Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarapan Nasi Liwet Mbah Dasi

Kompas.com - 26/04/2010, 22:32 WIB

MBAH Dasi tahun depan akan genap berusia 80 tahun. Saat ini ia sudah lebih dari 35 tahun berjualan nasi liwet setiap pagi di emperan sebuah toko di Ngapeman, di Jalan Gajah Mada, Solo, Jawa Tengah. Mari sarapan nasi liwet Mbah Dasi.

Sega atau nasi liwet di Kota Solo dulu dijajakan berkeliling kampung oleh ibu-ibu sebagai sarapan pagi. Para penjual kebanyakan berasal dari Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Solo.

Ibu-ibu penjual nasi liwet saat itu menggunakan jarik atau kain dan kebaya. Mereka membawa dagangan dengan cara menggendongnya. Dalam gendongan itu, terdapat panci besar yang dipagari daun pisang mengelilingi panci. Di dalam panci berisi nasi liwet berikut kelengkapannya, yaitu daging ayam dan telur. Penjual nasi liwet juga menenteng panci berisi sambal goreng jipan atau labu siam.

Mbah Dasi yang berasal dari Desa Duwet, Baki, adalah tipikal penjual nasi liwet seperti itu. Dia dulu ider atau berjualan keliling. Namun, sejak tahun 1975, Mbah Dasi mangkal tetap di utara perempatan Ngapeman, Solo. Lokasinya saat ini berada persis di seberang Hotel Novotel dan Hotel Ibis di Jalan Gajah Mada.

Rasa nasi liwet Mbah Dasi masih ”orisinal” dan otentik khas sega liwet (m)Baki yang gurih. Penyajiannya pun masih menggunakan pincuk, tempat makan dari daun pisang. Pembeli bisa makan dengan sendok, tapi bisa menggunakan suru, alat menyuap nasi dari daun pisang. Sambil duduk bersila di tikar, atau dengan dingklik plastik kita bisa sarapan nasi liwet sambil mengobrol dengan Mbah Dasi yang ramah.

”Ini ayam kampung. Menawi mboten ayam kampung lengganane sami mlayu—kalau bukan ayam kampung, pelanggan pada lari,” kata Mbah Dasi dengan bahasa Jawa halus sambil menyuwir-nyuwir daging ayam yang dimasak dengan bumbu opor sehingga terasa gurih.

”Pakai telur satu atau separuh,” tanyanya sopan kepada pembeli—dalam bahasa Jawa halus pula.

Pembeli itu minta telur separuh. Mbah Dasi lalu membelah telur pindang menggunakan sehelai serat benang yang diikatkan pada pegangan panci blirik berwarna abu-abu. Ia tidak menggunakan pisau untuk memotong telur.

Gurih plus gurih

Sarapan nasi liwet adalah menikmati sensasi rasa serba gurih dengan gradasi kegurihan yang berbeda dari setiap unsurnya. Unsur utamanya adalah gurihnya nasi liwet yang dimasak dengan santan kelapa. Untuk 5 kilogram beras, Mbah Dasi memerlukan 4 butir kelapa. Air parutan kelapa itu diperas ditambah air hingga lima rengkot atau rantang (1 rengkot setara dengan 1 liter). Air perasan kelapa itu digunakan untuk ngaru atau memasak nasi. Beras yang sudah lunak kemudian ditanak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com