Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (190): Kuning Lagi

Kompas.com - 28/04/2009, 07:38 WIB

Beban keluarga besar Parkash semakin besar dengan rewelnya saya. Tak boleh makan berminyak, tak boleh daging, susu, dan telur. Semula istri Parkash selalu membikin masakan dengan minyak yang sampai menetes-netes, seperti biasanya masakan India. Parkash kemudian mengajari istrinya menu masakan baru, sup tomat ala Tiongkok, dicampur irisan kentang rebus. Biasanya orang hepatitis tak nafsu makan. Tetapi saya selalu kelaparan membayangkan sup tomat kental yang lezat ini.

Selain itu saya juga rajin beli glukosa, dicampur dengan serbuk putih, yang kata Parkash adalah ‘obat ajaib’. Paman Parkash adalah seorang dokter homopaetic. Saya sendiri tak tahu artinya. Yang jelas beliau ini mahir sekali membuat obat-obatan tradisional India, yang disebut obat Ayurweda.

          “Minum obat ini, lima kali sehari. Minum terus sampai kantung ini habis. Dan kamu akan berpisah dengan hepatitis selama-lamanya,” kata paman dokter itu meyakinkan.

Apa pun janjinya, obat ini tak nikmat diminum. Rasanya masam, walaupun sudah dicampur glukosa bersendok-sendok.

Madan, bocah berumur 10 tahun, keponakan Parkash, juga setia melayani saya. Waktu saya tidur, ia mengusir anak-anak kecil yang lainnya supaya tidak ribut dan berlari-larian di kamar. Anak-anak hiperaktif ini, terutama seorang bocah 5 tahun yang badannya berbulu lebat dan lahir waktu gerhana bulan, bisa melakukan hal-hal tak terduga seperti bermain bola di kamar, melempar-lempar kasur, atau berjingkrak di atas meja.

Waktu saya lapar, Madan langsung mengingatkan istri Parkash untuk menyiapkan makanan. Setelah matang, ia langsung menyiapkan kendi berleher panjang berisi air panas, lengkap dengan handuknya, buat saya mencuci tangan. Saya pun tak pernah haus, karena Mardan selalu menaruh es batu di jerigen berisi air dingin. Roti tawar, selai stoberi, glukosa, air tebu, semuanya selalu tersedia.

Parkash dan kakaknya Soresh pergi bekerja di LSM Sami Samaj Sujag Sangat sepanjang hari. Supaya saya tidak bosan, kamar tamu tempat saya tidur dipasangi televisi dan DVD player. Siang hari yang terik saya habiskan dengan tiduran dan membaca buku. Sorenya, ketika matahari mulai berkurang keganasannya, Soresh mengajak saya duduk-duduk di pinggir jalan, sambil berbagi cerita tentang segala macam, mulai dari agama, politik, sampai masalah keluarga.

Parkash juga selalu membawa pulang koran Dawn, koran terbesar yang didirikan oleh Muhammad Ali Jinnah, the Father of Pakistan. Koran berbahasa Inggris ini adalah jendela dunia luar buat saya, yang terkurung dalam sepetak kamar sepanjang hari.

Hari demi hari berlalu seperti ini. Seminggu serasa terbang, karena saya hanya terlelap hampir sepanjang hari dan malam. Angka SGPT saya sudah turun di kisaran 700-an. Masih amat-sangat tinggi, tetapi sudah lumayan.

Kalau ditanyakan kepada 52 orang anggota keluarga besar Piragani, kata apa yang paling menyebalkan, pasti itu adalah pilia, kuning. Setiap hari, setiap jam, sambil menunjuk mata, saya selalu bertanya ke siapa saja, “Pilia hai? Pilia hai? Masih kuning? Masih kuning?”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tebing Kapur di Pecatu Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing Kapur di Pecatu Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Amanah Borneo Park di Banjarbaru, Punya Wahana Seru untuk Anak-anak

Amanah Borneo Park di Banjarbaru, Punya Wahana Seru untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Amanah Borneo Park: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Amanah Borneo Park: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Misteri Pilar Besi Kuno Berusia 1.600 Tahun di India yang Tidak Berkarat

Misteri Pilar Besi Kuno Berusia 1.600 Tahun di India yang Tidak Berkarat

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com