Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (93): Bishnoi

Kompas.com - 11/12/2008, 06:43 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Tak secuil pun daging pernah masuk kerongkongan mereka, karena mereka adalah pengasih semua makhluk yang ada di alam raya.

Kakek Mamohan membonceng saya dan Lam Li di atas sepeda motor tuanya. Lam Li di tengah dan saya di belakang. Rasanya sungguh menyeramkan dengan kendaraan ini naik turun bukit, menyusuri gang sempit kota kuno yang disliweri oleh sapi, bocah, rickshaw, sampai mobil butut. Tetapi Kakek Mamohan sangat piawai mengendalikan kendaraannya, hingga kami tiba di tempat resepsi pasangan kemarin. Resepsi adalah puncak dari rangkaian acara pernikahan India. Keluarga kaya mengundang ribuan tamu, menunjukkan eksistensi dan posisi mereka dalam masyarakat.

Ada ratusan gadis cantik berpakian sari indah, penuh warna dan keanggunan. Para pelayan pun hilir mudik menyajikan makanan bagi para tamu. Yang ada hanya goreng-gorengan, roti chapati, dan nasi. Yang menjadi favorit pengunjung adalah martabak. Tak ada daging di sini. Semua makanan adalah vegetarian. Dalam agama Hindu ada ajaran cinta kasih yang besar terhadap sesama makhluk hidup, terutama binatang. Vegetarian adalah jalan hidup yang demikian utama.

Tetapi umat Hindu di Jodhpur ini tidaklah terbandingkan dengan kecintaan orang Bishnoi terhadap alam lingkungan mereka. Bukan hanya mereka tak membunuh hewan, umat Bishnoi bahkan tak menebang pohon dan rela mati demi keselamatan hewan dan tumbuhan di alam raya.

Bishnoi mungkin adalah sekte agama tertua yang memuja alam dalam segala manifestasinya. Didirikan oleh Guru Jambaji yang lahir tahun 1451, inti ajaran Bishnoi adalah seperangkat 29 aturan. Nama Bishnoi berasal dari kata ‘dua puluh’ (bish) dan ‘sembilan’ (no). Beliau tak mengajarkan pemujaan, pendewaan kitab suci, ritual di kuil-kuil megah, atau pengharapan akan mukjizat. Ajaran Jambaji intinya sederhana, manusia bisa bertahan hidup kalau mencintai alam. Tidak membunuh hewan, tidak menebang pohon, dan lepaskan diri dari keterikatan adalah beberapa poin utama. Umatnya ada 6 juta orang, terkonsentrasi di Rajasthan dan Gujarat, dan tersebar di beberapa negara bagian sekitarnya.

Tertarik dengan ajaran Bishnoi saya dan Lam Li menumpang bus antar desa yang penuh sesak menuju dusun Khajerli, terletak sekitar 20 kilometer dari Jodhpur. Desa ini gersang, tandus, panas. Padang pasir menghampar luas. Lupakan kemegahan kota biru Jodhpur dengan benteng-bentengnya yang megah. Khajerli adalah wajah tipikal sebuah dusun miskin India yang merangkak untuk bertahan.

Tetapi justru di desa kecil inilah semangat cinta kasih umat Bishnoi menggemparkan seluruh negeri. Ada sebuah kisah kepahlawanan yang akan dengan bangga diceritakan oleh penduduk Khejarli. Alkisah, di tahun 1730, Maharaja Abhaya Singh dari Jodhpur memerintahkan pasukannya untuk mencari kayu untuk membangun benteng. Para tentara datang ke desa Khejarli, yang kala itu juga merupakan desa padang pasir yang panas dan kering. Hanya pohon kejri yang tumbuh tinggi, menaungi  desa dan membawa kesejukan di bumi.

Melihat tentara Jodhpur yang hendak menebang pohon mereka, penduduk Bishnoi yang begitu mencintai alam berduyun-duyun untuk menghalangi. Amrita Dewi, seorang wanita desa, memeluk pohon besar itu sambil berujar, “tebanglah aku dulu sebelum menebang pohon ini.” Para tentara sama sekali tak terketuk hatinya. Mereka langsung mengayunkan kapak ke atas tubuh Amrita.

Melihat Amrita yang mati untuk melindungi pohon, penduduk desa bangkit amarahnya. Bukannya menyerang tentara, mereka beramai-ramai memeluk pohon itu. Tentara raja langsung bersikukuh untuk tetap menebang. Satu per satu penduduk yang memeluk pohon dibunuh. Tak membuat gentar, pemeluk Bishnoi yang lain menggantikan rekannya yang tewas untuk memeluk pohon besar itu. Mayat terus berjatuhan di sekitar pohon. Darah mengalir di mana-mana. Total 363 penduduk desa tewas untuk menyelamatkan sebatang pohon itu. Kini, di tempat pohon itu pernah berdiri, dibangun sebuah monumen untuk mengenang ratusan orang yang meninggal menyelamatkan sebatang pohon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Obelix Sea View, Tempat Gathering Asik di Yogyakarta

Obelix Sea View, Tempat Gathering Asik di Yogyakarta

Jalan Jalan
Aset Wisata Tanjung Kajuwulu di Sikka di NTT Akan Dikelola Desa

Aset Wisata Tanjung Kajuwulu di Sikka di NTT Akan Dikelola Desa

Travel Update
Wisata Noyo Gimbal View di Blora yang Murah Meriah Dikunjungi Banyak Orang

Wisata Noyo Gimbal View di Blora yang Murah Meriah Dikunjungi Banyak Orang

Travel Update
4 Jenis Turbulensi Pesawat, Ini yang Menimpa Singapore Airlines

4 Jenis Turbulensi Pesawat, Ini yang Menimpa Singapore Airlines

Travel Update
Cara ke Pasar Kreatif Jawa Barat Pakai Kendaraan Umum

Cara ke Pasar Kreatif Jawa Barat Pakai Kendaraan Umum

Travel Tips
Apakah Turbulensi Pesawat Bisa Dideteksi? Ini Kata Pengamat

Apakah Turbulensi Pesawat Bisa Dideteksi? Ini Kata Pengamat

Travel Update
Belajar dari Turbulensi Singapore Airlines, Tetap Pakai Sabuk Pengaman Saat Pesawat Terbang

Belajar dari Turbulensi Singapore Airlines, Tetap Pakai Sabuk Pengaman Saat Pesawat Terbang

Travel Tips
Pemula, Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Naik Pesawat Pertama Kali

Pemula, Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Naik Pesawat Pertama Kali

Travel Tips
5 Tips Wisata ke Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Datang Sore

5 Tips Wisata ke Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Datang Sore

Travel Tips
Bawa Rp 50.000 ke Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Bisa Beli Apa?

Bawa Rp 50.000 ke Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Bisa Beli Apa?

Travel Tips
4 Penginapan Sekitar Drini Park Gunungkidul untuk Liburan Panjang

4 Penginapan Sekitar Drini Park Gunungkidul untuk Liburan Panjang

Hotel Story
Bandung dan Bogor Raya Padat Wisatawan, Pemerintah Tawarkan Wisata ke Cirebon

Bandung dan Bogor Raya Padat Wisatawan, Pemerintah Tawarkan Wisata ke Cirebon

Travel Update
Fasilitas dan Wahana Seru di Drini Park Gunungkidul Yogyakarta

Fasilitas dan Wahana Seru di Drini Park Gunungkidul Yogyakarta

Jalan Jalan
Sejarah Waisak, Peringatan Lahir hingga Wafatnya Buddha Gautama

Sejarah Waisak, Peringatan Lahir hingga Wafatnya Buddha Gautama

Travel Update
Lokasi dan Rute Menuju ke Drini Park Gunungkidul

Lokasi dan Rute Menuju ke Drini Park Gunungkidul

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com