Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (70)

Kompas.com - 11/06/2008, 07:42 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Cermin Gulshan, Cermin Halmiyon (2)

Gulshan adalah sebuah desa di Uzbekistan yang dipotong-potong oleh garis perbatasan Kyrgyzstan yang hanya para komrad Soviet dan Tuhan yang tahu apa mengapanya. Ada perbatasan di tengah gang kecil, ada keluarga yang dipecah-pecah oleh batas negara, ada bangunan rumah yang separuh ikut Uzbekistan separuh ikut Kyrgyzstan. Tepat di sebelah Gulshan, ada desa Halmiyon. Orang-orangnya, kulturnya, rumah-rumahnya, bahasanya, semua sama persis dengan Gulshan, yang cuma sepuluh langkah kaki jauhnya. Bedanya, di Halmiyon yang berkibar adalah bendera merah Kyrgyzstan.

Saidullo mengendarai mobil Tico-nya, made in Uzbekistan, membawa saya melintasi jalan setapak di belakang desa. Jalan ini tak beraspal dan becek. Gunung-gunung salju berjajar di hadapan. Itu gunungnya Kyrgyzstan, Negeri Gunung Surgawi yang memang tak pernah lepas dari gunung dan salju. Sebenarnya jalan setapak ini juga sudah masuk wilayah teritorial Kyrgyzstan. Saya sedang dalam misi penyelundupan lintas batas tanpa paspor masuk ke wilayah Kyrgyzstan secara ilegal. Tetapi kata Saidullo, ini sudah biasa, orang-orang Halmiyon pun tidak mungkin bisa hidup tanpa interaksi dengan Gulshan, demikian pula sebaliknya. Apalagi pernikahan internasional antara penduduk dua desa sudah sangat lazim.

Saidullo mengemudikan kendaraannya ke pusat Halmiyon. Saya dibawa ke sebuah sekolah, gedungnya berdiri megah, papan namanya bertulis "Sekolah Toktogul No. 1". Bapak kepala sekolah, Juma Yuldeshev, menemani saya berkeliling.

            "Di sini semua muridnya orang Uzbek," kata bapak Juma yang satu giginya sudah berlapis emas, "tetapi kami giat belajar bahasa Kirghiz."

Di ruang utama setelah pintu besar saya melihat tembok yang dipenuhi poster bergambar peta Kyrgyzstan, bendera, lambang negara, lagu kebangsaan. Ada motif-motif dekorasi yang khas suku nomaden, seperti halnya kultur bangsa Kirghiz. Semua tulisan masih dalam huruf Rusia, sangat berbeda dengan Uzbekistan yang menghapus peninggalan Soviet termasuk huruf-hurufnya.

Bapak Juma membawa saya ke museum sekolah, di ruang bawah tanah. Ia menunjukkan peninggalan sejarah Kyrgyzstan, seperti alat tenun, pengaduk susu, patung-patung purbakala, kunci primitif dari kayu yang ukurannya sebesar telapak tangan (lubang kuncinya lebih besar lagi), sulam-sulaman shyrdak dengan desain motif ala Kirghiz, sampai setrika kuno dari zaman baheula. Semuanya begitu asing di sini. Tentu saja karena asing makanya dimuseumkan.

Barang-barang yang disimpan di museum ini semuanya adalah peninggalan budaya bangsa Kirghiz, yang harus dipelajari oleh murid-murid etnis Uzbek di sini. Bukan hanya asing bagi saya, bahkan bagi murid-murid pun benda-benda di museum sekolah ini unik dan eksotik. Bangsa Uzbek, terlebih lagi yang mendiami Lembah Ferghana, sudah lama menanggalkan kultur nomaden dan membangun peradaban sedenter, yang kemajuannya begitu tersohor di era Jalan Sutra. Bangsa Kirghiz, sebaliknya, masih sangat kental kultur nomadennya. Serpihan budaya pengembaraan itu masih nampak kental dalam kehidupan sehari-hari.

Hanya karena berada di sisi perbatasan yang berbeda, orang-orang Uzbek di Halmiyon sekarang harus mengaitkan masa lalunya bersama dengan orang-orang Kirghiz, yang tersebar mulai dari Batken sampai ke Bishkek. Penyamaan bahasa, perasaan senasib sepenanggungan, penyamaan sejarah, adalah bagian dari proyek nasionalisme negara-negara baru di Asia Tengah. Bagi suku-suku minoritas yang tinggal di pinggiran perbatasan, nasionalisasi suku mayoritas kental terasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com