Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Kemaro Nan Melegenda

Kompas.com - 11/02/2009, 08:58 WIB

Salah seorang panitia perayaan Cap Goh Meh itu, Johny Prima, mengatakan saat ini mereka sedang melakukan berbagai persiapan untuk melakukan penutupan perayaan Tahun Baru Imlek atau Cap Goh Meh.

Ritual perayaan Cap Goh Meh selama ini, dipusatkan di Pulau Kemaro yang terdapat salah satu keleteng tertua di Kota Palembang dan makam Siti Fatimah yang menjadi salah satu legenda bagi warga etnis Tionghoa.

Menurut Johny, puncak ritual perayaan Cap Goh Meh dilaksanakan pada Sabtu malam, diisi dengan sembahyang dan ritual lain memuja Yang Maha Kuasa.

"Setiap perayaan Cap Goh Meh, ratusan ribu warga keturunan China dari berbagai kota di Indonesia bahkan dari Singapura, Malaysia dan RRC juga bersembahnyang dan berziarah ke Pulau Kemaro," ujar dia lagi.

Ia menyatakan, untuk menyambut kedatangan ribuan warga etnis Tionghoa tersebut, panitia perayaan Cap Goh Meh telah mempersiapkan berbagai fasilitas menuju Pulau Kemaro, terutama dukungan sarana transportasi menuju pulau yang berada di tengah Sungai Musi itu.

Transportasi dari Pasar 16 Ilir disiapkan kapal tongkang yang didesain khusus untuk perayaan hari besar China itu, dan pemasangan jembatan dari eks Pabrik Intirub, sehingga jemaat yang ingin beribadat di Pulau Kemaro dapat melalui jalur darat, kata dia.

Legenda Cinta
Perayaan Cap Goh Meh terasa semarak di Pulau Kemaro mengingat kawasan tersebut menjadi legenda bagi warga keturunan Tionghoa. Dalam legenda itu, pada zaman dahulu terdapat seorang anak raja dari Negeri China yang ingin mempersunting putri asli Palembang.

Percintaan mereka berakhir tragis, menyusul putra Raja China yang bernama Tan Bun Ann tersebut meninggal dunia setelah mengetahui guci yang dibawa prajurit dari tanah Tiongkok yang dibuangnya (guci untuk persembahan pinangan, semula dianggap tidak berisi apa-apa) ke dasar Sungai Musi ternyata berisi emas.

Selanjutnya putri asli Palembang pun ikut menceburkan diri ke sungai, dan sampai kini legenda tersebut masih diyakini etnis Tionghoa, ujar dia. Menurut legenda itu, dipercayai bahwa Pulau Kemaro yang menyembul keluar adalah kubur dari dua orang yang menceburkan diri itu.

Johny Prima mengatakan, sampai saat ini ratusan ribu warga keturunan Tionghoa setiap tahunnya pada perayaan Cap Goh Meh, terus mendatangi pulau tersebut untuk beribadat dan berziarah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com