Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (72)

Kompas.com - 13/06/2008, 09:27 WIB

Suasana politik di Asia Tengah pun semakin panas. Uzbekistan, sang jagoan Asia Tengah, menuduh Kyrgyzstan dan Tajikistan tidak mau bekerja sama memberantas terorisme. Warga negara Kirghiz dan Tajik pun harus pakai visa jika mau masuk wilayah Uzbekistan. Ini menjadi masalah bagi orang-orang yang tinggal di wilayah perbatasan, yang sekarang tidak bisa bebas lagi menyeberang untuk berbelanja di pasar.

Ada tiga enklaf Uzbekistan lain terdampar di wilayah Kyrgyzstan. Dua di antaranya, Chonkara dan Tashdobo, hanya desa-desa kecil yang tidak layak diingat. Masing-masing lebarnya hanya sekitar dua kilometer saja. Yang terbesar dan terpenting, namanya Shakhimardan, luasnya 90 kilometer persegi. Tidak seperti Sokh yang selalu panas dengan isu-isu terorisme, Shakhimardan malah jadi tempat piknik yang bergengsi bagi warga Uzbekistan dan Kyrgyzstan.

Sudah lama saya ingin sekali ke Shakhimardan. Tetapi karena letaknya yang terkurung, pergi ke sana berarti saya harus keluar dari wilayah Uzbekistan, masuk Kyrgyzstan, keluar Kyrgyzstan, dan masuk lagi ke Uzbekistan. Untuk pulangnya, harus lewat jalan yang sama. Delapan perbatasan yang harus saya lewati, tanpa visa Kyrgyzstan dan visa multiple entry Uzbekistan. Setelah pernah nyangkut di kantor polisi Ferghana, saya pun jadi pikir-pikir kalau mau nekad, apalagi ini masalah perbatasan internasional.

Beruntung sekali Temur memperkenalkan saya kepada Sardor, seorang kawannya yang sedang belajar bahasa Arab di universitas bahasa di Tashkent. Rumah Sardor ada di kota perbatasan Vuadil. Di pekarangan belakang rumahnya sudah terhampar Kyrgyzstan. Di dunia antah berantah ini, negara-negara saling bersilangan, bertabrakan dimensi.

Sardor berjanji akan membawa saya ke Shakhimardan, mengalami sendiri bagaimana rasanya hidup di kampung-kampung yang terkepung negara asing. Seperti halnya kebanyakan orang Uzbekistan yang ramah dan rela berkorban demi tamunya, Sardor pun menghujani saya dengan janji-janji indah tanpa menyadari masalah yang akan dihadapinya.

Bagi orang Uzbekistan dan Kyrgyzstan, pergi ke Shakhimar dan hanya masalah paspor saja. Di kedua negara, semua orang punya paspor, karena paspor berfungsi sebagai KTP. Tahun ini, ketika hubungan kedua negara sedang mesra-mesranya, kebijakan visa juga dihapuskan. Tak perlu lagi repot-repot membeli visa kalau mau ke Kyrgyzstan, walaupun sogok-menyogok tentara penjaga perbatasan masih lazim hukumnya.

Tetapi bagi saya, warga negara Indonesia, Asia Tengah bukan tempat di mana saya bisa bebas berkeliaran. Delapan perbatasan harus saya lewati untuk pergi pulang Shakhimardan, delapan kali saya harus melewati pos imigrasi kedua negara. Walaupun pakai ilmu menyamar dan menyelundup pun sukar sekali bisa lolos delapan kali tak tersentuh.

Sardor yang jauh-jauh datang dari Tashkent hanya untuk menemani saya ke Shakhimardan, baru memahami permasalan ini. Kami berdua menyusuri terminal-terminal kota Vuadil, tetapi tidak satu pun yang mau mengangkut saya yang orang asing ini.

            "Kamu menyamar saja jadi orang Kirghiz," usul Sardor.

Wajah saya memang sudah mirip Kirghiz, tetapi bahasa saya tidak lancar. Berpura-pura jadi bisu pun, seperti yang diusulkannya, juga bukan solusi.

Bagaimana ini? Saya juga sudah terlanjur menaruh harapan untuk bisa melihat Shakhimardan, apa pun caranya. Sardor kebingungan. Apakah cita-cita saya untuk melihat sebuah lembah Uzbekistan yang terkepung gunung-gunung Kyrgyzstan harus berakhir di sini? Kyrgyzstan sudah terbentang di belakang pekarangan rumah, tetapi untuk ke sana tidak semudah yang dibayangkan.


(Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com