Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia (6): Mengintip Prostitusi di Jantung Kota Moskwa

Kompas.com - 19/08/2008, 11:16 WIB

JARUM jam di Hotel Marriott, Moskwa, sudah  menunjuk angka 24.00. Sudah tengah malam rupanya. Waktu yang tersisa bagi kami untuk menikmati ibu kota Rusia ini tak lebih dari 18 jam lagi. Usaha beberapa teman untuk memperpanjang waktu tinggal di kota ini gagal.  Pasalnya, tak ada penerbangan untuk lusa. Kalau mau, kami baru bisa balik ke Jakarta empat hari  lagi. Ah, terlalu lamalah.

Meski pagi hampir menjelang, kami memilih keluar hotel menikmati Moskwa di waktu malam. Alex, warga negara Rusia pendamping kami selama di Moskwa, sangat fasih berbahasa Indonesia, bahkan dengan gaya “elu-gue”. Ayahnya adalah orang Medan yang menikah dengan perempuan Rusia.

Ia mengajak kami melihat-lihat kehidupan malam di kota ini. Sebagaimana laiknya kota besar, ada sudut-sudut Kota Moskwa yang tidak pernah tidur sepanjang malam. Di sini kehidupan justru menggeliat saat hari mulai gelap. Dengan dua taksi kami menyusuri jalan-jalan kota yang lengang.

Tak sampai 20 menit taksi yang membawa kami dari hotel berhenti di sebuah gedung yang mirip ruko di Jakarta. Night Flight, tulisan itu terang benderang bersinar lampu di bagian atas gedung ini. Sejumlah lelaki berbadan tegap dengan setelan jas hitam berdiri sangar di depan pintu masuk.

Night Flight bukan lokalisasi. Di Moskwa, kafe yang buka sejak pukul 10.00 malam sampai pukul 05.00 ini terkenal sebagai tempat makan dan bersantai. Hanya saja, ada “layanan plus” tersembunyi di dalamnya.

Dengan konsep manajemen dan hidangan ala Swedia, kafe ini sudah dibuka lebih dari 15 tahun. Hingga hari ini mereka masih berani mengklaim, Night Flight adalah destinasi utama untuk kehidupan malam di  kota Moskwa. Berlokasi di jalan utama kota, Tverskaya 17, menjadikan tempat ini benar-benar berada di jantung kota Moskwa, bahkan tak berapa jauh dari benteng Kremlin dan Lapangan Merah, serta kawasan elite Pushkinskaya Square. Jalan Tverskaya adalah “Jalan Mangga Besarnya”-nya Moskwa. Di sepanjang jalan ini terdapat restoran, bar, kasino, dan klub malam.

Di tengah pandangan tajam para bodyguard, kami pun memasuki Night Flight. Di ruangan pertama, kami berhadapan dengan meja resepsionis. Setiap kepala harus membayar 900 rubel untuk tiket masuk, termasuk free first drink. Tak lupa kami diminta melepas mantel dan menitipkannya kepada seorang petugas yang ada di  seberang resepsionis. Ya, mirip penitipan tas di toko buku, bedanya mantel-mantel kami  digantung pada hanger yang tersusun rapi.

Eit, belum selesai. Di dalam klub ini dilarang memotret. Kami semua digeledah. Saya hampir kedapatan membawa kamera poket. Untung barang itu sudah saya pindahkan ke kantong jas, jadi si bodyguard tak menemukan apa-apa pada tas kamera yang tergantung di pinggang. Tapi, meski berhasil menyusupkan kamera ke dalam, saya tak punya nyali untuk memakainya. Bisa bahaya, pikir saya.

Seperti di Indonesia, prostitusi merupakan bisnis ilegal. Seperti di Indonesia pula, di Rusia tak ada yang peduli dengan praktik tersebut. Polisi pun kabarnya tak ambil pusing dengan kegiatan ini. Sementara kelompok mafia Rusia disebut-sebut menjadi backing dari semua bisnis itu.

Suasana remang dengan kilatan cahaya lampu serta gambar-gambar gadis dengan pose vulgar yang dipajang di sepanjang dinding ruangan seolah menyambut kedatangan para tamu. Di sebelah kiri ada bar dengan bentuk memanjang ke dalam. Ratusan botol minuman di dalam rak berdinding cermin tersusun rapi.  Di sekitar bar belasan gadis rusia tampak hilir mudik. Sebagian  dari mereka terlihat asyik berbincang dengan  pria-pria bule yang kebanyakan mengenakan setelan jas lengkap. Sementara sebagian lainnya hanya berdiri dan mengobrol, sambil sesekali mencuri pandang ke arah sekelompok lelaki yang baru masuk ke klub.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com