Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (22): Shigatse

Kompas.com - 02/09/2008, 07:26 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Shigatse, kota terbesar kedua di Tibet, menggeliat dalam modernisasi. Toko-toko orang China bermunculan, sementara para biksu masih larut dalam lautan mantra dan sutra.

Kota baru Shigatse bisa dibilang cukup rapi. Toko, apotek, restoran, rumah sakit, hotel, diskotek, kelap-kelip lampu neon bertulis huruf China, semua ada di sini. Bahkan teknik restoran menarik pembeli yang lagi populer di pedalaman China sudah sampai ke sini. Restoran baru bernama “Bu Haochi – Tidak Enak” malah berhasil menarik banyak pelanggan yang penasaran. Warung Sichuan mendominasi pusat kota. Restoran makanan Tibet tergusur ke pinggiran.

Sementara sisi lain kota Shigatse, di kompleks perumahan orang Tibet di dekat kuil agung Tashinlhunpo sungguh kumuh. Walaupun jalan sudah beraspal mulus, trotoar nyaman dinaungi rindangnya pohon, berjalan di sini perlu kehati-hatian tingkat tinggi. Kotoran manusia bertebaran di trotoar.  Orang Tibet,  dari anak-anak sampai kakek nenek, laki-laki maupun perempuan, seenak hati tanpa sungkan berhajat di pinggir keramaian.

Tashilhunpo adalah salah satu kuil terbesar dan terpenting umat Budha Tibet, khususnya bagi sekte Topi Kuning aliran Gelugpa. Di sinilah dulunya Panchen Lama, pemimpin spiritual Tibet terpenting kedua setelah Dalai Lama, bertahta. Karenanya, dalam Revolusi Kebudayaan ketika tempat-tempat ibadah dan pemujaan di seluruh Tiongkok mengalami kerusakan parah, sebagian besar patung kuno dan artefak berharga di altar suci Tashilhunpo masih selamat.

Seperti kuil-kuil lainnya di Tibet, masuk Kuil Tashilhunpo pun dikenakan harga karcis yang tidak murah. Orang Tibet gratis. Orang China dan orang asing wajib bayar 55 Yuan. Kalau mau memotret atau mengambil film di dalam altar, biayanya lebih besar lagi.

Kuil ini seperti kota kecil dipagari tembok tinggi. Waktu zaman Panchen Lama masih tinggal di sini, sedikitnya 4.000 lama dan drapa tinggal di sini. Sekarang, jumlah biksu sudah menyusut drastis menjadi ratusan saja setelah pemerintah China menerapkan aturan ketat dalam perekrutan biksu. Biara tak bisa seenaknya saja menambah biksu tanpa persetujuan pemerintah.

Biara Tashilhunpo punya banyak relik permata nasional. Salah satunya adalah patung Budha Maitreya, Jambu Chyenmu, disimpan dalam gedung tinggi di kompleks kuil ini. Patung Maitreya dibangun oleh Panchen Lama kesembilan, setinggi 26 meter, menggunakan 279 kilogram emas dan ratusan ribu kilogram tembaga, permata, berlian, dan batu berharga lainnya.

           “Panchen Lama keempat disemayamkan di sini,” kata seorang pemandu wisata yang mengawal rombongan turis dari China, menunjukkan Ruang Stupa yang gelap. Di situ terdapat sebuah stupa besar menjulang setinggi 11 kilogram, diselimuti 85 kilogram emas, ditambah beragam jenis batu berharga dan intan permata.

Tempat persemayaman Panchen Lama ke-10 lebih besar lagi stupanya, menggunakan 614 kilogram emas murni. Betapa kayanya para lama yang berkuasa di Tibet, emas dan permata menghiasi kuil dan altar, sedangkan rakyatnya masih hidup dalam kemelaratan, hanyut dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada pemimpin spiritual dan penguasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com