Dengan langkah penuh percaya diri, berbekal surat yang sudah direstui oleh Madam, saya kembali lagi ke loket.
Jawaban pria dingin di balik loket tetap sama.
“Tidak bisa. Segala bentuk CD tidak bisa dikirim ke luar negeri!”
Sebelum saya ada seorang gadis Pakistan yang mengirim oleh-oleh ke Kanada. Ada boneka beruang besar, sekotak parfum cair, dan beberapa CD. Hasilnya sama saja. CD tak boleh dikirim, tetapi parfum dalam botol kaca malah boleh.
Saya mengadu lagi ke Madam. Bak seorang ibu yang penuh welas asih, beliau mendengarkan cerita saya. Sekarang Madam menemani saya kembali ke loket, ia yang mewakili saya bicara.
“Ini mehman, tamu... tak bisakah kita beri sedikit perlakuan istimewa?”
Madam bicara dengan penuh semangat. Pria di balik kaca tetap menggeleng. Madam menoleh ke arah saya, “Kya karen? Apa lagi yang bisa kita perbuat?”
Tak putus semangat, saya sekarang berada di kantor kepala kantor pos Lahore. Bahkan untuk mengirim CD pun saya harus berhadapan langsung dengan sang direktur.
“Secara hukum, mengirim CD ke luar Pakistan dilarang. Kalau kamu memaksa, bisa saja dikirim, tetapi risiko CD rusak ditanggung sendiri.”
Madam pun ikut bingung, malah menyarankan saya tanya lagi ke pedagang amplop di luar pagar. Ini sebenarnya siapa yang bekerja di kantor pos? Dari tadi saya disuruh tanya ke pedagang pinggir jalan.