Gagasan nasi bambu mulanya dibikin hanya sekadar ingin membikin Nyam-Nyam sedikit berbeda. ”Biar ada keunikan tersendiri. Ternyata kok banyak disukai. Bahkan ada yang memesan untuk katering. Pernah tiba-tiba ada yang pesan 500 buah. Maka, kami menyetok bambu supaya tidak kelabakan kalau ada pesanan,” terang Ninik.
Menu komplet
Tidak hanya nasi bambu yang menjadi andalan rumah makan ini. Nyam-Nyam menawarkan sejumlah menu, baik menu Oriental maupun Barat. Ada tempe penyet, ayam nangking, sapo tahu, ada pula steak. Ninik ingin menampung kegemaran orang yang beragam. Kebetulan di ruas jalan ini berdiri sejumlah kantor dengan karyawan dari berbagai suku bangsa. Tak sedikit pula ekspatriat.
Prinsip Ninik, menu mungkin tidak harus semuanya unik dan berbeda, tetapi rasa haruslah pas di lidah. Banyak warung menjual nasi goreng, misalnya. ”Tapi nasi goreng di sini bisa berbeda, lho. Coba saja, he-he,” katanya.
Meski demikian, Ninik yang suka membaca buku resep ini kerap mencoba mengkreasi menu. Lumpia, misalnya, dia bikin menjadi lumpia khas Nyam-Nyam. Apa bedanya?
Lumpia yang hanya diisi dengan cacahan ayam dan telur ini digulung sepanjang sekitar 30 cm, lantas digoreng. Setelah kering, barulah diiris-iris. Rasanya pun berbeda dengan lumpia isi taoge.
”Nyamleng kan?” tanya Ninik,
Nyamleng adalah ungkapan dalam bahasa Jawa untuk rasa yang nikmat, sedap, dan mantap. Itu yang menyebabkan mengapa tempat makan ini disebut Nyam-Nyam.
”Artinya, nyaman tempatnya, nyamleng makanannya, nyak ampuun... murahnya,” sahut Ninik.
Ha-ha-ha... bisa... saja.... (Susi Ivvaty)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.