Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Madu dan Racun Trawangan

Kompas.com - 11/07/2010, 04:33 WIB

Taufik, Kepala Desa Gili Indah yang membawahkan gugusan tiga gili, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, mengatakan, 50 persen lahan di Trawangan sudah dikelola. Sekarang, para investor mulai merambah ke Gili Air, pulau kecil di sebelah Gili Trawangan.

Dibanding lima tahun lalu, Trawangan mulai terasa sesak. Dulu, hotel hanya tumbuh di tepi pantai, sekarang bangunan-bangunan semacam itu tumbuh jauh di dalam pulau. Turis-turis asing bercelana pendek pun kian banyak berkeliaran hingga ke pelosok kampung.

Banyaknya orang asing yang berinvestasi di Trawangan ada hikmahnya. Setidaknya, harga sewa tanah di pulau ini melambung tinggi. Harga sewa tanah di tepi pantai bisa ratusan juta, sedangkan di dalam pulau mulai puluhan juta.

Itulah yang mendorong warga lokal getol menyewakan lahan mereka pada orang asing. Papan pengumuman bertuliskan ”Land for Rent” berikut nomor telepon pemiliknya mudah ditemukan. Papan semacam itu biasanya ditempel di pohon di pinggir jalan.

Sudin (38), warga Trawangan, menyewakan 15 are (1 are setara 100 meter persegi) seharga Rp 105 juta selama 10 tahun kepada orang asing. Uang hasil sewa itu dia gunakan untuk membangun cottage dengan lima kamar. ”Kamar itu saya sewakan Rp 450.000 per hari dan hampir selalu penuh,” ujarnya bangga.

Dia juga membangun Manta Cafe yang selama Juni lalu selalu dipenuhi turis yang ingin menonton pertandingan langsung Piala Dunia.

Tidak selalu manis

Namun, kisah seputar sewa lahan tidak selalu manis. Warga yang bertemu penyewa nakal atau tidak bisa mengelola uang hasil sewa dengan baik hanya bisa gigit jari. Contohnya, Manan. Dia menyewakan lahan seluas 15 are kepada pasangan bule asal Inggris selama 15 tahun sejak tahun 2002 sebesar Rp 255 juta.

Sesuai perjanjian, sewa dibayar tiga kali masing-masing Rp 85 juta tahun 2002, 2004, dan 2005. Selain itu, setelah masa sewa selesai, tanah akan dikembalikan berikut bangunannya kepada Manan. Kini di atas lahan yang disewakan Manan telah berdiri penginapan bertarif Rp 1 juta-Rp 2,5 juta semalam, sebuah restoran, kolam renang yang juga digunakan sebagai tempat latihan diving.

Awalnya, semua berjalan lancar. Belakangan, penyewa mulai mangkir membayar sewa. ”Saya sampai harus mengancam baru dibayar,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com