Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Gurih yang Berlumpur di Kafe Gusti

Kompas.com - 01/05/2009, 09:10 WIB

Jika lumpur biasanya dihindari, di Kafe Gusti justru dicari. Lumpur yang diambil dari tambak ikan itu digunakan untuk membungkus ikan bandeng segar sebelum dibakar. Hasilnya adalah ikan bandeng gurih, dengan citarasa orisinal.

Kafe Gusti terletak di kawasan wisata Pantai Randusanga Indah, Brebes, sekitar empat kilometer dari pusat Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Ada beberapa warung di kawasan itu, tetapi agaknya kafe ini yang paling sering didatangi pelanggan.

Mengapa memakai nama kafe, bukannya warung atau restoran, karena menurut pemiliknya, Slamet Raharjo (49), suasana dibikin mirip kafe. Maksudnya, ada fasilitas karaoke di warung ini, juga live music tiap akhir pekan atau hari-hari tertentu. ”Full music-lah,” kata Slamet yang dibantu 15 karyawan dalam menjalankan usahanya ini.

Bukan sekadar karena beberapa tabloid dan koran pernah menulis warung ini, tetapi karena memang rasa masakan Slamet yang bikin pelanggan kembali dan kembali ke Kafe Gusti. Ia membumbui sendiri semua masakannya, sedangkan sejumlah karyawan bertugas membantunya. ”Supaya kualitas terjaga, harus tangan saya sendiri yang masak,” kata Slamet yang menemani kami ngobrol di siang yang panas itu.

Penggemar bandeng

Bandeng memang sengaja dipersembahkan untuk penggemar bandeng sebab, menurut Slamet, tidak banyak orang menyukai bandeng dengan alasan banyak durinya. Untuk pencinta bandeng, Slamet menyediakan beberapa menu bandeng. Ada bandeng pepes lumpur, bandeng bakar lumpur orisinal (jeroan tidak dibuang), bandeng bakar lumpur tanpa jeroan, dan bandeng bakar/pepes lumpur cabut duri.

Bandeng kok dimasak beserta jeroannya? ”Justru di situlah letak gurihnya. Bandengnya orisinal. Lemaknya masih banyak,” sahut Slamet.

Jadilah kami memesan bandeng bakar lumpur orisinal. Kami melongok ke dapur, menyaksikan karyawan warung membungkus bandeng dengan lumpur, menaruhnya di alat pembakar, dan meletakkannya di atas bara. Lumpur ini kata mereka justru menambah gurih ikan lantaran diambil dari tambak ikan, bukan dari sawah.

”Manfaat lumpur itu salah satunya untuk menahan agar api tidak langsung mengenai daging bandeng. Jadi, yang gosong lumpurnya aja. Lumpur juga mengurangi kadar amis,” ujar Slamet.

Lumpur yang gosong itu sebenarnya membuat selera makan kami sedikit menguap. Namun, setelah lumpur terkuak, daging bandeng yang sama sekali tidak dibumbui itu tampak gurih. Kaget juga karena rasanya benar-benar gurih daging ikan, tidak ada rasa bumbu. ”Katanya tadi pesan orisinal, ya memang tanpa bumbu,” tukas Slamet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com