Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papandayan, Cocok untuk Pendaki Pemula

Kompas.com - 17/02/2010, 14:59 WIB

GARUT, KOMPAS.com - Berhiaskan gunung-gunung yang menghampar di setiap sudutnya menjadikan kota Garut memikat hati para pelancong untuk singgah. Kontur pegunungan yang eksotis dengan balutan tanah yang subur membuat Garut menjadi primadona wisata sejak zaman Belanda.

Tercatat dalam tahun 1910, Officieel Touristen Bureau, Weltevreden menyebut Garut sebagai Paradijs van het Oosten (surga dari timur). Di era tersebut berbagai fasilitas penunjang untuk memudahkan akses kunjungan dibangun seperti jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Cibatu dan Stasiun Cikajang. Keindahan alam dan keramahan penduduk lokal menjadikan Garut mendapatkan julukan Swiss van Java oleh Charlie Caplin dalam dua lawatannya pada tahun 1927 dan 1933. Bahkan Ratu Belanda, Wilhelmina-pun pernah mempunyai tempat peristirahat di kota ini.

Lanskap Pegunungan

Jajaran pegunungan yang mengepung kota Garut seperti Gunung Guntur, Cikuray dan Papandayan menjadikan bentang alam yang menawarkan adrenalin bagi pelacong untuk menjamahnya. Mendaki menjadi pilihan utama bagi para pelancong yang tidak ingin kehilangan setiap momen yang lewat. Menginjakkan kaki ke kaldera terluas di kawasan Asia Tenggara, Gunung Papandayan bisa menjadi pilihan liburan yang menantang bagi mereka yang rindu akan kebebasan dari rutinitas kantor maupun aktivitas pekerjaan. Semerbak bau belerang lngkap lanskap alamnya, Papandayan sungguh sayang kalau dilewatkan begitu saja dalam daftar liburan.

Gunung yang terletak 29 km dari Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Papandayan memiliki ketinggian 2.622 meter di atas permukaan laut. Gunung yang masih aktif ini terakhir meletus pada November tahun 2002. Kawasan wisata gunung Papandayan sangat cocok untuk para pendaki pemula, Selain tidak banyak membutuhkan persiapan yang lengkap seperti para pendaki profesional (pecinta alam). Kontur tanah Papandayan yang landai telah membentuk jalur pendakian yang aman sehingga memudahkan siapa pun untuk mendaki hingga mencapai bibir kawah. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memulai pendakian.

Persiapan Pendakian

Pakailah sepatu yang mempunyai cengkraman yang kuat, jangan memakai sandal sekali pun sandal tersebut sandal gunung. Bawalah masker atau handuk untuk menutup hidung saat bau belerang terasa menyengat hidung bisa sekali-kali membasahi handuk dengan air mineral yang dibawa agar berfungsi sebagai filter oksigen. Perhatikan arah angin yang berhembus, sebisa mungkin berjalan searah dengan angin. Mantel ataupun payung juga jangan sampai ketinggalan. Cuaca yang tidak menentu bisa menyelamatkan tubuh anda dari basah kuyup maupun peralatan memotret dari kerusakan. Dan yang penting bagi para pelancong, mintalah izin kepada warga setempat yang tinggal di bawah. Galilah informasi awal untuk mengenal medan pendakian, karena bagaimanapun mereka lah yang mengenal situasi terkini dari Gunung Papandayan.

Dari pemukiman penduduk inilah, pendakian dimulai. Tak seberapa jauh para pelancong sudah disambut pohon suwagi, vegetasi pegunungan yang lumrah ditemui di ketinggian tertentu. Sungai yang mengalir di sebelah kiri jalur pendakian dan tebing tinggi sebelah kanan mendominasi pandangan mata para pelancong saat mendaki. Dibutuhkan waktu sekitar dua jam untuk mencapai bibir kawah. Dua jam pendakian ini sebetulnya sudah termasuk dengan kegiatan snapshot sana-sini dengan kamera yang anda bawa. Karena bagi pendaki profesional waktu tersebut cukup lama, mereka hanya membutuhkan waktu 45 - 60 menit untuk mencapai bibir kawah.

Memandang Lautan Kaldera

Suhu kawah yang masih relatif tinggi di Gunung Papadayan justru menimbulkan ketertarikan tersendiri bagi para pelancong untuk mengamati secara dekat kawah tersebut. Papandayan memiliki sekitar 14 kawah, setiap kawah mengeluarkan asap yang berbeda-beda, ada yang putih dan ada yang berwarna kekuningan. Pascaletusan kawah yang besar (Nagrak) tertimbun longsoran dan membentuk danau yang dari kejauhan berwarna kebiru-biruan. Saat ini terdapat empat kawah baru yang sama-sama mengeluarkan asap sulfur berwarna putih kekuningan. Keempat kawah tersebut masih cukup muda, sehingga sangat berbahaya apabila pelancong tidak berhati-hati. Jauhilah kontur permukaan tanah yang berwarna kekuningan, karena tanah tersebut masih belum kuat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pecinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pecinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com