Wah... wah..., memang gurih, tapi kalau ditambah nasi rasanya menjadi hambar. Bandeng orisinal ini paling cocok dimakan tanpa nasi alias dibuat camilan.
Bagaimana dengan bandeng pepes bakar Lumpur? Cara masaknya, ikan dibumbui dulu dengan rempah-rempah sebelum dibungkus dengan daun pisang. Setelah dikukus hingga 90 persen matang, barulah bandeng pepes itu diselubungi lumpur dan dibakar. Rasa gurih bandeng bercampur dengan rempah-rempah. Sedap….
Berani bumbu
Selain bandeng, menu unggulan lain adalah kepiting bakar asap dan udang bakar madu. Serba bakar ini adalah salah satu cara mempertahankan rasa asli bahan baku agar tidak terlalu ”tercemar” minyak goreng. Oleh karena itu, Slamet membubuhi banyak bumbu.
Kepiting bakar asap yang kami pesan, misalnya, begitu penuh dengan rempah-rempah. Kunyit, ketumbar, merica, kemiri, bawang merah, jahe, semua ada. Entah apa lagi. Lagi-lagi, rasanya juga sangat gurih.
Udang bakar madu tak kalah lezatnya. Selain rempah-rempah, udang ini dilumuri juga dengan saus, margarin, dan madu. Tiga sendok teh madu cukup untuk delapan ekor udang sekali masak. Udang yang telah dilumuri bumbu pun dibakar. Udang yang dipilih adalah jenis udang windu, yakni udang berwarna hitam yang berasa lebih manis dan berprotein tinggi.
Selain menu unggulan yang paling banyak dipesan itu, belasan menu lain ditawarkan pula di Kafe Gusti, termasuk tahu dan tempe. Kami pun menambah pesanan, yakni ikan pihi atau ikan sebelah (dua matanya berada di sisi yang sama) bakar serta kangkung oseng. Tak lupa es kelapa muda sebagai penyegar. Lengkaplah sudah menu makan siang kami.
Harganya? Rp 60.000 per porsi untuk kepiting bakar asap. Harga ini telah disesuaikan dengan ukuran kepiting. Kalau kepitingnya kecil-kecil, harga bisa Rp 40.000 per porsi. Untuk udang bakar madu yang rasanya khas itu, kami merogoh kocek Rp 80.000 seporsi (berisi delapan ekor udang windu besar).
Yang pasti, rasa gurih mendominasi semua menu masakan yang kami pesan. ”Masakan saya ini berani bumbu, kata orang sih tak kalah sama restoran berbintang, he-he-he. Gak pakai itung-itungan mahal atau murah, yang penting berkualitas dan proporsional,” kata Slamet. Untuk saus tiram, misalnya, ia memakai merek Lee Kum Kee.
Memang rasa gurih itulah yang dijual Slamet. ”Karena gurih itu menimbulkan kenikmatan, salah satu hal yang dicari orang saat makan,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.