“Tak apa. Menolong seorang anak Tsinghua, bagi saya sudah merupakan guangrong - kehormatan.”
Nyalam, sebuah pos perbatasan seram bagi para penyelundup, kini malah menjadi nyaman berkat bantuan Ding dan kawan-kawan yang baru saya kenal di jalan.
Pagi hari, kami berangkat ke Zhangmu, kota perbatasan Tibet dengan Nepal. Nama aslinya sebenarnya Dram, terlalu susah untuk lidah orang China. Jaraknya hanya 30 kilo di selatan Nyalam, jalanan terus menurun. Di pinggir jalan ada penunjuk kilometer, sudah menunjuk angka 5300 lebih. Jalan raya ini adalah yang terpanjang di seluruh China, yang konon angka nol nya berasal dari kota Shang Hai.
Setelah melintas Nyalam, pemandangan Tibet yang bergunung salju dan berpadang menghampar sudah tinggal kenangan. Gunung-gunung Himalaya kini digantikan bukit yang sambung-menyambung.. Padang rumput digantikan hutan lebat berwarna hijau pekat, sehijau warna pepohonan di Indonesia. Gemericik sungai kecil kini berganti air terjun yang mengalir deras. Alam berubah drastis, seperti spektrum yang tiba-tiba saja berganti babak.
(Bersambung)
_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!