BANDA, KOMPAS.com - Peserta reli kapal layar Sail Banda dari berbagai negara disuguhkan budaya Banda dalam upacara penyambutan (welcoming ceremony) di Pulau Naira, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (28/7/2010). Tidak hanya dalam bentuk tarian tetapi juga makanan.
Upacara penyambutan para peserta dari 21 kapal layar yang sudah singgah di Banda sejak Senin (26/7/2010) itu, dihadiri pula oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, dan Bupati Maluku Tengah Abdullah Tuasikal.
Dua jenis tarian adat asli Banda dipertunjukkan dalam acara tersebut, yaitu tarian Ulufatu dan tarian Wanare. Selain tarian, mereka pun dipertontonkan lomba perahu tradisional Banda, belang atau kora-kora dari lima kampung adat dan sebelas kampung nasional.
Usai upacara penyambutan, para peserta kapal layar disuguhkan makanan khas Banda. Sejumlah peserta kapal layar sangat terkesan dengan budaya yang dipertunjukkan masyarakat Banda.
"Tariannya unik, makanannya sedikit pedas, dan jenisnya bervariasi. Sangat sulit saya menemukan hal seperti ini , apalagi ditambah panorama alamnya yang indah," tutur Karin (62), peserta kapal layar asal Swiss yang berlayar hanya bersama suaminya dengan kapal Intiaq.
Di tengah upacara penyambutan, Fadel Muhammad mengalungkan pala ke sembilan peserta kapal layar. Pala merupakan komoditas utama Banda yang membuat bangsa-bangsa di Eropa berlomba-lomba mencari Banda sejak abad ke-15.
Dalam kata sambutannya, Fadel mengatakan, Sail Banda merupakan momentum bagi Banda dikenal dunia kembali. "Saya datang bersama tim yang beranggotakan 22 orang. Mereka nanti akan mendata hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat Banda untuk maju. Pemerintah akan berupaya agar Banda bisa dikenal dunia kembali," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.