Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunma Jepang, TSI, dan TNGP Kembali Tanam Ribuan Pohon

Kompas.com - 21/01/2008, 20:10 WIB

BOGOR, SENIN – Gunma Safari Park Jepang, Taman Safari Indonesia, dan Taman Nasional Gede Pangrango menaman sekitar 5.000 pohon di kawasan TNGP di  Desa Gunung Putri Cibodas, Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/1).  Kegiatan ini merupakan yang kedelapan kalinya yang mereka laksanakan setiap tahun sejak  tahun 2000.

Direktur  TSI Frans Manansang  mengatakan,  kegiatan penanaman pohon tersebut merupakan kerjasama sister park antara TSI dan Gunma sejak tahun 2000, yang diprakasari Duta Besar RI di Tokyo waktu itu. “Kami sejak itu meminjamkan beberapa koleksi satwa TSI kepada Gunma  antara  Februari sampai November. Di luar bulan itu, satwa koleksi kami pulang ke sini karena Jepang masuk musim dingin,” kata Manansang.

Sehubungan dengan itu, karena Gunma tidak memiliki satwa Jepang yang bisa dipinjamkan ke TSI, mereka menggantikannya dengan menanam pohon di  kawasan TNGP.  “Februari nanati, satwa kolesi kami yang akan dipamerkan di Gunma adalah orangutan, harimau sumatera, harimau putih, dan macan tutul. Empat perawat satwa tersebut juga menyertai mereka selama di Jepang,” kata Manansang.

Presiden Direktur Gunma Safari Park, Kunihiko Takahashi, mengatakan, pihaknya memilih menanam pohon karena mendapat laporan bahwa kerusakan hutan di Indonesia cukup parah.  Padahal hutan merupakan habitat satwa yang penting, yang pada akhirnya juga sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Selain itu, katanya,  posisi kawasan TSI dan TNGP  di Bogor dengan Jakarta sama dengan posisi Gumna di Tomioka  dengan Tokyo. “Kawasan kami adalah wilayah konservasi yang penting  bagi wilayah Tokyo. Wilayah di sini pun demikian, penting untuk Jakarta. Sehingga sangat penting hutan di sini tetap ada dan  alami,” katanya.

Gunma Safari Park, lanjutnya, memiliki lahan seluas  360 hektar  dengan koleksi satwa 100 jenis sebanyak kurang lebih 1.000 ekor. Kebun binatang tersebut dibangun sejak 1979. Setiap tahun didatangi sekitar 500 ribu orang dengan tiket masuk 2.600 yen untuk orang dewasa dan 1.300 yen untuk anak-anak.

“Dibanding tempat hiburan lainnya di Jepang, karcis masuk Gunma memang relatif lebih mahal. Namun setiap tahunnya, pengunjung makin bertambah. Kami senang bisa menampilkan satwa dari Indonesia di sana karena masyarakat kami jadi semakin  mengenal satwa langka dan tambah mencintai satwa,” kata Takahashi, yang didampingi  Andri Sumaryadi, staf  bagian kehutanan dari Kedutaan Besar RI di Tokyo.

Adapun Kepala TNGP Bambang Sumananto mengatakan, TNGP masih memerlukan  jutaan pohon lagi  karena area yang  harus direhabilitasi (bekas kawasan hutan produksi Perhutani) sekiatar 70 ribu hektar. Satu  hektar lahan memerlukan sekitar 400 bibit pohon kayu  endemik TNGP. Jenis pohon endemik itu antara lain puspa, rasamala, manglit, saninten, hiru, dan cijeruk.

Bambang sangat menyambut baik bagi semua pihak yang mau berpartisipasi untuk menghijaukan kembali kawasan perluasan TNGP tersebut. Kawasan perluasan itu, selama ini  menjadi lahan garapan masyarakat setempat. Berkaitan dengan itu TNGP  terus membangun  kerjasama dengan masyarakat untuk bersama-sama memelihara bibit pohon yang sudah ditanam di sana baik oleh TNGP maupun donatur.

“Kami tengah memikirkan program lainnya yang bisa menunjang kelangsungan keselamatan  pohon selanjutnya. Karena harus kami akui, sangat sulit menjaga kelangsungan hidup pohon-pohon itu mengingat keterbatasan tenaga TNGP,” tuturnya.   
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

Hotel Story
Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com