Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (149): Jalan Persahabatan, Gang Martabat

Kompas.com - 27/02/2009, 07:54 WIB

Untuk kaum perempuan yang ingin melewatkan waktu luang, ada gedung khusus untuk menjahit dan menyulam. Selain mesin jahit, malah ada pula TV berwarna ukuran besar, untuk hiburan di sela-sela berkutat dengan jarum dan benang. Ada pula ruang cuci, dilengkapi dengan sederet mesin cuci modern dan sistem pembuangan air. Kebersihan terjamin. Toilet umum pun bersih dan tidak bau.

Turki tidak terbilang negara super kaya, tetapi dedikasinya untuk menolong negeri-negeri Muslim yang tertimpa bencana patut diacungi jempol. Saya sempat tersindir oleh selentingan penjaga pintu gerbang, “Mana tim relawan dari Indonesia? Kok tidak pernah kelihatan sama sekali? Di Muzaffarabad tak kedengaran, di Manshera pun tak ada?”

Saya pernah membaca di media Internet bahwa Indonesia pun ikut mengirim tim dokter ke Muzaffarabad. Tetapi ditugaskan di mana? Bahkan petugas KBRI pada waktu itu pun tak bisa memberikan jawaban.

Selain organisasi kemanusiaan, pemerintah Turki pun ikut terjun langsung ke Kashmir. Sabit Merah Turki membangun kompleks pengungsi modern. Mereka tidak tinggal di tenda, tetapi dalam rumah permanen yang bentuk dan ukurannya sama semua – kotak kubus bercat merah dan putih. Setiap kotak rumah dilengkapi dengan kasur, televisi, meja, kursi, yang semuanya serba modern dan cantik. Balok-balok rumah ini berjajar, berbaris rapi sepanjang baris dan kolom, dibagi menjadi beberapa blok dan distrik.

Friendship Street, Confidence Avenue, Dignity Lane, demikian mereka memberi nama jalan dan gang di kompleks pengungsi ini. Semuanya adalah harapan bagaimana Kashmir harus bangkit dari keterpurukan – persahabatan, martabat, kepercayaan diri, perdamaian, cinta, kebersamaan, dan seterusnya.

          “Tidak semua orang beruntung untuk bisa tinggal di sini,” kata penjaga kompleks, “kami hanya mampu menampung segini banyak. Masih tidak sedikit para pengungsi yang tinggal di kamp miskin dan kumuh.”

Sampai kapan? Pemerintah Pakistan sudah memberikan tanggal batas 31 Maret, semua kamp pengungsian harus dikosongkan. Ke mana para pengungsi akan pergi? Tidak ada yang tahu. Pemerintah belum siap dengan rumah penampungan. Organisasi asing dan pemerintah negara sahabat pun masih kelimpungan menghadapi kesulitan medan di pegunungan ini. Di Noraseri tempat saya bekerja, hanya beberapa keluarga saja yang sudah menyelesaikan pembangungan rumahnya. Tenggat waktu sudah begitu dekat, tetapi semua masih belum siap.

Bendera Turki berkibar gagah, di samping bendera Pakistan dan Azad Kashmir. Seorang pria yang menjadi gila karena gempa, berlari ke sana ke mari membawa bendera Turki. Begitu dalam cintanya pada Turki, negeri jauh di seberang sana yang mengulurkan tangan hingga ke pelosok pegunungan ini.

Jalan Persahabatan, Gang Martabat, Blok Perdamaian, rumah-rumah balok ini menyiratkan harapan dan tekad dari puing-puing reruntuhan.

(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com