Lahore hancur lebur. Gedung-gedung megah sepanjang Mall Road berubah menjadi puing-puing. Saya hanya satu individu yang tanpa arti di sini. Saya hanya bisa miris, hati saya menangis. Bahkan saya masih tak kuasa menahan air mata ketika diwawancara wartawan lokal.
Senja mulai membungkus Lahore. Api masih berkobar. Bangkai-bangkai mobil sepanjang jalan menjadi saksi kegilaan hari ini. Qutbi melangkah gontai. Saya mengikutinya. Kota tercinta ini dipenuhi asap gelap dan kemarahan. Hancur.
(Bersambung)
_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!