Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (178): Kantor Pos yang Ribet

Kompas.com - 10/04/2009, 08:13 WIB

Bapak tua dengan kios amplopnya menyarankan saya untuk mengirim sebagai surat biasa karena kalau surat biasa jarang diperiksa apa isinya. Sebuah saran yang penuh risiko. Madam juga angkat bahu, ia ingin sekali menolong saya tetapi ia sendiri pun sebenarnya kurang begitu paham aturan kantor pos.

Mengapa mengirim CD keluar negeri dilarang melalui kantor pos Pakistan? Tak semua negara yang memberlakukan aturan ini. Dulu dari India saya mengirim banyak CD sebagai cadangan foto-foto digital yang sudah saya ambil, sama sekali tak masalah, dan harganya pun murah. Sekarang yang mengizinkan pengiriman CD hanya kurir yang mengutip biaya sampai ribuan Rupee.

           “Informasi,” kata Asad, seorang mahasiswa Universitas Punjab di Lahore, “adalah barang yang teramat sensitif di Pakistan. Kalau semua orang boleh mengirim CD, bayangkan berapa informasi rahasia negara kami yang bocor ke tangan musuh?”

‘Musuh’ terdekat Pakistan tepat berada di seberang pintu perbatasan, tiga puluh kilometer jauhnya dari Lahore.

Bapak tua pedagang amplop punya ide brilian lain.

          “Mengapa tidak mencoba mengirim nanti sore? Sekarang sudah siang, semua petugas yang bekerja di dalam kantor sudah mulai kerja dari pagi. Banyak mereka yang sudah lapar, capek, ingin pulang, dan sama sekali hilang hasrat untuk menolong sesama.”

Saya mengikuti anjurannya. Saya membawa Asad yang orang Pakistan untuk membantu saya. Pukul empat sore, di balik kaca loket pengiriman paket, adalah seorang pria muda berpakaian santai. Wajahnya cerah, senyumnya mengembang.

           “Sebenarnya, mengirim CD ke luar negeri memang bermasalah. Tetapi tak apa, karena kamu adalah mehman – tamu yang datang ke negara kami, saya akan menanggung segala risikonya kalau barang kamu tak sampai di tujuan.”

Konsep mehman menghancurkan tembok birokrasi yang tebalnya berlapis-lapis. Tak sampai hitungan menit, CD saya sudah diterima, dicap, dan dicatat. Biayanya hanya 177 Rupee plus 1 Rupee untuk registrasi.

Saya jadi belajar ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan – koneksi, suasana, kengototan, keberuntungan, dan tak lupa tentunya, timing. Ini bukan faktor sogok-menyogok, karena petugas pun sebenarnya tak selalu paham akan peraturan yang berlaku. Seorang mehman yang datang pada orang yang tepat di saat yang tepat boleh tersenyum bangga atas keberhasilannya menembus birokrasi Pakistan yang sukar dipahami dengan nalar biasa.


(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com