi Negeri Matahari Terbit tetap menjadi salah satu negara dengan paspor terkuat, menurut firma konsultan firm Henley & Partners.

Pemilik paspor Jepang dapat mengunjungi sekitar 190 negara tanpa visa.

Kendati demikian, ternyata hanya sekitar 15 persen warganya yang mau menggunakan paspor tersebut untuk pergi ke luar negeri, seperti dikutip the Japan Times.

Menurut data Kementerian Luar Negeri, hingga akhir 2022, hanya 21,8 juta paspor Jepang yang masih berlaku yang beredar pada periode tersebut.

Sebelumnya, perusahaan intelijen global Morning Consult juga pernah merilis hasil survei yang menunjukkan bahwa lebih dari 35 persen warga Jepang tidak berniat untuk berlibur lagi, baik di dalam maupun luar negeri, seperti dikutip dari DW.

Angka yang lebih tinggi daripada negara lain. Misalnya Korea Selatan yang hanya 15 persen, Amerika Serikat 14 persen, Inggris 8 persen, Jerman 6 persen, serta Spanyol dan Italia 4 persen.

Hal ini bahkan membuat sejumlah pihak melakukan upaya untuk mendorong warga Jepang mau bepergian ke luar dari negaranya.

Maskapai berbiaya rendah anak perusahaan ANA Holdings, Peach Aviation yang membawa penumpang ke wilayah Taiwan, Korea Selatan, dan beberapa destinasi Asia lain, misalnya, menawarkan kredit perjalanan sebesar 5.000 yen (sekitar Rp 543.000) bagi penumpang yang telah membuat paspor baru atau memperpanjangnya. Penawaran ini berlaku hingga 22 Desember 2023.

Karena permintaan yang tinggi, pihak Peach Aviation mempertimbangkan untuk mengadakan periode kedua penawaran.

Sayangnya, tak peduli seberapa maskapai penerbangan dan pihak lain memberi penawaran menarik, selalu saja ada rintangan untuk mendorong warga Jepang bepergian ke luar negeri. Beberapa di antaranya seperti tidak punya paspor saat waktu bepergian tiba, serta butuh waktu dan uang untuk membuatnya.

Alasan warga Jepang ogah ke luar negeri

Ada beberapa alasan yang membuat warga Jepang malas bepergian ke luar negeri, meskipun paspor mereka adalah salah satu yang terkuat di dunia.

Salah satunya adalah karena menganggap ada banyak destinasi domestik yang dapat mereka nikmati.

"Sampai batas tertentu, orang-orang merasa puas berwisata di dalam negeri tanpa harus bepergian ke luar negeri," ujar kepala konsultan JTM Toursim Research & Consulting, Yoko Hayano, seperti dikutip the Japan Times.

Selain itu, menurut Asosiasi Agen Perjalanan Jepang, biaya yang lebih tinggi akibat inflasi di luar negeri, lemahnya yen, serta perang di Ukraina dan ketidakstabilan geopolitik di luar negeri juga mengurangi minat mereka bepergian ke luar negeri. 

Pandemi Covid-19 juga rupanya menjadi salah satu pertimbangan. Apalagi Jepang termasuk lambat dalam pemulihan perjalanan dan membuka perbatasan dibandingkan beberapa negara lain.

"Namun, pada akhirnya akan pulih juga," ujarnya.

Faktor lainnya adalah tingkat kepemilikan paspor warga Jepang relatif rendah jika dibandingkan beberapa negara lain.

Di Amerika Serikat, sebanyak 160 juta orang atau setengah populasinya memiliki paspor pada 2023, berdasarkan data Departemen Luar Negeri AS. Sedangkan di Inggris, sebanyak 85 persen penduduknya memiliki paspor.

Analis marketing perjalanan Ashley Harvey yang sudah bekerja di sektor perjalanan Jepang selama lebih dari 15 tahun juga mengatakan kepada DW bahwa hanya sekitar 23 persen warga Jepang yang memiliki paspor, angka terendah di antara negara G-7.

Hal ini bahkan sudah terjadi sebelum pandemi.

"Bahkan sebelum pandemi, hanya ada 20 juta perjalanan ke luar Jepang setiap tahunnya. Angka itu cukup menyedihkan bagi negara dengan 126 juta penduduk," ucapnya.

Ia juga memahami bahwa Jepang memiliki banyak destinasi untuk dikunjungi dan warganya tak memerlukan paspor untuk pergi ke sana.

Sayangnya, kata dia, tidak bepergian ke luar Jepang membuat mereka tidak bisa memperluas pandangannya atau secara efektif mempromosikan "soft power" Jepang ke dunia.

"Menurut saya itu sangat disayangkan," kata Ashley.

Salah satu warga yang merasa tidak perlu bepergian ke luar negeri adalah Tomoko Oono, seorang ibu rumah tangga dari Perfektur Saitama.

Baginya, liburan tidak pernah terlalu penting baginya, terutama liburan ke luar negeri.

Ia bahkan hanya pernah meninggalkan Jepang satu kali, yakni ke Singapura bersama suaminya untuk berbulan madu pada 1980.

Berkaca pada suaminya yang kerap bepergian ke luar negeri untuk urusan kerjaan dan beberapa kerabatnya, ia menilai hal ini malah hanya membuat masalah baru.

"Kita harus banyak mengepak barang bawaan dan memilih apa saja yang harus dibawa, perginaik pesawat, mengeluarkan uang dan bermalam di tempat yang kita tidak kenal sama sekali. Kedengarannya sangat membuat stres," kata dia kepada DW.

Oono merasa ia sudah memiliki cukup banyak hobi untuk dilakukan, seperti memasak dan membuat kerajinan tangan.

"Jadi, paling lama aku tidak berada di rumah paling hanya sekitar satu malam," tambahnya.

https://travel.kompas.com/read/2023/12/22/122545927/paspornya-terkuat-di-dunia-banyak-warga-jepang-tetap-ogah-ke-luar-negeri

Terkini Lainnya

Taman Air Tlatar Boyolali: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Taman Air Tlatar Boyolali: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
10 Destinasi Wisata Global Paling Menarik Selama Setahun, Ada Bali

10 Destinasi Wisata Global Paling Menarik Selama Setahun, Ada Bali

Travel Update
4 Tips Hindari Lelah karena Cuaca Panas Saat Mendaki

4 Tips Hindari Lelah karena Cuaca Panas Saat Mendaki

Travel Tips
65 Persen Turis Indonesia Gemar Belanja Saat Berlibur ke Luar Negeri

65 Persen Turis Indonesia Gemar Belanja Saat Berlibur ke Luar Negeri

Travel Update
5 Destinasi Wisata di Asia Pasifik Paling Populer, Ada Indonesia

5 Destinasi Wisata di Asia Pasifik Paling Populer, Ada Indonesia

Travel Update
Minimarket dengan Panorama Gunung Fuji di Jepang Akan Dipasang Layar Gelap pada 21 Mei 2024

Minimarket dengan Panorama Gunung Fuji di Jepang Akan Dipasang Layar Gelap pada 21 Mei 2024

Travel Update
Mampir ke Galeri K-Pop di Seoul, Bisa Foto-foto ala Video Klip

Mampir ke Galeri K-Pop di Seoul, Bisa Foto-foto ala Video Klip

Jalan Jalan
Syarat Mendaki Gunung Fuji di Jepang Tahun 2024, Bayar Rp 206.000

Syarat Mendaki Gunung Fuji di Jepang Tahun 2024, Bayar Rp 206.000

Travel Update
10 Bandara Terbersih 2024, Tokyo Masih Memimpin

10 Bandara Terbersih 2024, Tokyo Masih Memimpin

Travel Update
Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke