Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cita Rasa Dua Bangsa (2)

Kompas.com - 26/11/2009, 19:12 WIB

Justru karena main sembunyi, saya malah makin penasaran. Saya minta saja pada mereka untuk membukanya. Masak sih lihat keju saja bisa pingsan. Lebay banget mereka, batin saya.

Ternyata, memang bukan tanpa alasan mereka tidak membuka bungkus keju di depan saya. Keju dari Corsica itu sudah berfermentasi sehingga baunya bagai barang busuk. Tidak hanya itu, di dalam keju ada mahluk hidup kecil yang menggeliat. Ulat! Iiihhhh, saya sampai enek sendiri melihatnya.

Keju terkenal dari Corsica ini memang sengaja dibusukkan dengan bantuan larva keju. Herannya, harganya sangat mahal. Biarpun sulit dicari dan harganya mahal tetap saja ulat sepanjang 8mm bikin pusing kepala. Beberapa orang memilih untuk membuang ulat terlebih dahulu sebelum memakannya, tapi ada pula yang memilih makan dengan ulatnya. Makanya, keju ini sering disebut sebagai keju berjalan.

Dengan tenangnya, mereka mencicipi keju itu dengan roti sambil berkata, “Hmmm... excellent (luar biasa).”

Walaupun ulat yang ada di keju sudah dibuang tetap saja saya berbisik kepada suami, “Sehabis makan ini kamu wajib sikat gigi dan kumur-kumur. Kalau tidak jangan harap ya Si Eneng mau nyium Akang lagi....”

Adam,  anak sulung saya, sudah jatuh cinta dengan keju sejak umur dua tahun. Ternyata, darah Perancis dari bapaknya mengalir kental. Bahkan, keju busuk yang paling terkenal di Perancis yaitu Roquefort, sangat digemarinya.  Keju yang difermentasi oleh penicillium roqueforti di dalam gua ini rasanya sangat ajaib di lidah saya. Selain bentuknya yang biru karena pembusukan, baunya pun menyengat luar biasa.

Herannya, tanpa saya sadari, perlahan saya mulai bersahabat dengan musuh saya itu. Saya tidak tahu bagaimana mulanya, tiba-tiba saja saya ingin mencicipi berbagai macam keju. Meski begitu, saya belum bisa bersahabat dengan si raja keju busuk (roquefort). Saya baru bisa menyantapnya jika dicampur dalam makanan atau dijadikan saus.

Bisa jadi saya tergoda oleh ekspresi wajah orang Perancis saat mereka menikmati keju. Kenikmatan yang saya lihat pada wajah-wajah mereka membuat saya melupakan bau khas yang tadinya tak enak di hidung. Sama seperti awalnya orang tak menyukai durian karena baunya, tapi lama kelamaan jadi menikmatinya.

Pete

Setiap kali pulang kampung atau orang tua datang berkunjung, sudah pasti satu tupperwear pete masuk dalam koper. Saya dan suami penggemar berat pete. Sekarang tambah satu:  Adam. Pete kami bekukan, kalau tidak mana mungkin bisa awet. Ibu saya tersayang selalu rajin mengupasi pete satu persatu untuk dibawa ke Perancis. Kulit ari si pete memang sengaja tak dibuka agar lebih awet. Jadi, apakah si pete kosong atau isi baru ketahuan nanti saat dimakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com