KOMPAS.com - Korea Selatan memperkenalkan templestay atau program wisata di kuil untuk wisatawan. Adapun aktivitas yang ditawarkan berkaitan ketenangan, agar peserta mendapatkan perspektif baru dalam kehidupan dan menemukan diri sendiri.
Contoh kegiatan yang dilakukan di antaranya meditasi, membuat kerajinan sederhana, menikmati makanan vegetarian di kuil Buddha di Korea Selatan.
Saat ini dibuka Templestay Event for Foreigner 2024 (Program Templestay untuk Wisatawan Asing 2024) periode 1 April- 31 Juli 2024.
Hanya sekitar 1.000 wisatawan asing yang dapat mengikuti program templestay di beberapa kuil seluruh penjuru Korea Selatan.
Program templestay ini dibuka dengan harga mulai dari 30.000 won atau sekitar 350.000-rupiah untuk dua hari satu malam. Program dapat diakses di situs resmi Templestay.
Berikut penjelasan mengenai aktivitas templestay di Korea Selatan dari Korea Tourism Organization:
Program templestay biasanya dimulai dengan berjalan di sekitar kuil dalam kelompok kecil. Selama berjalan santai, peserta akan mempelajari informasi dasar tentang agama Buddha dan nilai manfaat dari bangunanyang dilewati.
Kuil di Korea letaknya dekat dengan alam sehingga peserta juga dapat mengambil waktu sebentar untuk menatap alam di sekitarnya.
Setelah melakukan perjalanan, peserta juga dapat mengikuti kelas meditasi yang
dipandu oleh biksu. Biksu akan memberikan arahan bagaimana bermeditasi yang baik agar peserta dapat menemukan ketenangan.
2. Belajar membuat kerajinan tangan sederhana
Kuil yang mengadakan templestay biasanya jauh dari hiruk pikuk kota dan cukup jauh
menjangkau sinyal komunikasi.
Hal ini membuat peserta istirahat sejenak dari kegiatan digital dan fokus pada kegiatan sederhana.
Salah satu program templestay biasanya juga menawarkan aktivitas yang dapat menjauhkan peserta dari kegiatan digital adalah membuat kerajinan tangan sederhana.
Kerajinan tangan tersebut bisa seperti membuat tasbih, lampion, dan sebagainya.
Kegiatan sederhana ini harus dilakukan dengan fokus tanpa ada distraksi dari luar, terutama distraksi digital agar peserta dapat menemukan nilai lebih dari aktivitas yang sederhana.
Etika menikmati makanan kuil di berbagai program akan berbeda-beda. Pada umumnya, peserta dapat menikmati makanan kuil yang secara khusus dibuat oleh biksu di kuil tersebut.
Makanan yang disajikan di kuil biasanya sederhana dan memiliki rasa yang berbeda dari makanan di luar kuil.
Makanan kuil biasanya terdiri dari nasi putih dan hidangan sampingan khas Korea seperti Kimchi sawi, tahu putih yang dibumbui, daun perilla, kimchi lobak, daun lobak, kacang kedelai hitam, rumput laut, buah, dan sebagainya.
Makanan ini tentunya tidak mengandung produk hewani sama sekali dan baik untuk kesehatan.
Etika menikmati makanan kuil, yaitu peserta mengisi piring dengan makanan sebanyak yang peserta mampu habiskan dan membersihkan piringnya setelah makan.
Selama menikmati makanan, peserta harus diam tanpa berbicara dengan peserta lain untuk berfokus pada nilai makanan.
https://travel.kompas.com/read/2024/04/05/080600427/mengenal-templestay-di-korea-selatan-wisata-budaya-di-kuil-buddha