Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (105): Ruang Gawat Darurat

Kompas.com - 29/12/2008, 10:02 WIB

Tiga kali saya bolak-balik ruang gawat darurat, bank darah, dan lab mikrobiologi. Jalan pun sudah berat. Saya akhirnya menemukan laporan tes darah saya di atas lantai, disebar seperti sampah bersama laporan puluhan pasien lain. Orang-orang memunguti berkas mereka masing-masing seperti pemulung.

Saya kembali ke UGD. Suster sekarang menuruh saya ke ruang pemeriksaan sinar X. Saya seperti diplonco habis-habisan di rumah sakit raksasa ini. Semua energi terkuras menyusuri koridor-koridor gelap dan bau, mengunjungi ruang-ruang yang tersebar di seluruh penjuru, dan menyaksikan ratusan pasien yang tiduran di lantai menanti uluran tangan dokter.

Setelah jam makan malam, hasil laporan mikrobiologi keluar. Angka bilirubin saya 14,6, sedangkan ambang normal adalah 1,0. Bilirubin inilah yang membuat mata berwarna kuning.

           “Kamu kena hepatitis,” kata suster. Kalau hanya kesimpulan ini, saya pun sudah tahu sebelum berangkat ke rumah sakit ini.

           “Kamu harus diopname!” dokter memutuskan.

Saya berusaha membantah dengan berbagai alasan. Suster membaca kekhawatiran saya,

          “Jangan kuatir, my dear, di sini semua gratis!”

Gratis? Apakah saya tidak salah dengar? Dalam sekejap, rumah sakit yang kotor dan kejam ini berubah drastis dalam benak saya. Anjing yang berkeliaran di UGD langsung termaafkan. Sanitasi yang parah, tembok yang terkelupas, dipan yang berkarat, semuanya langsung berbalik menjadi apologi wajar sebuah tujuan yang teramat mulia. India, negara yang tingkat kemakmurannya jauh di bawah Indonesia, punya komitmen yang besar untuk menjawab setiap ketukan dari warganya. Obat-obatan, jarum infus, ranjang opname, pemeriksaan UCG dan sinar-X, semuanya cuma-cuma.

Bahkan negara ini mengulurkan tangannya menolong saya, seorang warga asing, tanpa memungut pembayaran sepeser pun.


(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com