Sekilas, penampilan beef goulash tampak seperti rendang, yaitu daging berbalur banyak bumbu dan warna coklat kehitaman. Namun begitu masuk ke lidah rasa, masakan itu melulu hanya berasa daging. Kalau ingin mendapatkan rasa gurih, beef goulash sebaiknya dimakan bersamaan dengan Swabian pasta.
Satu porsi beef goulash hampir memenuhi piring besar yang digunakan untuk menyajikan makanan. Rasanya porsi sebesar ini lebih pas untuk dimakan dua orang. Kata Heike, porsi makan yang banyak ini sesuai dengan postur tubuh orang Bavaria yang rata-rata lebih besar dari orang Jerman lainnya.
Menurut Heike, beef goulash ini bisa dimakan dengan sauerkraut. Makanan yang terbuat dari kubis cincang dan rasanya asam ini, kalau di Indonesia mungkin bisa disamakan dengan acar sebagai teman lauk pauk. Hanya saja, kalau acar hanya dianggap cocok untuk beberapa masakan saja, tidak demikian dengan sauerkraut. ”Di Bavaria, tidak ada makanan dihidangkan tanpa sauerkraut,” kata Heike.
Meski Paulaner Brauhaus adalah brand dari luar negeri, kata Hanny Wahyuni dari Paulaner Brauhaus, sebagian besar bahan baku untuk restoran ini didatangkan dari Indonesia, termasuk ayam dan daging sapi, kecuali daging sapi wagyu yang didatangkan dari Australia. ”70 persen kami menggunakan bahan baku lokal, sisanya baru didatangkan dari Jerman,” kata Hanny.
Berlokasi di jantung kota Jakarta, yaitu di kawasan Thamrin, Paulaner Brauhaus membidik para ekspatriat yang bekerja di Jakarta dan kalangan eksekutif muda Jakarta. Dengan kapasitas 350 tempat duduk, restoran ini ramai dikunjungi pada jam makan siang serta jam pulang kerja. (IYA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.