Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peresean, Adu Kekuatan Fisik Ala Lombok

Kompas.com - 24/07/2010, 01:43 WIB

"Mereka hanya boleh memukul daerah pinggang ke atas termasuk kepala. Jika kena kepala, maka biasanya pepadu akan langsung dinyatakan menang karena lawan sudah tidak lagi berdaya melanjutkan pertandingan," kata lulusan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) 2000 itu.

Selama menyelenggarakan peresean, cedera terparah yang pernah dialami peserta adalah harus menerima 18 jahitan di kepala.

"Mereka tidak akan menuntut panitia karena hal itu. Luka yang mereka dapat adalah resiko yang harus mereka tanggung sendiri. Biasanya mereka malu jika harus mengadu, karena akan dianggap tidak jantan," katanya.

Ia menyatakan, sebelum bertarung di arena, panitia harus memastikan bahwa di antara pepadu tidak ada dendam sebelumnya.

"Ini adalah pertarungan tanpa dendam dan tidak boleh ada dendam di luar arena pertandingan," katanya.

Selama bertarung, seluruh pepadu wajib mengenakan atribut khas peresean, yaitu kain sarung yang dililitkan di pinggang sepanjang lutut dan juga mengenakan ikat kepala.

Pada peresean di Lapangan Monjok yang digelar untuk menyambut HUT ke-17 Kota Mataram tersebut, panitia tidak menyiapkan hadiah istimewa, tetapi sekadar tali asih berupa uang Rp 20.000 bagi yang kalah dan Rp 25.000 untuk pemenang.

Peresean semula ditujukan sebagai ritual untuk meminta hujan, namun saat ini peresean lebih banyak dilakukan untuk memperingati hari-hari tertentu seperti Hari Ulang Tahun Kota Mataram, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia atau menjelang puasa.

"Antusiasme masyarakat tetap tinggi meskipun ini adalah tradisi yang biasanya sering terlupakan, karena kemenangan yang diperoleh dari ajang peresean ini akan turut mengangkat derajat dan gengsi seorang laki-laki," katanya.

Bagi seorang pepadu yang sudah disegani di masyarakat berjuluk Piring Nadi, tradisi peresean harus tetap dipertahankan agar tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com